Badan Sudah Terlalu Besar

Selama ini saya selalu mengira berat badan saya selalu tetap di angka BMI indeks mendekati obesitas. Namun, beberapa minggu lalu saya sadar bahwa BMI indeks saya sudah melebihi status obesitas dimana artinya saya sudah sangat kelebihan berat badan dan badan saya pun terlihatĀ sudah terlalu besar.

Sejak saya cedera lutut bulan Februari lalu, praktis olahraga yang dapat saya lakukan hanyalah berjalan kaki. Kalau dulu ketika masih bisa lari, saya lari di treadmill, maka kalori yang terbakar dalam 30 menit berlari di treadmill sekitar 300-an kalori. Saat ini, dengan waktu yang sama namun hanya berjalan, maka kalori yang terbakar hanyalah 200-an kalori.

Minggu lalu pun saya mulai sadar dan mulai melakukan perbaikan terhadap gaya hidup saya. Namun tentu saja saya tidak bisa melakukannya sendiri dan membutuhkan bantuan dari orang-orang di sekitar saya. Kebetulan beberapa hari lalu ada seminar selama dua jam di kantor saya yang cukup menarik perhatian saya. Temanya adalah lose fat, not weight. Intinya adalah, yang perlu dihilangkan dalam tubuh kita adalah lemak, bukan berat badan. Gemuk boleh, tapi harus berotot. Mirip atlet-atlet profesional yang walaupun terlihat kurus, tapi berat badannya cukup tinggi. Itu karena banyaknya massa otot di tubuh atlet itu.

Untuk mengubah gaya hidup, yang ditawarkan dalam seminar itu adalah perubahan apa yang biasa kita makan. Beras putih diganti beras merah. Gula putih diganti gula aren. Roti putih diganti roti gandum. Mie instan diganti spageti. Tambah makan buah sesaat sebelum makan besar.

Tidak susah sepertinya. Bahkan si pembicara berani bilang bila kita mencoba dalam sebulan saja hal-hal yang dia sarankan, maka pasti akan langsung terlihat perbedaannya.

Tertarikkah saya? Jelas iya!

Lalu bagaimana dengan olahraga? Menurut saran pembicara tersebut, olahraga tidak harus selalu menyempatkan diri ke gym, sengaja bangun pagi buta untuk lari pagi, atau mencapai level-level tertentu yang memberatkan. Olahraga dapat dilakukan saat kita sedang menekuni hobi, misalkan belanja. Saat belanja, itu adalah saat yang tepat untuk berolahraga karena kita berjalan cukup jauh yang sadar atau tidak, jika perjalanan belanja itu dihitung dalam kilometer, mungkin sekali belanja kita telah menempuh jarak minimal tiga kilometer berjalan kaki.

Berarti mudah donk! Gak juga!

Sampai hari ini saya masih kesulitan mencari beras merah. Saya pun masih ada stok mie instan yang baru saja dibeli minggu lalu. Mungkin untuk gula saya bisa sedikit bernapas lega, karena memang saya jarang minum sesuatu memakai gula pasir. Namun saya tidak bisa mengontrol bila makanan tersebut berasal dari pihak luar.

Namun, biar bagaimanapun gaya hidup saya harus berubah. Berat badan makin hari makin bertambah. Saya yakin tambahan itu dari lemak, bukan otot. Dalam sebulan ke depan saya akan berusaha lebih banyak bergerak, dan memakan makanan sesuai saran dari pembicara tersebut.

Saya sudah membuat dokumentasi mengenai diri saya beberapa hari lalu. Apakah ada perubahan berarti satu bulan ke depan jika saya mengambil foto diri saya kembali?

Kita lihat saja! {nice1}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *