Abu dan Ramadhan

Selama bulan Ramadhan berlangsung satu minggu terakhir, ada hal yang berubah pada diri Abu.

Sebelumnya dia biasa datang ke rumah ketika saya akan berangkat kantor, saat ini dia biasa datang ke rumah menjelang imsak. Mengeong minta dibukakan pintu, dan langsung menuju tempat makannya dimana dia meminta satu scoop, eh bukan satu, tapi dua scoop keripik. Ya, di bulan Ramadhan ini Abu selalu minta minimal dua scoop sekali makan. Jika hanya satu, maka sehabis menyantap keripiknya, ia akan berteriak kembali untuk meminta satu scoop lagi.

Sehabis mendapatkan dua scoop, ia langsung naik ke atas meja kaca tempat meja tamu, dan leha-leha disana sambil menunggu waktu Subuh. Dia tidak banyak berbicara ketika leha-leha, hanya sedikit mengeong ketika dipanggil namanya, kemudian kembali dengan posisi enaknya. Biasanya dia berleha-leha di meja kaca sampai saya berangkat kantor pukul 6 kurang, atau sampai diusir oleh mertua karena sudah makan sahur.

Sorenya, ketika saya pulang ke rumah, Abu biasanya sudah berada di rumah. Ini disebabkan istri saya sampai di rumah lebih dahulu daripada saya. Ketika saya sampai rumah, Abu dengan sigap menggiring saya ke tempat dia biasa menyantap keripik kesukaannya sambil mengeong-ngeong tanda kelaparan. Karena sudah sore dan Abu saya pikir berpuasa sejak sahur, saya langsung memberinya satu scoop. Ternyata ketika saya memberinya makan, mertua dan istri sudah ditipunya sejak tadi dan masing-masing sudah memberikan dua scoop. Artinya Abu di sore hari menjelang berbuka, dapat menikmati lima scoop keripik sekaligus.

Continue reading