Impresi Awal Kopaja S-13

Akhirnya siang tadi abis makan siang saya mencoba untuk pertama kalinya naik Kopaja AC S-13. Saya naik Kopaja tersebut bareng teman kantor untuk kembali ke kantor yang jaraknya dari tempat saya naik hanya sekitar 1 – 2 km.

Untuk masuk ke Kopaja S-13 kita harus melewati pintu depan. Masuk ke bis langsung ada alat yang biasa digunakan di tempat wisata seperti dufan. Saya tidak tahu namanya, tapi lihat saja di sini di bagian kiri gambar. Awalnya agak repot juga melewati alat tersebut, tapi setelah didorong seperti di dufan, rupanya cukup mudah. Alat ini mungkin sebagai fungsi kontrol siapa-siapa saja penumpang yang masuk ke kopaja tersebut. Namun jika anak kecil melewati alat tersebut, maka dia bisa lolos tanpa harus mendorong alat tersebut.

Masuk ke bagian dalam bis saya langsung melihat susunan bangku yang lebih rapi dan empuk dan lega dibanding kopaja biasa dan sejenisnya. AC juga nyala dengan suasana mirip busway. Tempat pegangan tangan di tengah-tengah bis juga tersedia untuk orang yang berdiri. Yang pasti dari sisi fasilitas, kelas Kopaja AC ini sepertinya jauh lebih baik, bahkan impresi awal saya lebih baik daripada busway.

Namun impresi awal yang baik tersebut masih juga dinodiai oleh operasional bis yang masih seperti bis-bis lainnya, yaitu mengetem di tengah perjalanan untuk menarik penumpang. Rupanya layanan yang seperti ini masih belum bisa dikurangi walaupun fasilitas bis sudah dapat diperbaiki.

Menaik-turunkan penumpang pun masih sesuai keinginan penumpang, tidak perlu menggunakan halte khusus. Khusus untuk ini saya masih maklum karena memang halte di jalan-jalan Jakarta masih belum jelas keberadaannya kecuali di jalan-jalan protokol.

Uniknya, untuk turun dari bis, kita harus melewati pintu belakang yang dibuka secara otomatis dari tempat supir. Untuk keluar ada lagi alat seperti yang saya sebutkan di pintu masuk. Jadi mungkin saja alat tersebut digunakan untuk melancarkan arus lalu lalang orang agar tidak bertubrukan karena untuk masuk harus lewat pintu depan, dan keluar harus lewat pintu belakang.

O iya, seperti yang sudah saya baca sebelumnya di surat kabar, tarif Kopaja AC ini adalah Rp 5000 jauh dekat. Cara bayarnya mirip dengan naik patas AC, jadi habis melewati titik tertentu, kondektur akan berkeliling untuk menarik sewa (istilah para kondektur ataupun supir angkutan umum mengenai tarif angkutan umum). Walaupun saya hanya mencobanya dalam 1 – 2 km, tapi saya tetap membayar sesuai tarif karena saya yakin itulah harga dari sebuah pengalaman unik naik angkutan umum model baru di Jakarta.

Karena Kopaja S-13 ini lewat depan kantor saya, lain kali jika pulang naik kendaraan umum, saya akan coba naik Kopaja ini lagi. Lebih mahal memang, tapi rasanya lebih murah bagi saya yang kebetulan arah pulangnya searah dengan arah trayek Kopaja ini.

Semoga layanan Kopaja semakin ditingkatkan, terutama mengurangi kebiasaan ngetem di tengah perjalanan. Ini adalah pengalaman pertamaku naik Kopaja S-13. Bagaimana pengalaman anda? {nice1}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *