Saya hari ini tidak tarawih di mesjid. Rumah saya dekat mesjid, sehingga ketika ada suara dari mesjid ketika orang berceramah, maka suaranya cukup jelas terdengar ke rumah saya. Saya agak kaget ketika mendengar bahwa mesjid dekat rumah saya malam ini dikunjungi Pak Walikota beserta jajarannya yaitu Camat dan Lurah. Saya tahu mesjid itu dikunjungi karena di speaker mesjid terdengar jelas “Selamat datang kepada Bapak Walikota…”
Acara tarawih dimulai dengan sambutan dari ketua mesjid (berdasarkan suara yang saya dengar dari pembawa acara). Intinya ketua mesjid tersebut sangat bangga karena mesjidnya dikunjungi Pak Walikota. Di akhir sambutannya, ada acara bantuan dari Pak Walikota kepada mesjid yang bersangkutan. Selanjutnya Pak Walikota didaulat untuk memberikan sepatah dua patah kata.
Ucapan sang Walikota kurang jelas terdengar oleh saya karena pengaruh speaker yang tidak pas. Speaker untuk ceramah pastinya berbeda dengan speaker untuk shalat. Sepertinya speaker untuk ceramah agak pecah jika jaraknya jauh. Namun dari logatnya, sang walikota ini mirip seperti ustadz-ustadz yang sering kita dengar ketika sedang berceramah penuh semangat. Beberapa kali terdengar suara teriakannya yang menegaskan sesuatu.
Saya sayup-sayup mendengar ucapannya tentang Gubernur DKI Jakarta legendaris yaitu Ali Sadikin. Menurut pendengaran saya, Ali Sadikin adalah Gubernur Jakarta yang menjabat selama 10 tahun. Jadi menurut dia, dalam 5 tahun pertama pemerintahan Ali Sadikin, belum banyak yang dibuatnya untuk Jakarta. Namun di 5 tahun berikutnya, banyak sekali jasa Ali Sadikin. Dia memastikan hal tersebut karena saat Ali Sadikin memerintah waktu itu, sang walikota masih berumur 17 tahun.
Saya juga mendengar tentang kata-kata orang yang sering berkunjung ke mesjid dan mendorong warga untuk menggunakan hak pilihnya. Memang saya tidak mendengar kata kampanye untuk kandidat tertentu, tapi sepertinya sang walikota mendorong warga untuk memilih kandidat yang sering mendatangi mesjid seperti dirinya dan bukan ‘orang lain’. Mungkin kita sendiri tahu siapa yang dimaksud ‘orang lain’ ini.
Ucapan sang walikota memang terdengar sangat antusias dan bersemangat. Mungkin sehabis dia berbicara ada tepuk tangan dari pengunjung mesjid, namun sayangnya saya tidak bisa mendengar hal tersebut. Setelah sang walikota memberikan sepatah dua patah kata, maka acara dilanjutkan dengan shalat tarawih berjamaah.
Apakah ini merupakan kampanye pilkada terselubung? Karena ada bantuan dari Pak Walikota kepada mesjid, bantuan itu tentunya datang dari APBD, bukan dari kocek pribadi Pak Walikota. Kita tahu sendiri Pak Walikota adalah representative dari Pemerintahan DKI Jakarta yang incumbentnya sedang bertarung di Pilkada DKI.
Sepertinya putaran kedua akan berlangsung seru karena incumbent tidak akan menyerah begitu saja. Putaran pertama memang dia kalah, tapi putaran kedua belum tentu. Ada momentum Ramadhan yang bisa dimanfaatkannya.
Semoga Pilkada DKI putaran kedua tetap berlangsung aman, jujur dan adil. {nice1}