Beberapa minggu lalu saya mendapatkan kabar dari istri saya bahwa HP Nokianya sudah mulai rusak dengan tuts yang lepas-lepas. HP Nokia itu sudah lama dibelinya dan memang sudah waktunya diganti. Lalu dia meminta saya untuk membelikan HP baru yang terutama bisa untuk kamera. Bahkan kamera yang dimaksud sangat spesifik, yaitu minimal 5 Megapixel.
Minggu lalu, jadilah saya pergi untuk mencari HP yang cocok buat istri saya. Namun rupanya HP dengan kamera 5 Megapixel ke atas banyak ditemukan di HP high end yang rata-rata sudah berfitur touch screen. Satu-satunya HP yang saya temukan dengan model jadul adalah Nokia X2 yang harganya saat itu hampir Rp 1 juta.
Akhirnya istri saya mengalah, dan memperbolehkan saya untuk membeli HP touch screen selama kameranya 5 Megapixel. Dengan rentang harga yang tidak boleh terlalu mahal, dan bentuk HP yang tidak boleh terlalu besar, akhirnya pilihan jatuh ke Sony Ericsson Xperia Mini Pro, dimana selain ada fitur touch screen, dilengkapi pula dengan sliding keyboard untuk mengetik.
Masalah pemilihan HP selesai, saya pun membawa pulang HP Sony Ericsson Xperia Mini Pro itu ke rumah. Istri saya pun senang dengan HP barunya. Sampai pada giliran untuk aktivasi internet di kartu Halo istri saya. Setelah melihat paket internetan untuk kartu Halo, saya sangat tercengang, karena paket internet yang tersedia paling murah adalah Rp 125 ribu per bulan belum PPN. Memang paket tersebut sangat bagus, yaitu unlimited, dengan pemakaian wajar 1,5 GB. Namun, bagi istri saya, paket tersebut sudah kelewat mahal karena dia paling hanya browsing-browsing kecil, lalu facebookan, twitter, cek email dan keperluan internetan mobil dengan intesitas rendah.
Mungkin yang dibutuhkan istri saya hanyalah paket internet hingga 500MB sebulan, gak perlu unlimited, tapi dengan biaya yang rasional, katakanlah Rp 20 – 50 ribu per bulan. Masalahnya paket seperti itu tidak ditemukan di paket internet yang diberikan oleh kartu Halo, padahal kartu SIM istri saya adalah kartu Halo yang sudah dimilikinya sejak lama sekali.
Ketika saya membandingkan paket internet tersebut ke provider lain, atau malah ke prabayar Simpati, banyak paket-paket lebih murah yang ditawarkan. Indosat memberikan paket Rp 25 ribu untuk kuota 500MB tidak unlimited. XL pun memberikan paket Rp 25 ribu untuk kuota 200MB tidak unlimited. Ini adalah paket yang sebenarnya sesuai dengan istri saya, namun tidak cocok kartu SIM-nya.
Bahkan saya lihat, paket internetan selain paket unlimited dari Telkomsel sangat mahal. Untuk kartu Halo, paket kuota dengan biaya Rp 50 ribu per bulan hanya mendapatkan kuota 125 MB. Jika memilih paket di bawahnya, yaitu Rp 20 ribu per bulan, bahkan kuotanya hanya 35 MB. Artinya harga per kb internetan di kartu Halo adalah empat kali dari XL dan delapan kali dari Indosat. Mahal betul!
Akhirnya, istri saya hanya memilih paket internet opera mini dan whatsapp seharga Rp 30 ribu per bulan. Artinya, fitur email, aplikasi twitter, facebook dan browser standard HP Android tersebut harus dimatikan agar tidak melakukan download secara otomatis. Benar-benar kelewatan, dengan Rp 30 ribu per bulan, tidak dapat mengoptimalkan HP Android yang dimiliki.
Jadi, jika anda pengguna kartu Halo, artinya anda harus membayar mahal atau tidak dapat mengoptimalkan smartphone yang anda miliki. Malah lebih baik seperti saya, yang menggunakan kartu Halo saya hanya untuk telpon dan SMS-an. Itulah kenapa penggunaan kartu Halo saya selama ini rata-rata kurang dari Rp 50 ribu per bulan.
Internetan dari kartu Halo memang kemahalan! {nice1}