Asiknya Tidak Punya Waktu Luang

Beberapa tahun lalu di tempat kerja saya dikenal sebagai seseorang yang banyak punya waktu luang. Buktinya adalah saya selalu paling duluan menunggu shuttle kami ketika jam pulang. Dan saya banyak sekali menganjurkan kepada teman-teman shuttle untuk pulang lebih cepat dari biasanya. Tentunya jika salah satu anggota shuttle yang jabatannya manager tidak ikut pulang atau tidak masuk hari itu…hehehe.

Namun itu sudah cerita lama. Saat ini hampir tidak ada waktu luang buat saya di tempat kerja. Kadang saya tidak menyadari bahwa jam pulang sudah dekat saking asiknya bekerja. Bahkan kalau lagi sibuk-sibuknya, saya bisa sama sekali tidak mengecek email saya di Yahoo maupun Gmail pada hari tersebut.

Tadinya saya merasa kesibukan membuat saya kerepotan, tapi rupanya itu tidak terjadi. Yang saat ini saya rasakan adalah saya mampu mengerjakan segala sesuatunya lebih cepat, sehingga kerjaan yang saya selesaikan lebih banyak. Begini ceritanya…

Dulu waktu pertama kali bergabung dengan kelompok kerja saya saat ini, saya memiliki waktu luang kira-kira 1/2 bulan dari satu bulan kerja. Itu karena saya hanya bekerja sejak selesai closing day hingga paycheck day. Atau jika dihitung dengan minggu kira-kira hanya 2 minggu. Selebihnya saya mengerjakan tugas tambahan yang diberikan ke saya. Jika tidak ada, ya saya bisa saja ngenet seharian atau membaca-baca sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan yang baru saya geluti tersebut (walaupun ini jarang dilakukan….hehehe)

Saat ini saya praktis hanya memiliki waktu luang 2 hari dalam satu bulan. Yaitu satu hari menjelang closing dan hari closing itu sendiri. Selebihnya ada saja kerjaan rutin yang saya lakukan. Hasilnya saya dapat menyelesaikan pekerjaan yang cukup banyak, kadang malah disusupi oleh tugas tambahan yang datang bertubi-tubi ketika yang satu baru datang, yang berikutnya datang kembali tanpa diduga-duga. Saya merasa kapasitas saya bertambah seiring perjalanan waktu. Bahkan saat ini saya sudah dapat memanage waktu saya sehingga kadang pekerjaan saya selesai sebelum jam pulang datang.

Masih ada pula potensi kegiatan yang akan saya alami di beberapa bulan mendatang. Dan kegiatan itu kemungkinan besar sangat memakan waktu luang saya saat itu. Saya berharap dengan sedikitnya waktu luang, akan lebih banyak lagi kegiatan yang saya lakukan, sehingga kapasitas saya semakin bertambah.

Beberapa bulan lalu ketika saya sedang menyetir mobil menuju rumah Ibu saya di Cibubur, saya mendengarkan percakapan radio antara penyiar radio dengan seorang motivator termuda, yaitu Bong Chandra. Menurut dia untuk menjadi sukses ada 5 hal yang perlu dilakukan, di antaranya adalah kita harus meningkatkan kapasitas kita dan juga membuat kita dalam situasi kepepet. Nah dua hal tersebut itulah yang saat ini sedang saya lakukan selama setahun terakhir ini. Saya meningkatkan kapasitas saya, dan selalu membuat diri dalam keadaan kepepet.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Prof. Johannes Surya, Phd dalam konsep “Mestakung”-nya. Mestakung disini adalah kependekan dari Semesta Mendukung. Menurut Prof. Surya alam semesta akan mendukung kita jika kita berada dalam titik kritis. Salah satu contoh yang dia kemukakan adalah bagaimana Indonesia mampu meraih emas dalam olimpiade fisika beberapa tahun lalu. Bahkan peserta Indonesia tersebut menjadi best of the best dalam ajang itu.

Konsep yang juga mirip dikemukakan oleh @JayaYEA di twitter dan bukunya “The Power of Kepepet” atau di twitter dia kasih tag #Tepok. Disitu disebutkan, jika kita dalam posisi yang kepepet, contohnya abis kena PHK atau resign mendadak dari pekerjaan, maka biasanya kita akan sukses karena kita tidak punya pilihan lain untuk bertahan hidup. Kalau cerita yang sering saya dengar (bukan dari @JayaYEA dapatnya) adalah ketika Napoleon Bonaparte menyerang suatu daerah tertentu, maka dia akan bakar Kapal yang dipakai tentaranya. Dengan demikian tentaranya tidak punya pilhan lain selain memenangkan perang, karena tidak dapat kabur lagi dari medan peperangan.

Jadi, ketika tiga orang yang memiliki kredibiltas bagus di bidang telah bilang hal yang sama, tentunya hal tersebut sudah terbukti khasiatnya.

Tunggu apalagi, mari buat diri kita sibuk dengan tugas-tugas kita, dengan demikian kapasitas kita meningkat apalagi jika tugas-tugas tersebut memiliki urgensi yang sangat tinggi.

Mari kita buktikan omongan ketiga orang di atas tersebut. {nice1}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *