Jumat lalu saya menghadiri acara makan malam untuk perpisahan salah satu anggota grup kerja di kantor. Acara tersebut dilangsungkan di Hotel Mulia, tepatnya di restoran “The Cafe”. Acaranya sendiri berlangsung cukup meriah, banyak tawa terdengar, dan ada beberapa ucapan kesan pesan tercurah. Namun saya tidak akan membahas mengenai acara tersebut, melainkan pengalaman saya ke Hotel Mulia dari kantor yang sangat berkesan.
Hari itu, untuk pertama kalinya saya naik mobil bak terbuka untuk sebuah acara resmi. Rasanya sudah lama sekali saya tidak pernah naik mobil bak terbuka. Bahkan saya tidak ingat kapan terakhir kali naik mobil bak terbuka. Yang saya maksud mobil bak terbuka adalah mobil pick-up merk Isuzu Panther, single cabin. Mobil yang sehari-hari biasanya digunakan sebagai kendaraan niaga yang dipakai untuk membawa barang. Tidak ada yang spesial dari mobil bak terbuka tersebut. Yang agak spesial adalah mobil tersebut dipakai oleh teman kantor saya hari itu untuk mengantarkan saya ke Hotel Mulia.
Lalu apa yang membuat terkesan?
Sabar donk!
Yang membuat terkesan adalah momen saat mobil bak terbuka tersebut ingin memasuki Hotel Mulia. Saat mau masuk ke area Hotel Mulia dari arah Senayan City, kami ditanya oleh satpam. “Mau kemana Pak?” kata Satpam itu. “Mau makan pak!” jawab teman saya dengan gaya pedenya. “Baik pak, kalau begitu nanti sehabis pemeriksaan, langsung belok kanan ya pak.” kata Pak Satpam dengan ramah. Saya dan teman saya tidak mengerti maksud perkataan pak satpam, namun begitu kita mendekati tempat pemeriksaan, kita melihat area belok kanan setelah pemeriksaan adalah tempat “Valet Parking”. Artinya kami disuruh oleh satpam tersebut untuk langsung masuk ke area valet parking.
Benar saja, saat selesai pemeriksaan dan pertanyaan standar, “Mau kemana?” kami pun diarahkan untuk langsung belok kanan tanpa ditanya apakah ingin valet parking atau tidak. Langsung saja teman saya membelokkan mobilnya ke arah kanan. Saat itu belum banyak mobil yang ada di area tersebut. Namun kalau dilihat sebenarnya teman saya diarahkan oleh satpam untuk menuju ke tempat “area bongkar muat” karena dia mengendarai mobil bak terbuka. Tapi teman saya langsung memarkirkan kendaraannya di area valet parking dan itu dilakukannya tanpa harus mengambil karcis yang artinya gratis.
Setelah memarkirkan kendaraannya, saya dan teman saya langsung berjalan menuju lobby Hotel Mulia. Karena mengetahui kami berjalan dari arah valet parking, seorang satpam bertanya kembali, “Mau kemana?” dan sekali lagi dijawab oleh teman saya, “Mau makan!” Kali ini satpamnya bertanya kembali, “Dari mana Pak?” dan dijawab teman saya “Dari kantor saya pak.” Kemudian ia melanjutkan jalannya dan tidak mengubris satpam itu lagi serta langsung berjalan menuju lobby Hotel Mulia.
Yang berkesan adalah, saya dan teman saya datang ke sebuah hotel bintang lima di Jakarta dengan menggunakan mobil bak terbuka, sudah siap-siap mendapatkan pelecehan dari satpam hotel karena kendaraan yang kami gunakan. Memang benar satpam-satpam tersebut melakukan pelecehan, namun ternyata kami berhasil keluar dari sikap pelecehan tersebut dan menikmati valet parking secara gratis. Kali ini kami beruntung karena diarahkan ke tempat parkir khusus walaupun sebenarnya kami diarahkan ke area bongkar muat.
Kejadian ini berbanding terbalik dengan kejadian yang menimpa teman saya yang lain. Datang ke tempat yang sama menggunakan sepeda motor, yang bersangkutan ditanya macam-macam. Dia merasa seperti diinterogasi oleh satpam yang menjaga pintu masuk sepeda motor tersebut. Padahal kepentingannya sama, yaitu sama-sama mau makan di “The Cafe”. Kejadian itu sampai menimbulkan anggapan bahwa selama teman saya itu menggunakan helm, maka dia akan ditanya-tanya seperti orang tidak mampu yang akan masuk ke tempat mewah.
Di kehidupan ini, rupanya masih banyak orang menilai sesuatu dari tampilan luarnya. Orang dihormati atau tidaknya karena penampilan dan apa yang dikenakan ataupun dikendarai. Orang tidak lagi dihormati karena perilakunya. Dari contoh yang saya kemukakan di atas, ternyata penampilan dapat menipu. Saat kita dianggap rendah, bisa saja saat itu sebenarnya orang yang menganggap rendah telah meremehkan kita sehingga ketika kita sebenarnya mengambil kesempatan, dia tidak mengetahui hal itu. Tidak pernah dalam hidup saya sekalipun mengalami kejadian seperti saat itu. Ke sebuah hotel hanya dengan mobil bak terbuka, tapi dapat menikmati parkir valet yang tentunya tidak perlu mutar-mutar ke lantai atas mencari parkir. Dan hebatnya semua itu didapat dengan gratis, gara-gara para satpam meremehkan kendaraan yang kami kendarai.
Benar juga kata pepatah, jangan menilai buku dari sampulnya. Dan itu sangat terbukti di pengalaman saya tersebut.
Please, Do Not Judge a book by Its Cover! {nice1}
Gambar diambil dari : http://w23.indonetwork.co.id/pdimage/84/s_2223184_std.jpg