Mungkin anda pernah mendengar bahayanya minum susu sapi, sehingga anda beralih ke susu kedelai. Tapi mungkin saja anda pernah mendengar bahayanya minum susu kedelai, sehingga anda beralih ke susu sapi. Nah loh, jika keduanya berbahaya untuk diminum, lalu kita minum susu apa ya?
Untuk informasi bahaya minum susu sapi bisa dilihat di sini, sini dan sini. Sedangkan untuk bahaya minum susu kedelai dapat dilihat di situ, situ dan situ . Saya tidak akan membahas bahayanya apa karena bisa dibaca sendiri keenam website referensi tersebut.
Setahu saya produk susu ya utamanya dari kedua bahan tersebut. Sapi dan kedelai. Kalau keduanya berbahaya, lalu apakah kita berhenti minum susu? Apakah informasi ini sudah terbukti kebenarannya? Apakah ini merupakan perang bisnis antara produsen susu sapi dengan produsen susu kedelai? Saya tidak tahu dan tidak akan membahasnya.
Yang pasti bagi saya, ini adalah peringatan agar kita tidak sepenuhnya bergantung kepada satu jenis makanan yang “katanya” menyehatkan. Kita harus mampu melakukan kombinasi menu makanan dari satu hari ke hari yang lain.
Jangan heran jika nantinya akan ada berita tentang bahayanya makan nasi putih. Atau bahayanya makan mie instant atau bahayanya makan rendang . Jika semua itu dikonsumsi terus menerus secara rutin, maka pastinya akan ada resiko yang membayanginya. Jadi mendingan kita mengkonsumsi makanan secara seimbang dan tidak mengistimewakan satu jenis makanan daripada makanan lainnya.
Hal yang sama juga berlaku kepada suplemen makanan. Mungkin kita tahu ada vitamin C, minuman berenergi atau malah suplemen dari bahan-bahan yang katanya alami. Tapi biarpun kelebihan yang ditawarkan sangat menggiurkan, alangkah bijaknya jika kita tidak merutinkan diri, apalagi selama bertahun-tahun mengkonsumsi makanan dengan bahan yang sama berulang-ulang, setiap hari.
Misalkan ada suplemen yang terbuat dari madu, dari jinten hitam, dari gingseng dan dari kurma, maka kombinasikanlah semuanya. Bulan ini rutin konsumsi madu. Bulan depan jinten hitam, bulan depan gingseng, bulan depan kurma, lalu dua bulan tidak konsumsi suplemen dan kemudian berulang lagi dengan konsumsi madu dan seterusnya. Dengan demikian bahaya yang terkandung dari masing-masing bahan akan sedikit demi sedikit berkurang karena konsumsi yang tidak berlebihan.
Setahu saya hanya dua jenis konsumsi yang tidak berbahaya walaupun dikonsumsi secara rutin. Yang pertama adalah air putih (yang tentunya tidak tercampur bahan berbahaya) dan yang kedua adalah air susu ibu. Untuk yang pertama kita harus yakin kepada sumber air yang kita minum, termasuk kemasannya. Untuk yang kedua, belum ada referensi satupun yang memvonis bahwa ada alternatif lebih baik dari air susu ibu. Tapi yang kedua itu hanya untuk konsumsi bayi di bawah umur 2 tahun .
Jadi bila semua informasi mengenai bahaya makanan atau minuman kita telan mentah-mentah, apakah sepanjang hidup kita hanya minum air putih yang tidak punya efek samping kecuali kencing-kencing kalau kebanyakan…
Bijaklah dalam menyikapi sebuah informasi, jangan langsung dipercaya begitu saja atau dibantah secara bertubi-tubi. Informasi tersebut pasti ada benarnya, dengan syarat, jika dikonsumsi berlebihan. Malah saya pernah dapat informasi dari teman kuliah saya beberapa tahun lalu bahwa dia terpaksa membeli produk sabun dan shampo merek tertentu dengan harga ratusan ribu rupiah dengan ukuran yang sama dengan sabun dan shampo yang dijual di pasaran karena dia mendapat informasi bahwa produk sabun dan shampo yang dijual di pasaran dapat menimbulkan kanker kulit di kemudian hari. Iya kalau uangnya ada, kalau gak gimana?
Silakan sikapi dengan bijak informasi sejenis, jika tidak maka akan timbul kepanikan tidak perlu dalam diri maupun keluarga kita dan terpaksa kita mengubah gaya hidup dengan seketika dan malah hal itulah yang lebih tidak sehat…. {nice1}