Saya bukanlah orang yang pandai memotivasi orang untuk menikah. Saya hanya akan menulis pengalaman pribadi saya mengenai menikah. Kebetulan tulisan ini dibuat di tanggal 14 Februari yang banyak orang bilang ini adalah hari Valentine. Saya tidak peduli dengan hari Valentine, tapi mungkin ini bisa menjadi sumbangsih saya bagi orang-orang yang merayakannya.
Menikahlah, maka hidupmu menjadi lebih hemat. Itu sudah saya buktikan. Inilah beberapa buktinya. Untuk memudahkan membaca, jika ada huruf a di akhir angka, maka itu adalah keadaan sewaktu masih pacaran. Sedangkan jika ada huruf b di akhir angka, itu adalah keadaan setelah menikah.
1a. Sewaktu saya masih pacaran dengan istri saya saat ini, setiap akhir minggu (weekend) saya harus selalu datang ke rumahnya, mengajaknya jalan, dan mengantar balik ke rumahnya. Rumah saya dahulu di daerah Cibubur, sedangkan istri saya (dulu pacar) di Kebon Jeruk. Jarak antara rumah kami sekitar 40 km. Saya saat itu membawa mobil yang bensinnya rata-rata 1:6. Jadi bayangkan saja berapa bensin yang terbuang cuma untuk bertemu dengan pujaan hati.
1b. Sekarang, saya bertemu dengan istri setiap hari bahkan tinggal di rumah yang sama. Tidak perlu lagi menghabiskan bensin banyak-banyak hanya untuk sekedar bertemu dengannya.
2a. Setiap akhir minggu itu pula saya harus mengajak istri jalan keluar. Tempat favorit kami saat itu adalah mal dan bioskop. Ke mal tentunya ada pengeluaran makan bersama di restaurant. Sedangkan bioskop, sebulan minimal dua kali. Memang kita jadi update dengan film-film terbaru. Tapi apakah perlu untuk update film-film terbaru?
2b. Mal masih suka dikunjungi, tapi sudah sangat jarang. Menurut istri saya dia bahkan sudah hampir satu tahun tidak pernah mengunjungi Pondok Indah Mal (tempat yang sering kita berdua kunjungi saat pacaran lalu). Bioskop? Hehehe, udah ada TV Kabel dan Internet. Bioskop hanya untuk film yang benar-benar bagus, seperti Transformer.
3a. Setiap hari menghabiskan waktu untuk telepon saat tidak bertemu. Bahkan di akhir minggu pun, sehabis ketemu dan menjelang tidur, kebiasaan telepon tetap dilanjutkan malah pernah sampai telepon-teleponan sampai lebih dari 4 jam (dengan cara HP dikonek ke charge). Untung saja saat itu kami mempunyai operator yang sama untuk telepon-teleponan lama bahkan gratis. Tapi kadang di saat terpaksa harus menelpon tidak menggunakan kanal yang gratis sehingga tagihan telepon pun membengkak.
3b. Dalam empat tahun terakhir ini tagihan telepon saya hanya beberapa kali tembus Rp 50.000 per bulan. Kebanyakan berada di level Rp 20 – 30 ribu, bahkan pernah di bawah Rp 10 ribu. Kenapa? Karena tidak lagi harus telepon-teleponan lama setiap hari. Biasanya tagihan agak besar ketika saya atau istri ada dinas atau pergi keluar kota. Tapi itu pun hanya beberapa hari dan tidak terlalu signifikan.
4a. Ketika pacar menginginkan sesuatu, kita diam-diam membelikannya barang tersebut jika memang mampu. Saya ingat bahwa saya pernah membelikannya hadiah walaupun tidak terlalu mahal tanpa harus diketahuinya terlebih dahulu. Tentunya dia akan sangat senang dan menerima dengan wajah yang sumringah.
4b. Beberapa saat lalu istri saya menginginkan Ipad 2. Gayung bersambut, ada tawaran menarik dari teman ipar saya yang melego Ipad 2-nya dalam kondisi masih seal dengan diskon Rp 500 ribu dari harga resmi. Saya langsung setuju dan akan transaksi keesokan harinya. Di malam harinya ketika konfirmasi ke istri apakah memang menginginkan Ipad 2-nya, dia bilang tidak usah dulu ya….. Kami berdua pun sumringah.
5a. Setiap hari harus selalu keluar rumah. Senin-Jumat ke kantor, Sabtu-Minggu ke rumah pacar. Kadang badan ini rasanya sangat capek, apalagi saat kerjaan kantor sedang padat-padatnya.
5b. Sabtu-Minggu hanya keluar jika ada rencana sebelumnya. Malah kadang lebih enak di rumah berdua dengan istri daripada harus keluar rumah.
6a. Beberapa teman memanfaatkan status single saya untuk meminjam uang ke saya. Mereka merasa karena saya sudah punya penghasilan dan belum ada tanggungan, maka mereka berpendapat bahwa uang pendapatan saya pasti masih sisa dan bisa dipinjam. Kadang ada teman yang baik membayar tepat waktu, tapi ada pula yang susah ditagihnya.
6b. Tidak ada lagi teman yang meminjam uang ke saya. Karena saya menolak dengan halus dengan mengatakan, “Minta aja ke bini gue, kalau dia setuju, gue kasih.”
7a. Persepsi terhadap uang gaji : Harus dihabiskan sebelum gajian berikutnya! Jika belum habis, maka ditabung untuk membeli kebutuhan jangka pendek (beli gadget, beli motor, gonta-ganti HP).
7b. Persepsi terhadap uang gaji : Harus diinvestasikan sebagian! Sisanya untuk kebutuhan bulanan dan menabung untuk kebutuhan jangka pendek. Tidak pernah lagi yang namanya mengincar beli gadget tertentu apalagi gonta-ganti HP. Bahkan HP yang saya gunakan saat ini (Nokia N9500) merupakan HP lungsuran orang tua yang dibelinya sejak tahun 2003.
8a. Kalau pacar ngambek, susahnya setengah mati untuk dibujuk. Kadang telepon dan sms tidak dijawab. Mungkin baru respon setelah beberapa hari atau jika saya sendiri sudah malas dan menunggu akhir minggu saja untuk ketemuan. Biasanya terjadi baikan, tapi ya itu ada syarat-syarat tertentu yang harus disepakati.
8b. Kalau istri ngambek, paling beberapa jam, dan ketika mau tidur pasti mau diajak ngomong. Biasanya baikannya lebih mantap rasanya…..
Jadi, tunggu apalagi, jika memang sudah punya pacar, segeralah melamar dan menikah! Mohon direnungkan. Selamat hari valentine bagi yang merayakan. {nice1}