Mixing Business with Pleasure

Dua hari lagi saya akan mengikuti kembali kampanye pemilihan Presiden Toastmasters di klub Toastmasters kantor saya. Seperti biasa, keikutsertaan saya dalam kampanye ini adalah untuk meramaikan bursa calon presiden club karena banyak orang yang tidak tertarik maju pada awalnya. Kenapa pada awalnya? Karena saat ini ternyata yang maju jadi calon presiden ada empat orang. Harusnya jika yang maju lebih dari dua orang, saya tidak jadi mencalonkan diri. Namun karena kebetulan tema kampanye sesuai dengan tema project speech saya, maka saya pun tidak jadi mengundurkan diri.

Tentunya tema kampanye saya kali ini akan berbeda dengan tahun lalu. Jika tahun lalu tema saya adalah “Time to Give Back,” maka tahun ini tema saya adalah “Mixing Business with Pleasure.” Kenapa memilih tema itu? Inilah alasannya.

Toastmasters di kantor saya secara penuh didukung oleh perusahaan, terutama masalah pendanaan. Setiap anggota Toastmasters di kantor saya dibayari perusahaan. Bukan hanya biaya membership, namun juga biaya-biaya lain asal berkaitan dengan Toastmasters. Dengan mendapatkan dukungan perusahaan, artinya dengan jadi anggota Toastmasters saya juga bekerja. Saya melakukan aktifitas bisnis. Jika saya melakukan aktifitas bisnis, artinya saya harus profesional. Untuk jadi seorang Toastmasters yang profesional, saya harus punya target. Dan target tersebut adalah untuk ditepati dan dipertanggungjawabkan kepada pihak yang memberikan dukungan.

Sebagai aktifitas bisnis, segala kegiatan yang didanai perusahaan untuk Toastmasters pun harus jelas dan transparan. Tidak boleh ada manipulasi laporan keuangan dalam kegiatan ini. Sehingga sebagai seorang Toastmasters, kita dituntut untuk bersikap profesional.

Di samping untuk kepentingan bisnis, Toastmasters pun dapat juga dimanfaatkan untuk bersenang-senang. Seringkali saya datang ke meeting Toastmasters dengan perasaan kurang enak, namun setelahnya saya pun seperti mendapatkan tenaga baru. Toastmasters juga tidak sepenuhnya kepentingan bisnis. Ada makan siang gratis yang disediakan perusahaan. Ada canda di dalamnya. Tawa pun merupakan hal yang lumrah. Di samping itu dengan menjadi anggota Toastmasters kita mendapatkan kesempatan untuk pergi ke berbagai tempat. Untuk district Toastmasters saya, yaitu district 87, maka setiap tahun ada kesempatan pergi keluar negri, yaitu ke Brunei Darussalam atau Malaysia yang berada di pulau Kalimantan.

Beberapa kali ada pula acara di berbagai kota di Indonesia. Yang saya tahu pernah ada di Medan, Bali dan Jakarta. Kemungkinan tahun ini acaranya di Surabaya.

Bayangkan, pergi ke luar kota, untuk acara yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan kantor, bersenang-senang, tapi dibayari kantor. Gimana gak enak tuh? Dan di kantor saya, tempat seperti itu hanya dapat dinikmati di Toastmasters.

Memang “Mixing Business with Pleasure” akan selalu ada tanpa saya jadi Presiden Toastmasters di klub kantor saya. Namun saya mempunyai beberapa program yang ditawarkan agar memang Business dapat digabung dengan Pleasure. Beberapa program saya belum pernah dilakukan sebelumnya, paling tidak selama saya bergabung menjadi anggota Toastmasters di kantor saya. Namun bukan berarti hal tersebut tidak dapat dilakukan.

Jadi, tunggu saja dua hari lagi. Mudah-mudahan saya tampil lebih baik daripada tahun lalu. Biarpun niatnya hanya untuk meramaikan dan mendapatkan kredit speech, namun saya harus tampil all out supaya audience tidak terlalu kecewa melihat penampilan saya nanti.

Saksikan dua hari lagi ya! {nice1}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *