Promosi Gak Niat dari Bank Mandiri

Sudah dari sejak tahun 2009 e-tol card Mandiri diluncurkan. Sesuai namanya, produk ini memiliki fungsi untuk melakukan pembayaran tol tanpa uang tunai. Seharusnya, saat ini e-tol card sudah digunakan oleh sebagian besar penduduk Jakarta yang sehari-hari memanfaatkan jalan tol dalam aktifitasnya. Tapi kenyataan berkata lain, e-tol card tidak laku! Buktinya adalah hanya beberapa ruas yang memiliki gerbang tol otomatis yang tidak membutuhkan petugas pelayanan pembayaran tol.

Setahu saya yang jarang menggunakan jalan tol sehari-hari karena ada kendaraan shuttle dari kantor, gerbang tol otomatis atau istilahnya adalah gardu tol otomatis (GTO) hanya ada di tiga tempat. Satu di gerbang menuju tol dalam kota dari tol jagorawi. Lalu ada di gerbang menuju tol dalam kota dari tol cikampek. Dan yang terakhir ada di gerbang tol menuju bandara. Masing-masing di tempat tersebut ada dua GTO.

E-toll Card

Padahal di gerbang yang dipasang GTO tersebut, gardu yang melayani pembayaran tunai jauh melebihi dua gardu. Artinya GTO masih bersifat minoritas, dan jalurnya pun banyak diserobot oleh antrian gardu lain. Bahkan ada pula mobil yang belaga tidak mengerti bahwa GTO harus menggunakan kartu e-tol card sehingga memacetkan jalur pembayaran GTO tersebut.

Kenapa Bank Mandiri gak niat untuk promosi e-tol card? Padahal kan potensi pengguna tol sangat besar. Lagipula produk inilah satu-satunya alat pembayaran untuk masuk tol di luar uang tunai. Semenjak ada e-tol card ini, karcis berlangganan tol pun dihapuskan.

Yang saya tahu, Bank Mandiri tidak memberikan insentive, atau gimmick atau diskon-diskon berarti dalam usaha mempromosikan e-tol card ini. Yang ada adalah, konsumen disuruh membeli, kemudian top-up, lalu nanti dipakai untuk membayar di tol, dan kalau habis top-up kembali. Tidak ada keuntungan bagi pembeli e-tol card walaupun sudah membayar terlebih dahulu.

Harusnya Bank Mandiri melakukan promosi besar-besaran dalam jualan e-tol card supaya semakin banyak orang yang membeli dan menggunakannya untuk membayar tol. Promosi bisa dilakukan dengan memberikan diskon pembayaran tol, persis seperti EZ-Link di Singapura. Atau bisa juga dengan memperbanyak GTO agar pengguna tol mau tidak mau harus membeli e-tol card supaya lebih cepat.

Artinya pembeli e-tol card harus punya kemudahan lebih karena mereka telah mematikan uangnya dalam kartu e-tol card tersebut dan uang tersebut bisa langsung dinikmati Bank Mandiri tanpa harus memberikan bunga. Jadi ada uang pinjaman tanpa bunga bagi Bank Mandiri! Wow asyik sekali, tapi kenapa tidak diseriusin ya?

GTO kalau bisa malah harus di semua gardu. Jika gardunya banyak, maka gardu yang dilayani petugas malah kalau bisa dua saja. Sehingga mau gak mau orang akan beralih ke e-tol card karena memang punya kemudahan yang lebih.

Entah kenapa Bank Mandiri tidak terlalu fokus di layanan ini. Padahal kita tahu sendiri, industri telekomunikasi kita menjadi sangat besar gara-gara ada layanan prabayar. Mungkin lebih dari 80% pengguna telekomunikasi di Indonesia menggunakan layanan prabayar. Memang rata-rata pemakaian mereka tidak banyak, tapi jika dihitung penggunanya ratusan juta kepala, maka tentunya itu pun jadi hal yang sangat menggiurkan. Tidak aneh semakin banyak operator telekomunikasi yang bermain di sektor ini.

Memang ada satu lagi selain Bank Mandiri yang juga mempunyai layanan prabayar tapi tidak terlalu laku. Ya, layanan listrik prabayar dari PLN. Secara biaya, pengguna listrik PLN yang rutin tidak mempunyai keunggulan daripada pasca bayar. Pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dari listrik prabayar adalah pengelola properti, pemilik sewa properti atau orang yang memiliki properti yang tidak ditinggalinya. Mereka-mereka itulah yang mendapatkan kemudahan dan keunggulan dalam penghematan biaya. Padahal kalau PLN mau fokus di situ, maka PLN akan menikmati uang gratis yang sangat besar karena ia adalah satu-satunya penyedia jasa listrik di negeri ini.

Kembali ke Mandiri dalam hal produk e-tol card. Saya berkaca kepada bank pesaing Mandiri, yaitu BCA yang mengeluarkan produk Flazz. Sejak BCA mengeluarkan produk Flazz, BCA telah melakukan promosi yang cukup besar. Beberapa merchant diajak kerjasama untuk memberikan diskon jika konsumen membayar lewat Flazz. Bahkan di tempat parkir mal pun, Flazz sudah dapat digunakan dan ada beberapa kali jika membayar menggunakan Flazz maka jam pertama hanya perlu membayar Rp 1 dari yang seharusnya Rp 2.000. Dan yang saya tahu, teman-teman yang saya kenal lebih mengetahui Flazz daripada e-tol card Mandiri.

Kalau boleh saya berpendapat, Bank Mandiri seharusnya membuat semua gardu tol di Jakarta menjadi GTO. Jika diperlukan, boleh saja tetap menyediakan gardu tol yang ada petugasnya tapi jumlahnya jauh lebih sedikit. Dengan begitu akan terjadi efisiensi biaya dan juga penerimaan uang yang sangat besar dari sistem prabayar ini. Jika secara rata-rata pembeli e-tol card Mandiri menghabiskan Rp 20.000 per bulan, dan terjual minimal 80% dari jumlah mobil di Jakarta yang lebih dari 10 juta unit, maka akan ada pemasukan ke Mandiri berupa uang gratis sebesar 8 juta kartu dikalikan Rp 20.000 sama dengan 160 miliar.

Jika pendapatan dari tol di Jakarta sehari katakanlah Rp 3 miliar (ini asumsi ngarang saja), maka uang Rp 160 miliar masih lebih besar daripada pendapatan tol satu bulan. Malah bisa lebih kalau e-tol card itu bisa lebih banyak dipakai untuk pembayaran lain selain tol (walaupun hal ini sudah berjalan, tapi belum ada promo khusus yang membuat pengguna e-tol card menggunakan kartunya untuk berbelanja sesuatu selain membayar tol).

Memang ada promo dari Bank Mandiri berkaitan dengan e-tol card. Yaitu promo gratis bayar tol (undian mendapatkan Rp 500.000 per kartu) dan sempat beberapa minggu lalu ada gratis masuk tol sehari penuh jika menggunakan e-tol card. Tapi itu saya rasa promo gak niat. Promo yang dibutuhkan adalah keunggulan punya e-tol card dibandingkan membayar tunai. Mungkin diskon 10% bayar tol di periode tertentu bisa lebih mengena daripada undian untuk mendapatkan Rp 500.000 per kartu.

Saya menyarankan ini bukan semata-mata agar Bank Mandiri dan Jasa Marga memperoleh keuntungan lebih, tapi yang lebih penting adalah pelayanan tol yang lebih cepat ketika pembayaran akan melancarkan jalan tol kita dan mengurangi kemacetan. Itu adalah ultimate goal saya dalam menuliskan hal ini.

Semoga Bank Mandiri cepat sadar bahwa langkahnya selama ini untuk memasarkan e-tol card kurang mengena. Ayo donk, kreatif sedikit, kalau perlu kasih promo diskon bayar tol jika menggunakan e-tol card. EZ-Link aja bisa kasih diskon bayar MRT dan Bus di Singapura, kenapa e-tol card gak? {nice1}

Gambar diambil dari http://jasamarga.com/annual_report/ar2009/en/images/hand-eTollcard.jpg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *