Apa reaksi anda para lelaki jika melihat wanita cantik nan seksi lewat di depan hidung anda? Pasti kebanyakan dari anda akan teralih pandangannya ke arah wanita cantik nan seksi tersebut. Dan hal itu dianggap lumrah oleh kebanyakan orang. Komentar mereka, “Itu tandanya elu masih normal.”
Namun bagaimana jika anda melakukan sesuatu terhadap wanita cantik nan seksi tersebut. Katakanlah anda menggodanya, bahkan kondisi yang paling ekstrim, wanita cantik nan seksi tersebut malah menggoda anda. Apa yang akan anda lakukan?
Untuk kondisi ini mungkin reaksinya bermacam-macam. Ada yang langsung tergoda dan terang-terangan membalas godaan wanita tersebut. Ada yang diam-diam tergoda dan menunggu tempat sepi atau hingga tidak ada orang lain terlebih dahulu baru membalas godaan wanita tersebut. Ada juga yang merasa sangat deg-degan karena belum pernah digoda wanita sebelumnya. Bahkan ada juga yang menolak godaan wanita tersebut.
Bagi yang langsung tergoda atau menunggu sepi terlebih dahulu saya rasa menjadi reaksi paling banyak dari kebanyakan lelaki. Jarang sekali yang menolak godaan wanita cantik nan seksi yang berada di depan hidung anda. Namun yang menolak ini belum tentu pendiriannya bertahan lama. Jika teman-temannya ngomongin wanita cantik itu terus menerus, dan si wanita menggoda terus menerus maka bisa saja pendiriannya goyah dan ikutan tergoda kepada wanita cantik ini.
Sekarang dengan mengacu kepada kondisi di atas, mari kita ibaratkan wanita cantik nan seksi tersebut sebagai uang korupsi. Diri anda digoda oleh uang korupsi yang jumlahnya miliaran yang tentunya jarang atau belum pernah anda lihat sebelumnya namun uang itu menggoda anda untuk segera menggunakannya walaupun anda tidak berhak untuk menggunakannya secara sah.
Untuk yang langsung tergoda artinya dia secara terang-terangan mengambil uang korupsi walaupun diketahui orang banyak dan tidak malu-malu menunjukkan hal tersebut. Bagi yang menunggu sepi artinya dia mau mengambil uang korupsi tersebut selama orang lain tidak tahu apa yang diperbuatnya. Hanya dirinya dan si pemberi uang korupsi.
Sedangkan bagi yang menolak, tentunya uang korupsi itu tidak berhenti begitu saja. Uang tersebut terus menggodanya lewat teman baiknya, keluarganya, rekan kerjanya bahkan masuk ke dalam pikirannya sehingga setiap hari paparan uang korupsi masuk ke dalam berbagai aktifitasnya sehari-hari.
Dari cerita di atas seakan-akan korupsi dapat mengenai siapa saja bahkan orang yang tadinya sangat benci atau memerangi korupsi. Bahkan orang yang imannya cukup kuat pun bisa luluh juga melakukan korupsi karena saking gencarnya promosi media, teman, keluarga dan rekan bisnis akan adanya kesempatan melakukan korupsi.
Banyak orang yang bilang bahwa batas antara benci dan cinta itu sangat tipis. Jadi bila saat ini anda lihat ada orang yang benci dengan perilaku korupsi, itu mungkin karena yang bersangkutan tidak memiliki kesempatan untuk korupsi. Jika suatu saat dia memiliki kesempatan yang besar untuk korupsi, maka ada peluang besar bagi dia untuk mencintai tindakan korupsi.
Mungkin anda berpikir kenapa saya memiliki pikiran jahat kepada para penggiat anti korupsi di negeri ini. Saya bukan memiliki pikiran jahat, tapi saya hanya bersikap realistis. Saat ini kita semua terpapar oleh sebuah kata yang namanya korupsi. Anda lihat media yang ada di negeri ini. Apakah ada dalam satu hari saja seluruh surat kabar yang beredar di Jakarta tidak ditemukan kata korupsi di dalamnya? Atau lihat dan dengar media televisi, apakah ada satu hari penuh tanpa membicarakan korupsi? Tentu saja tidak !!!
Loh tapi kan jika kita tidak membicarakan korupsi nanti para pelaku korupsi akan seenaknya melakukan korupsi donk. Pada akhirnya uang rakyat akan habis dikuras oleh para pelaku korupsi tersebut karena tidak ada orang yang aware akan hal tersebut. Belum tentu !!!
Saat ini kita sudah disuguhi oleh berita korupsi dan bahkan banyak pejabat-pejabat penting negeri ini harus menikmati bui karena dituduh korupsi. Tapi apakah korupsi berkurang?
Saat ini sudah ada institusi khusus untuk memberantas korupsi. Kabarnya mereka berhasil menangkap basah beberapa pejabat melakukan korupsi dan menjadi momok tersendiri bagi para pejabat. Kabarnya gara-gara ada institusi khusus tersebut kegiatan korupsi pun tidak bisa lagi terang-terangan. Tapi apakah korupsi berkurang?
Jawaban dari dua pertanyaan di atas dengan yakin saya jawab TIDAK!!
Lalu bagaimana cara kita memberantas korupsi? {nice1}