Beberapa hari ini saya sedang berada di lapangan untuk menjalankan tugas pekerjaan yang saya geluti. Di situ, saya bertemu teman lama, teman angkatan saya ketika rekrutmen dahulu yang sampai saat ini masih bekerja di lapangan. Tidak banyak yang berubah dari fisik teman saya tersebut. Perutnya masih buncit, bahkan kali ini dia terlihat lebih gemuk dari saya. Namun ada satu hal yang membuat saya kagum kepadanya. Perubahan yang sangat luar biasa. Perubahan yang sangat signifikan. Perubahan yang tentunya ke arah yang lebih baik.
Saya ingat jaman kami dahulu bersama-sama di sebuah kota minyak di tanah jawa. Setiap hari jumat, menjelang jumatan, saya selalu ke kamar teman saya tersebut mengingatkannya untuk melaksanakan shalat jumat. Anggapan saya waktu itu, biarlah teman saya ini tidak melakukan shalat lima waktu sehari-hari, paling tidak setiap minggu dia tetap menjalankan shalat jumat. Namun, setiap kali saya datang ke kamarnya, kamar tersebut sudah dikuncinya. Jika saya menangkap basah dia di luar kamar, maka ada saja alasannya untuk menolak ajakan saya menunaikan shalat jumat.
Itu dulu! Sekarang sama sekali berbeda. Dia kali ini yang mengingatkan saya tentang melaksanakan shalat di awal waktu. Memang dia tidak menjadi imam atau menjadi penceramah jumat, tapi dia selalu hadir di kesempatan pertama shalat berjamaah di tempat yang saya kunjungi tersebut. Bahkan ada di satu waktu, dia sms saya untuk mengajak ke mushala mendengarkan pengajian.
Wow, sungguh sangat berubah banyak teman saya itu. Saya sendiri bahkan masih segini-gini saja ibadahnya. Shalat lima waktu walaupun selalu dilakukan, namun kebanyakan dilakukan di akhir waktu. Shalat Dhuha dan Tahajud pun dilakukan hanya ketika ingat. Dan kebanyakan shalat lima waktu yang saya kerjakan tidak dilakukan secara berjamaah alias shalat sendiri.
Memang saya melihat karakter utama dari teman saya itu belum banyak berubah. Tapi mengingat kebiasaannya 10 tahun lalu dengan kebiasaannya sekarang, terjadi peningkatan luar biasa ke arah yang lebih baik.
Kebiasaan inilah yang patut saya contoh darinya. Saya harus berusaha sebaik mungkin untuk shalat di awal waktu dan berjamaah. Selama ini setiap subuh dan isya saya jarang sekali berjamaah. Mungkin kebiasaan tersebut harus diubah perlahan-lahan. Mulai dari Subuh berjamaah seminggu sekali, kemudian isya berjamaah seminggu sekali, dan kemudian menjadi setiap hari dimana saya dapat melakukannya.
Karakter mungkin susah diubah, tapi kebiasaan dapat diubah. Dan untuk mengubah kebiasaan harus dilakukan dengan kebiasaan baru yang lebih baik. Dalam 10 tahun terakhir ini saya merasa kebiasaan ibadah saya tidak banyak berubah. Hal itu pun sama dengan kebiasaan saya berolahraga. Saya bertekad untuk mengubah kebiasaan saya, agar dalam 10 tahun ke depan saya menjadi orang yang lebih rajin beribadah dan tentunya juga berolahraga.
Teman, engkau telah menjadi contoh yang baik bagiku. Terima kasih telah memberikan pengalamanmu selama beberapa hari bertemu di lapangan. Saya semakin kagum terhadapmu. {nice1}
NB : Sengaja saya tidak sebutkan nama teman saya tersebut untuk menjaga kerahasiaan nara sumber.