Malam ini, tepat pukul 9 malam sepulang pesta pernikahan anak teman kantor, saya diberitahu oleh tetangga bahwa Abu Strikmat telah wafat di pinggir jalan tepat di seberang rumah. Ia sudah tergeletak tanpa nyawa dengan mulut dipenuhi semut tanda bahwa dia telah tiada sejak beberapa jam lalu. Begitu mengkonfirmasi bahwa memang Abu yang telah wafat, saya langsung ambil koran bekas dan memindahkan Abu dari pinggir jalan ke dalam rumah. Saya langsung berinisiatif menguburkan Abu saat itu juga. Kebetulan ada tempat penguburan hewan peliharaan yang biasa digunakan berjarak sekitar 80 meter dari rumah saya.
Saya pun mengajak istri saya untuk menguburkan Abu. Kami hanya membawa sebuah pacul dan sebuah senter untuk penerangan. Setelah mencoba beberapa menggali tanah di sekitar pekarang pekuburan tersebut, saya pun menemukan tempat yang tepat untuk mengubur Abu. Abu pun dikubur dengan damai dengan dibungkus beberapa helai koran bekas.
Terus terang saya terkejut melihat Abu terbujur kaku di seberang rumah saya. Tadi sore, sebelum berangkat ke pesta pernikahan, saya masih sempat memberi Abu makan dua scoop Friskies kegemarannya. Sehabis saya memberinya makan, Abu memang tidak lagi terlihat hingga saya berangkat. Artinya itulah terakhir kali saya melihat Abu masih bernyawa.
Beberapa minggu lalu saya pernah membawa Abu ke dokter hewan untuk berobat karena ia tidak mau makan selama dua hari. Anehnya, sebelum dibawa ke dokter, Abu terlihat sangat lemas. Namun setelah pulang dari dokter, Abu terlihat begitu bersemangat, bahkan ketika diberi makan, ia langsung makan dengan lahap. Sehingga saya pun tidak kembali ke dokter karena memang si Abu sudah menghilang dari rumah karena sudah merasa sehat. Bahkan gejala flu Abu sempat tidak tampak selama satu minggu sejak pulang dari dokter.
Beberapa hari ini gejala flu Abu timbul kembali. Namun nafsu makannya masih kuat. Bahkan nafsu makannya sangat kuat setelah ia pulang dari dokter. Biasanya jika dia pulang untuk minta makan, dia hanya cukup diberikan dua scoop Friskies sudah kenyang. Kali ini dia perlu diberikan empat sampai enam scoop Friskies baru merasa cukup. Sehingga tidak aneh jika istri saya membelikan dua kantong Friskies baru-baru ini untuk memenuhi kebutuhan makan Abu yang sangat besar.
Itulah kenangan dalam beberapa minggu terakhir kehidupan Abu.
Saya harus berterima kasih kepada Abu Strikmat karena berkat dia lah, kehidupan saya dan istri selama empat tahun terakhir ini penuh warna. Kami memang baru dikaruniai anak dalam enam bulan terakhir. Tapi Abu menjadi pengisi hidup kami selama ini dengan kemanjaannya seperti anak kami sendiri. Paling tidak saya sudah menganggap Abu sebagai bagian dari keluarga saya. Bedanya saya tidak bisa menyekolahkan Abu atau membelikannya mainan kesukaannya. Saya hanya bisa membelikannya makanan kucing kegemarannya, yaitu Friskies. Tidak boleh ada hari dimana tanpa ada Friskies di rumah kami. Saat ada diskon Friskies, maka kami pun bisa memborong Friskies dari supermarket.
Satu tahun terakhir ini adalah masa-masa sulit kehidupan Abu di keluarga kami. Sejak istri saya hamil, Abu mulai jarang kami pangku. Apalagi dia sedang menderita flu yang tidak kunjung sembuh sampai hari kepergiannya untuk selama-lamanya. Hanya saya yang beberapa kali memangku Abu dan mengajaknya tidur. Itu pun berulang kali dimarahi oleh istri saya.
Semenjak kelahiran Altina, Abu mulai tidak terurus. Itu karena flu-nya yang makin berat, dan Abu pun susah diajak untuk mandi atau diberi obat. Pernah sekali waktu kami paksakan Abu untuk makan obat dan mandi, akibatnya adalah sakitnya makin parah dan Abu menjauh dari kami selama beberapa saat. Itu adalah saat-saat tersedih selain hari ini dalam hidup saya selama Abu menjauhi saya untuk pertama kalinya sejak ia mulai jinak kepada kami.
Biarpun Abu tidak terurus, namun saya masih memperhatikannya. Ia masih sering saya belai. Bahkan saya biarkan ia pangku kepada saya. Saya tahu bahwa itulah yang dapat saya lakukan untuk membalas jasa-jasanya Abu kepada saya dan istri.
Terima kasih Abu. Terima kasih atas empat tahun berharga yang engkau berikan kepada kami. Kamu memang bukan kucing terbersih atau terlucu yang pernah ada. Tapi bagi kami kau adalah kucing terbaik yang pernah saya kenal. Belum pernah ada kucing yang saya buatkan artikel khusus dalam tulisan saya. Tapi kamu ada di tulisan saya.
Maafkan saya Abu, karena mengabaikanmu beberapa bulan terakhir ini. Bahkan ketika kamu meregang nyawa, saya malah sedang berada di tempat pesta. Inilah satu-satunya penyesalan yang tidak dapat saya ulang kembali. Saya ingin ketika menjelang ajalmu, saya mengetahui dan mendampingimu. Namun itu tidak menjadi kenyataan.
Selamat jalan Abu. Sampai ketemu di kehidupan berikutnya!
Yang sangat sayang sama Abu Strikmat : Boy Alton Arif
NB : Dengan kepergian Abu Strikmat, maka inilah akhir dari Serial Abu dalam tulisan ini. Mohon maaf kepada siapapun yang membaca tulisan ini. {nice1}