Pendapat Pribadi Mengenai Esemka

Akhir-akhir ini pemberitaan media massa mengenai mobil rakitan anak SMK atau yang dikenal dengan nama Esemka (mungkin diambil dari penyebutan nama SMK) semakin gencar. Dipelopori oleh aksi dari walikota Solo, Joko Widodo yang mengganti mobil dinasnya dari Toyota Camry ke Kiat Esemka Rajawali pada awal tahun 2012 lalu.

Langsung saja se-Indonesia geger! Seperti biasanya Wink

Pejabat dan tokoh masyarakat berbondong-bondong pergi ke solo untuk mencari tahu mengenai mobil rakitan anak SMK ini bahkan beberapa melakukan pemesanan dari beberapa unit hingga ke puluhan unit.

Tulisan saya kali ini ingin mengutarakan pendapat saya mengenai mobil Esemka, apapun nanti merek resmi yang dikeluarkan apalagi jika nantinya akan digadang menjadi proyek mobil nasional.

Saya memberikan apresiasi yang sangat besar kepada tim SMK yang telah berhasil merakit mobil prototype yang akan digunakan sebagai mobil dinas dari Walikota dan Wakil Walikota Solo. Namun untuk masuk ke industri otomotif dan memproduksi dalam skala besar, rakitan tim SMK saya rasa jauh dari cukup. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan bukan hanya tim SMK melainkan harus ada investor, pemasar, periset teknologi, jaringan bengkel, jaringan rantai suplai, dan lain-lain.

Strategi awal yang saya usulkan untuk meluncurkan mobil Esemka ke publik secara resmi adalah dengan melakukan kerjasama dengan pelaku otomotif yang sudah cukup mapan dan mengeluarkan jenis mobil yang berplatform sama dengan pelaku otomotif tersebut.

Kenapa saya usulkan seperti itu? Karena untuk familiarisasi produk, ketersediaan suku cadang dan juga bengkel umum yang mampu menangani mobil yang berplatform sama tersebut. Tentunya harga yang ditawarkan haruslah harga yang lebih murah dari mobil merek pelaku otomotif mapan tersebut.

Jika mau menjual mobil dengan model dan platform yang sama sekali baru, maka akan kesulitan dalam hal pemasaran dan layanan purna jualnya. Sebagai contoh, merek di luar Toyota dan Honda di Indonesia akan kesulitan dalam penjualan jika mengeluarkan produk baru, sebagus dan selaku apapun mereka di luar negeri. Apalagi ini produk baru dengan merek yang belum dikenal sebelumnya terutama masalah kehandalannya.

Strategi berikutnya adalah pembenahan internal korporasi dari merek mobil Esemka atau apapun namanya kelak. Dengan modal penjualan produk yang handal karena memiliki platform yang sama dengan pelaku otomotif mapan, maka pembenahan internal terutama sumber daya manusia dan infrastruktur korporasi dapat dilakukan. Jika diperlukan penambahan modal untuk membangun jaringan penjualan dan bengkel resmi ke luar negeri untuk meningkatkan apresiasi publik mengenai merek mobil tersebut.

Ketika kepercayaan publik sudah terbentuk, barulah melakukan riset untuk pengembangan mobil di masa depan, terutama di bagian mesin untuk menghasilkan mesin berefisien tinggi, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Riset tersebut dapat dilakukan dengan kerjasama atau membeli teknologi dari salah satu pelaku otomotif mapan (bisa sama atau berbeda dengan pelaku otomotif mapan awal). Dari hasil riset inilah nantinya akan diperoleh produk baru dengan platform yang unik.

Dengan modal kepercayaan dan apresiasi publik saya yakin penjualan produk dengan platform baru ini tetap tinggi.

Jika mobil Esemka melakukan hal ini, maka saya akan mempertimbangkan untuk membeli produk dari Esemka yang akan keluar secara resmi nantinya. Jika tidak, maka saya masih akan wait and see dan tidak ingin menjadi early adopter dari produk Esemka ini.

Sebagai informasi, pembelian mobil adalah salah satu big ticket item dalam keputusan sebuah rumah tangga layaknya pembelian rumah. Jika mobil yang dijual belum ketahuan kehandalannya, maka bagi keluarga yang tidak mudah untuk gonta-ganti mobil baru, akan kesulitan baginya memutuskan membeli mobil tersebut walaupun ada embel-embel nasionalis atau murah.

Pendapat saya ini saya dasarkan kepada sejarah merek Proton, pelaku otomotif dari Malaysia, yang mulai berdiri sejak tahun 1983. Sejarah Proton dapat dibaca di sini. Dan terbukti saat ini Proton sudah menggunakan platform sendiri dan tidak mengikuti platform Mitsubishi lagi dalam produk-produk terbarunya.

Bisakah Esemka seperti Proton yang sudah malang melintang hampir 30 tahun? Kita lihat saja, dan saya akan terus mengikuti berita Esemka di media massa maupun dari dunia maya. Semoga Kiat Esemka bisa semaju dan bahkan melebihi Proton. Dan semoga website ini sudah beroperasi normal dan bukan hanya orang iseng yang mencari keuntungan dari nama domain.

Ayo Kiat Esemka!! {nice1}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *