Pemerintah rupanya sudah menyerah mengenai pembatasan BBM bersubsidi. Setelah sebelumnya berusaha keras memikirkan teknis pembatasan BBM bersubsidi hingga kesiapan BUMN terbesar pemerintah dalam pembatasan BBM bersubsidi tersebut. Wacana pembatasan BBM bersubsidi dimulai dari mobil dengan cc besar, kemudian berubah menjadi mobil tahun 2005 ke atas, lalu berubah lagi menjadi seluruh mobil pribadi, sampai-sampai membawa nama MUI, dan yang terakhir adalah konversi BBM ke BBG. Semua itu rupanya tidak berhasil karena memang perencanaan yang kurang matang dan eksekusi yang jauh panggang dari api.
Akhirnya saya bisa tertawa…ha ha ha. Pemerintah kita lebih licin daripada belut. Mereka membuat seolah-olah upaya pembatasan BBM bersubsidi adalah usaha keras mereka. Mereka harus sampai membuat skenario seakan-akan pemerintah memikirkan rakyat, bahkan sampai-sampai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diganti karena belum dapat melakukan tindakan nyata terhadap pembatasan BBM tahun lalu. Betul-betul licin!!Saat ini seakan-akan dikondisikan bahwa pemerintah tak mampu lagi menanggung subsidi BBM, apalagi dalam beberapa minggu terakhir ini, harga minyak dunia memang sedang mengalami tren naik. Bahkan banyak analisa pengamat mengatakan bahwa menaikkan harga BBM bersubsidi dalam jumlah yang kecil saja dapat menghemat anggaran hingga puluhan triliun. Siapa yang gak ngiler dengar yang begituan?
Pemerintah bahkan kabarnya sudah meminta DPR untuk menyetujui opsi kenaikan harga BBM bersubsidi. Sebelumnya terdengar kabar bahwa DPR menolak opsi pembatasan BBM bersubsidi karena dinilai tidak adil. Memang sepertinya skenario tersebut sudah sangat komplit dan pemberitaan media dikondisikan sedemikian rupa agar memaklumi adanya kenaikan harga BBM bersubsidi.
Terus terang jika BBM bersubsidi dinaikkan di tahun 2011 lalu saya masih setuju. Saat ini, apalagi jika dilakukan dalam waktu dekat (kemungkinan kabarnya Maret atau April 2012 ini), saya sangat keberatan dengan hal tersebut. Kenapa keberatan? Bukankah memang benar bahwa dengan harga minyak dunia sekarang yang mencapai $100 per barel, beban subsidi pemerintah betul-betul meroket?
Ya, saya tahu bahwa saat ini biaya pembuatan BBM bersubsidi jauh lebih besar daripada harga jualnya. Yang saya tidak setuju adalah kenaikan BBM bersubsidi kali ini motifnya bukan karena APBN 2012 kita akan jebol karena subsidi, tapi semata-mata karena permainan politik penguasa.
Loh kok permainan politik? Apa korelasinya? Toh memang kondisinya sudah pas untuk naik. Dan memang layak naik tuh BBM bersubsidi.
Begini menurut saya, mudah-mudahan saya salah, tapi kok saya melihat kesamaan sejarahnya.
Ingatkah kita kapan terakhir kali BBM bersubsidi dinaikkan pemerintah? Bulan May 2008. Saat itu harga minyak dunia hampir menyentuh $130 per barel. Tapi masih ingatkah kita bahwa di bulan Desember 2008 harga minyak dunia sempat menyentuh $33 per barel dan akhirnya BBM bersubsidi kita diturunkan kembali ke angka saat ini. Hebatnya, penurunan harga BBM bersubsidi tersebut dijadikan modal kampanye penguasa dan rupanya cukup ampuh untuk mendapatkan kepercayaan rakyat kembali.
Masih ingatkah kita apa yang menyebabkan harga minyak dunia sempat menyentuh $33 per barel? Ya, krisis dunia yang disebabkan oleh Prime Mortgage di Amerika Serikat. Efek krisis itu cukup mendunia karena Amerika dan Eropa terkena efek domino dari permainan Prime Mortgage tersebut. Akibatnya industri melemah, tidak banyak energi yang diperlukan, sehingga permintaan minyak menurun, harganya pun turun.
Efek kasus Prime Mortgage itu tidak terjadi dengan tiba-tiba. Sudah banyak analisa mengenai krisis Prime Mortgage jauh sebelum krisis itu mencapai puncaknya di akhir tahun 2008. Bahkan sejak tahun 2007 sudah banyak analisis yang berkembang mengenai Prime Mortgage yang akan melemahkan dunia. Dan itu terbukti.
Saat ini hal yang mirip dengan tahun 2008 lalu sedang terjadi. Harga minyak sedang naik. Saat saya menulis tulisan ini, harga minyak di $100 per barel. Memang bukan harga tertinggi sepanjang sejarah maupun dalam satu tahun terakhir, tapi trennya menunjukkan kenaikan. Di saat yang sama krisis Eropa pun sedang berlangsung sejak tahun 2011 kemarin. Kabarnya krisis tersebut akan semakin merusak di tahun 2012 ini.
Menurut prediksi yang berkembang tahun 2012 adalah tahun yang berat bagi negara-negara di Eropa, termasuk Amerika Serikat. Industri pun akan melambat seiring dengan krisis yang akan terjadi. Dan seperti tahun 2008 lalu, karena industri melambat, maka permintaan energi pun menurun. Permintaan energi berbanding lurus dengan permintaan minyak yang juga turun. Permintaan turun, harga pun turun. Akan terjadi persis sama seperti di tahun 2008 lalu.
Apa akibatnya jika BBM bersubsidi dinaikkan sekarang, dan di akhir 2012 nanti (saya yakin pertengahan 2012 masih belum hebat efek dari krisis ini karena ada perhelatan Euro 2012 di Polandia dan Ukraina serta Olimpiade London 2012 beberapa bulan kemudian) harga minyak dunia turun? Tentunya pemerintah akan kembali menurunkan harga BBM bersubsidi. Dan pastinya hal itu akan digunakan sebagai bahan kampanye pemilu DPR tahun 2013 oleh penguasa. Jika berhasil, hal tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan kampanye pemilu Presiden di tahun 2014.
Jadi, memang saat ini adalah pilihan yang sangat tepat untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Karena jika ditunggu-tunggu lagi, maka akan sulit bagi pemerintah memperoleh momentum seperti ini lagi. Makanya tidak heran gembar-gembor menaikkan harga BBM bersubsidi sangat besar saat ini.
Sekali lagi, mudah-mudahan tulisan saya ini salah.
Jika nantinya terbukti benar, maka alangkah kejinya penguasa saat ini jika memiliki motif politik kotor dengan mempermainkan BBM bersubsidi yang seharusnya digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Apabila tulisan ini tidak terbukti, maka saya akan tertawa terbahak-bahak ketika membaca tulisan ini di tahun 2013 – 2014 nanti. {nice1}