Hari ini saya ke Bandung dengan menggunakan travel bolak-balik. Perginya pakai Day Trans, baliknya pakai Baraya Travel. Harga keduanya berbeda, Day Trans Rp 70 ribu sedangkan Baraya Travel Rp 58 ribu. Lalu apa bedanya? Lumayan tuh beda Rp 12 ribu. Apa keistimewaan Day Trans dibandingkan Baraya Travel kalau begitu?
Ketika saya naik Day Trans, mobil yang saya naiki memiliki kapasitas penumpang 10. Konfigurasinya, satu di depan. Dua di baris kedua, Dua di baris ketiga, Dua di baris keempat dan Tiga di baris kelima. Lima baris? Iya, untuk belakangnya saja ada empat baris sendiri. Setiap tempat duduk cukup lega untuk diduduki dan dibalut dengan bahan semi kulit. Nuansa warna yang dihadirkan dalam mobil adalah merah-hitam. Ada LCD tersedia di atas penumpang depan. Namun LCD tersebut tidak dinyalakan sepanjang perjalanan.
Perjalanan menuju Bandung ditempuh dalam waktu dua setengah jam, dengan diselingi oleh dua kali istirahat di rest area sepanjang tol Cikampek – Cipularang. Mungkin jika tidak istirahat, waktu tempuhnya bisa lebih dipersingkat. Tapi mungkin itu sudah prosedur standar dari pihak travel agar memberikan kesempatan istirahat kepada supir maupun penumpang, minimal untuk buang air kecil. Perjalanan dua setengah jam tentunya membutuhkan waktu sejenak untuk buang air kecil.
O ya, tidak lupa juga saya laporkan suasana ruang tunggunya. Day Trans memiliki ruang tunggu yang ber-AC yang dilengkapi dengan televisi baik di pool Jakarta maupun di pool Bandung.
Bagaimana dengan Baraya Travel? Perbedaan mencolok sudah terasa di ruang tunggu pool. Baraya Travel tidak menyediakan ruang tunggu ber-AC dan juga televisi. Yang disediakan adalah kipas angin dan beberapa orang terlihat tetap bandel merokok di tempat tunggu tersebut walaupun ada tulisan dilarang merokok di tempat tersebut.
Perbedaan berikutnya adalah suasana interior mobil. Kalau Day Trans memiliki nuansa merah-hitam, maka Baraya tidak memiliki nuansa khas tertentu. Setiap bangku dibalut oleh bahan semi kulit dengan warna krem yang sudah mulai terlihat butek. Pergerakan di dalam mobil pun terbatas, karena memang konfigurasi bangkunya dibuat sedemikian rupa sehingga memenuhi mobil. Mobil yang saya naiki berkapasitas 12 penumpang dengan konfigurasi satu di depan. Tiga di baris berikutnya. Tiga lagi di baris berikutnya dan empat di baris terakhir. Pintu belakangnya pun ada dua, semuanya di sebelah kiri mobil. Memang bangkunya tidak sebesar Day Trans, tapi sudah cukup lega, kecuali untuk bangku belakang yang sempit jika diduduki empat orang.
Untungnya penumpang Baraya Travel yang saya naiki tidak penuh. Jadi saya bisa merasakan nikmatnya duduk tanpa harus empet-empetan. Untuk tips, jika naik Baraya Travel, jangan sekali-kali memilih bangku paling belakang, kecuali memang yang sisa di bangku belakang. Sekali lagi saya tidak menemukan seat belt ada di bangku belakang.
Perjalanan dari Bandung ke Jakarta memakan waktu sekitar dua setengah jam juga. Ada istirahat sekitar 10 menit di rest area km 34 tol Cikampek. Sepanjang perjalanan tidak ada kemacetan berarti, kecuali ketika keluar tol yang memang lagi macet hebat saat itu.
Secara kenyamanan, kedua travel tersebut tidak banyak memberikan pengalaman yang berbeda. Apalagi jika anda tidak memerlukan hiburan lebih seperti menonton televisi sepanjang perjalanan. Jika yang anda lakukan hanyalah tidur sepanjang perjalanan, maka memilih Day Trans atau Baraya Travel hampir tidak ada bedanya.
Tapi kedua travel sama sekali tidak mempedulikan masalah keselamatan. Tidak ada satu pun seat belt yang tersedia di bangku belakang baik dari Day Trans maupun Baraya Travel. Tanpa seat belt berarti keselamatan penumpang benar-benar tergantung dari supir yang bertugas. Padahal sebagai manusia umumnya, supir pun bisa juga berbuat salah. Apalagi jarak tempuh sekali jalan lebih dari 150 km dengan minimum waktu tempuh dua setengah jam.
Travel semacam Day Trans dan Baraya Travel bukanlah travel baru yang ada di jalur Bandung-Jakarta, tapi kenapa mereka tidak menyediakan sesuatu untuk keselamatan para penumpang yang merupakan sumber penghidupan mereka? Di karcis Day Trans memang ada asuransi kecelakaan maksimal Rp 100 juta kalau meninggal, tapi saya heran, kenapa si asuransi mau memberikan uang asuransi jika memang penyedia travel tidak menyediakan seat belt di mobil travel tersebut.
Mungkin saja selama ini banyak penumpang yang tidak komplain dengan tidak adanya seat belt. Atau bisa saja travel-travel tersebut berpendapat bahwa dengan adanya seat belt, maka kenyamanan penumpang akan berkurang. Padahal kenyamanan itulah salah satu andalan mereka dalam layanan ini. Kenyamanan memang dirasakan langsung oleh penumpang sedangkan seat belt tidak. Seat belt baru bermanfaat jika ada kecelakaan terjadi.
Mobil travel semacam ini rentan untuk terbalik jika terjadi kecelakaan. Seat belt sangat bermanfaat untuk mengurangi resiko cedera atau kematian jika mobil terbalik. Sudah banyak bukti-buktinya manfaat seat belt pada mobil yang terbalik kepada penumpangnya. Lalu kenapa belum juga menyediakan seat belt ya?
Pernah teman kantor saya harus kehilangan nyawanya ketika mengalami kecelakaan travel semacam ini. Teman kantor saya tersebut sedang merintis karir yang cemerlang, lalu terhenti begitu saja karena kecelakaan kecil yang menimpa travel yang dinaikinya. Tentu itu adalah kejadian tragis, dan banyak orang bilang bahwa memang sudah takdirnya hal itu terjadi. Tapi jika memang disediakan seat belt dan saat itu dipakai oleh teman saya, mungkin saja nyawanya masih dapat diselamatkan. Siapa tahu!
Jadi, karena tadi saya harus ke Bandung secara mendadak, dan tidak ada pilihan lain selain menggunakan travel karena kemacetan, saya pun terpaksa membiarkan diri saya sejauh 300 km perjalanan darat tanpa menggunakan seat belt. Kali ini saya beruntung. Lain kali belum tentu.
Day Trans dan Baraya Travel, mohon maaf, saya tidak dapat merekomendasikan anda berdua untuk menjadi pilihan travel saya secara rutin. Saya seperti menggantungkan nyawa saya kepada supir-supir anda jika memilih layanan anda. Saya akan lebih mencari travel-travel yang menyediakan seat belt di tiap bangkunya. Kenyamanan memang menjadi hal utama bagi penumpang. Namun keselamatan menjadi hal yang lebih penting bagi keluarga penumpang. Kita tidak mau tidak selamat hanya gara-gara ada masalah kecil yang terjadi di jalan.
Jangan lagi kematian menghantui kita saat naik travel seperti Day Trans dan Baraya Travel. Mari kita minta kepada para pengusaha travel agar menyediakan seat belt di setiap bangkunya. Nantinya penumpang mau pakai atau tidak, itu terserah penumpangnya. Namun sebagai penyedia layanan, seat belt harus disediakan dan itu wajib!
Semoga tidak ada lagi bahaya kematian menghantui kita selama perjalanan Jakarta – Bandung – Jakarta dengan travel. {nice1}