Beberapa minggu lalu saya mendapatkan sebuah tawaran menarik dari adik saya. Mertua adik saya ingin menjual Ipad 2 miliknya yang sudah dibelinya selama empat bulan. Ia ingin menjual dengan harga sesuai sisa pembayaran cicilannya dalam membeli Ipad 2 tersebut. Karena saya rasa cukup murah, maka saya langsung mengiyakan tawaran tersebut. Hebatnya, ketika malam harinya ditelpon oleh adik saya, esok paginya saya sudah dapat mengambil Ipad 2 tersebut.
Ipad 2 ini saya beli dengan maksud agar istri saya dapat lebih leluasa dalam menjalankan kuliahnya. Selama ini istri saya menggunakan netbook dalam aktifitas kuliahnya sehari-hari. Menurut pemikiran saya, bila dia membawa Ipad 2 dalam kuliahnya, maka bawaannya jadi jauh lebih ringan dari kondisinya sekarang.
Impresi awal yang saya rasakan cukup mumpuni adalah ketahanan baterai. Jika dalam kondisi standby, Ipad sepertinya dapat bertahan 2-3 hari. Pernah sekali ketika abis full charge, kemudian lupa dibawa oleh istri saya kuliah, dan saya juga lupa akan keberadaannya, Ipad 2 tersebut ketika malamnya hanya kehabisan baterai sebanyak 10% atau masih sisa 90%. Itu sudah lebih dari 18 jam standby dengan Wifi nyala.
Malah ketika saya pernah mencoba ber-Skype dengan mantan supervisor saya selama mungkin satu setengah jam, indikator baterai Ipad 2 hanya berkurang sekitar 8% dari kondisi awal. Jadi saya betul-betul terkejut dengan kemampuan baterainya, karena yang saya tahu jika memiliki smartphone seperti Blackberry ataupun Android, maka paling tidak jika standby satu hari, kita harus charge kembali smartphone kita tersebut.
Berikutnya adalah berat dari Ipad 2. Ipad 2 saya sudah dibungkus oleh cover sejak pertama kali saya membelinya. Jadi saya membeli sudah termasuk casing yang sudah ada di Ipad 2 tersebut. Beratnya plus casing mungkin bisa dibilang cukup berat, perkiraan saya sekitar 1 kg atau lebih ringan sedikit daripada netbook yang dimiliki istri saya. Namun memang terasa layarnya cukup besar untuk dipegang, bahkan agak sedikit sulit memegangnya jika hanya dengan satu tangan. Apalagi ketika memegang satu tangan sambil ingin mengetik, sulit sekali untuk dilakukan.
Ipad 2 yang saya miliki adalah tipe 3G 16 GB. Kebetulan sudah termasuk kartu XL internet di dalamnya dengan paket 1,2 GB untuk pemakaian satu bulan. Bulan depan saya harus update beli sendiri voucher internetnya dan ada kemungkinan saya akan membeli kartu perdana XL baru karena lebih murah daripada harus meneruskan paket reguler ini. Kendala yang akan saya hadapi adalah penggunaan micro SIM card yang mungkin agak sulit dilakukan bagi yang sering gonta ganti SIM card. Mungkin nanti akan dipikirkan kembali apakah akan gonta ganti SIM card, atau tetap setia menggunakan SIM card yang ada, namun dengan paket yang lebih murah.
Yang agak unik menurut saya dari Ipad 2 ini adalah fitur Facetime. Dimana kita dapat menghubungi sesama pengguna Ipad 2 dengan menggunakan video call. Mirip seperti fasilitas video call 3G atau skype. Dengan Ipad 2 ini, saya dapat berbincang-bincang langsung dengan adik saya yang berjarak 25 km dari rumah, bahkan dengan abang saya nantinya yang berjarak 40 km dari rumah. Syarat untuk menggunakan facetime ini adalah koneksi internet yang mumpuni dengan fasilitas Wifi. Namun terus terang saya lebih suka skype karena membutuhkan bandwidth yang lebih sedikit dengan suara yang lebih jernih daripada Facetime. Paling tidak komunikasi kami menjadi lebih lancar karena adanya Ipad 2 ini.
Dalam hal mengetik, Ipad 2 sangat memanjakan kita, selama kita menggunakannya dalam posisi landscape. Tuts keyboard yang muncul di layar cukup besar bahkan untuk jari-jari saya yang gemuk. Bahkan kemungkinan salah ketik dapat diminimalisir karena terdapat jarak yang cukup tegas antara satu tuts dengan lainnya. Jadi cukup baik untuk menulis lewat Ipad 2.
Selebihnya fitur dan fasilitas yang ada di Ipad 2 relatif sama dengan tablet atau smartphone lain. Mungkin yang membedakan adalah responsenya yang cepat. Namun sejak saya mengupgrade Nexian Journey saya ke GingerBread, maka response time antara menggunakan Ipad 2 dan Nexian Journey dalam menjalankan aplikasi yang sama (kompatible dengan masing-masing gadget), tidak terlalu terasa perbedaan yang signifikan. Ipad 2 saya saat ini masih menggunakan IOS 5.01 dan sudah berkali-kali memberikan notifikasi untuk upgrade ke IOS 5.1 namun saya belum memenuhi permintaannya.
Mungkin saya bukanlah orang yang fanatik akan produk-produk Apple, sehingga Ipad 2 menurut saya tidak terlalu istimewa. Saya sudah terbiasa menggunakan smartphone Android dan juga Ipod touch. Ipad 2 saya rasa adalah bentuk besar dari kedua gadget yang saya sebutkan sebelumnya, dengan prosesor dan response time yang lebih cepat. Tapi biar bagaimanapun, Ipad 2 memang sangat layak untuk diberikan penghargaan, karena memang ini adalah gadget revolutioner, apalagi ada fasilitas Facetime yang tidak dimiliki oleh Android ataupun produk Apple dengan IOS 4 ke bawah. Walaupun sebenarnya fasilitas Facetime bukan merupakan ide baru, namun cukup untuk membuat saya sadar bahwa saya bisa berkomunikasi face to face dengan kerabat atau teman di tempat jauh lewat Ipad 2.
Memang agak telat membeli Ipad 2. Namun saya cukup puas dengan gadget yang satu ini. Tinggal bagaimana saya bisa memanfaatkan segala fitur dan fasilitas yang disediakan Apple supaya saya lebih produktif lagi dalam ber-Ipad 2.
Akankah saya lebih kreatif dan menelurkan lebih banyak tulisan dengan gadget ini? Kita lihat saja nanti! {nice1}
Gambar diambil dari : http://www.blogcdn.com/www.engadget.com/media/2011/03/11x0302v444ipad2.jpg