Beberapa hari belakangan ini kita disuguhi iklan yang tidak seperti biasanya. Iklan yang ditampilkan hanyalah sebuah pencitraan terhadap sebuah perusahaan yang sudah lama berada di Indonesia. Perusahaan itu adalah Chevron Indonesia, atau yang dulu dikenal dengan Caltex Pacific Indonesia dan Unocal Indonesia.
Chevron Indonesia adalah perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia. Kategori usahanya adalah usaha hulu dimana dia mengambil dan mengolah minyak dan gas bumi, kemudian dijual dalam bentuk minyak mentah ke berbagai kilang minyak. Untuk kasus di Indonesia tentunya kebanyakan atau keseluruhan dijual ke kilang milik Pertamina.
Untuk gasnya, sejauh yang saya ketahui, diubah ke bentuk cair dan dikirim lewat kapal untuk digunakan oleh pembelinya. Karena yang saya tahu tidak ada pipa gas langsung ke konsumen dari lapangan Chevron bekas Unocal terdahulu.
Lalu kalau bisnisnya adalah hulu, dimana tidak langsung menjual produknya ke konsumen retail, kenapa Chevron Indonesia beriklan di televisi, koran, bahkan di internet? Berikut adalah cuplikan dari iklan Chevron Indonesia yang ada di koran dan internet.
Iklan Chevron Indonesia di koran Kompas
Iklan Chevron Indonesia di detik.com
Bahkan di iklan tersebut ada link website yang diberikan, yaitu www.chevronindonesia.com. Sayangnya link tersebut hanyalah domain kosong yang sebenarnya merefer ke salah satu bagian dari website resmi Chevron yaitu www.chevron.com.
Jika dilihat dari isi iklannya, maka ada empat topik utama yang diusung Chevron dalam iklannya
1. Dukungan terhadap masyarakat sekitar
2. Perlunya inovasi
3. Pemenuhan kebutuhan energi masa depan
4. Komitmen terhadap negara
Dari keempat topik tersebut tidak ada satupun produk maupun layanan yang coba dijual oleh Chevron dalam iklannya. Dalam website resmi Chevron, merk untuk produk mereka dikenal dengan nama-nama Chevron, Texaco, Caltex atau dapat dilihat di sini.
Tidak ada satupun iklan tersebut yang mengarahkan pembaca iklannya untuk membeli salah satu dari produk-produk Chevron dengan ketiga merk di atas.
Jadi untuk apa dia beriklan? Apa karena punya energi Geotermal? Saya rasa tidak juga, karena energi Geotermal tersebut digunakan sebagai tenaga pembangkit listrik dan listrik itulah yang dijual ke konsumen lewat PLN. Jadi lagi-lagi Chevron tidak bersentuhan langsung dengan konsumennya.
Setelah googling dengan keyword “Kenapa Chevron Beriklan” saya mendapatkan link pertama dari googling adalah sebagai berikut :
http://www.copywritingskill.com/index.php?option=com_content&task=view&id=168&Itemid=47
Isi dari link tersebut saya copy paste disini sebelum dihapus oleh yang punya
CHEVRON BUANG DUIT |
Kalau kita perhatikan di loayar TV akhir-akhir ini, ada iklan corporate Chevron yang copywritingnya enggak banget. Alih-alih mendapat simpati, malah menimbulkan kesan sombong, serta tidak membumi. Gawat. Ini sama aja Chevron buang duit! Sebenarnya, untuk apa sih Chevron membuat iklan itu? Buat jualan? Nggak mungkin kan? Lha wong semua hasil produksinya harus dijual ke Pertamina kok. So, satu-satunya alasan Chevron membuat iklan corporate itu adalah untuk meraih simpati masyarakat umum. Soalnya, Chevron adalah perusahaan Amrik yang rawan konflik (ingat terorisme anti Amerika?). Jadi dia harus mewujudkan image bahwa keberadaanya di Indonesia ini sangat bermanfaat untuk rakyat Indonesia, bahwa dia memberi lapangan pekerjaan pada ribuan keluarga, bahwa dia memberi energi yang terbarukan, bahwa dia bla…bla…bla…bla…. Iya sih, di iklan itu memang disebutkan dia mempekerjakan sekian ribu pegawai prbumi. Tapi, the whole tone of the commercial itu kok kesannya sombong ya? Kenapa? Karena ia selalu menggunakan kata “kami”, “kami” dan “kami”…. kelihatan banget Chevron ingin menonjolkan diri dan merasa penting. Apalagi ada salah satu kalimat yang arogan banget: kami adalah perusahaan energi terbesar di dunia! Weleh…weleh….ck….ck…ck… suombongnya…!!! Terus, kalau situ terbesar, apa dong yang sudah dia sumbangkan buat masyarakat? Penyumbang BLT terbesar kah? Penyumbang ‘gempa Sumatra’ terbesar kah? Kok nggak kedengeran yach…?! Seharusnya, Chevron menunjukkan wajahnya yang jauh dari kesan itu semua. Seharusnya Chevron tidak menonjolkan ke “kami” an nya. Sebab materi corporate (yang saya yakini adalah materi CSR) seharusnya menunjukkan wajah yang simpatik, rendah hati dan helpfull. Ingat, Chevron memiliki ‘musuh’ para pecinta lingkungan hidup, karena memiliki lokasi di hutan lindung. Ingat, Chevron memiliki ‘hutang’ karena lebarnya jurang pemisah antara masyarakat setempat dengan kesejahteraan pegawai Chevron. Saya tahu, para petugas CSR Chevron di lapangan telah berupaya keras menjembatani kesenjangan dan problematika seperti ini dengan mengadakan kegiatan yang betul-betul bermanfaat, tapi kok nggan kelihatan ya dalam iklan itu? Mana wajah Chevron yang ‘caring’? Mana wajah Chevron yang sabar? Apa sudah nggak ada lagi, atau semata klesalahan sgency dan copywriternya dalam mengkomunikasikan CSR activities nya….? Ayo deh, ditinjau ulang, supaya wajah Chevron nggak kebutu ‘rusak’…? |
Hebat ya, iklan ke televisi, media massa, bahkan internet hanya untuk kampanye CSR yang padahal cakupannya hanya untuk masyarakat sekitar daerah operasi yang terkena dampak langsung dari operasi eksplorasi dan produksi Chevron. O ya untuk diketahui, biaya CSR itu adalah non-cost recovery, artinya biaya iklan televisi yang nilainya puluhan hingga ratusan juta rupiah per menitnya, atau biaya iklan di kompas yang 1/2 halaman full color itu sekitar 200-300 juta per harinya, atau biaya iklan di detik.com selama berhari-hari yang tentunya juga tidak murah tidak akan diganti oleh pemerintah sebagai bagian biaya operasi.
Apa mungkin Chevron mau masuk ke industri hilir mengikuti Shell, Total dan Petronas dengan membuka SPBU? Sepertinya jalan ke situ belum terlihat!
Chevron pun bukan perusahaan hulu pertama yang beriklan di koran maupun media massa. Sudah pernah ada Exxon Mobil melakukan hal yang sama beberapa waktu lalu.
Apakah memang sedang tren untuk perusahaan hulu minyak dan gas beriklan ke televisi dan media massa? Hanya untuk kepentingan CSR? Adakah efeknya? Saya tidak tahu, karena saya bukan marketer apalagi CSR specialist.
Kita tunggu saja raksasa minyak dan gas lainnya beriklan. Total, ConocoPhillips, dan BP kapan kalian menyusul? {nice1}