Hari ini, 20 Juli 2012, saya mengalami dua perpisahan teman kantor secara sekaligus. Teman pertama adalah teman yang saya hadiahi novel sebagai kenang-kenangan. Teman kedua adalah supir shuttle yang selama ini melayani saya dan rekan shuttle untuk pergi-pulang kantor. Keduanya hari ini resmi terakhir bekerja di kantor tempat saya bekerja. Memang keduanya masih dapat saya temui hingga akhir bulan ini di kantor, walaupun tidak setiap hari ini karena sudah di grace period. Teman kantor mengambil cuti sebelum hari terakhirnya. Sedangkan supir shuttle sedang masa bridging kontrak, sehingga statusnya tetap aktif, namun tidak melayani.
Pertemuan saya dengan kedua teman kantor ini dimulai sejak tiga tahun lalu. Teman kantor saya kenal saat saya ditugaskan di tempat baru. Supir shuttle pun saya kenal juga saat saya ditugaskan di tempat baru tersebut. Saya tidak mengetahui kinerja teman kantor saya karena memang belum pernah kerja bareng dengannya. Namun saya mengetahui kinerja supir shuttle yang selama 3 tahun saya kenal, belum pernah sekalipun alpa untuk menjemput kami. Pernah satu dua kali dia tidak menjemput atau mengantar pulang kami, tapi itu semata-mata karena yang bersangkutan sedang cuti atau ditugaskan ke tempat lain dan sudah mengabari terlebih dahulu beberapa hari sebelumnya.
Saya memberikan teman kantor sebuah kenang-kenangan berupa novel. Saya tidak memberikan supir shuttle kenang-kenangan tersendiri karena memang keputusan pergantian supir shuttle dilakukan secara mendadak oleh manajemen kantor. Secara tiba-tiba, manajemen mengumpulkan koordinator shuttle yang dikenal dengan kapten shuttle dan mengatakan bahwa mulai besok (yaitu tanggal 19 Juli 2012 saat itu, dikumpulkan oleh manajemen tanggal 18 Juli 2012) shuttle lama sudah tidak lagi beroperasi dan diganti dengan shuttle baru. Saya pun tidak sempat memberikannya apa-apa berupa karya, hanya sempat saweran untuk memberikannya kenang-kenangan berupa uang pisah dan THR.
Memang begitulah kenyataan hidup. Ada pertemuan ada juga perpisahan. Yang tinggal hanyalah kenangan dan nomor kontak keduanya. Dalam waktu yang sangat dekat keduanya akan memperoleh pengganti. Supir shuttle sudah ada penggantinya, bahkan sepertinya kemampuannya membawa mobil tidak kalah dengan supir shuttle saat ini. Teman kantor pun sudah ada penggantinya, walaupun sementara masih dari pihak internal dan belum ada pengganti resminya.
Pengganti keduanya bisa saja lebih baik atau lebih buruk tidak ada satu pun yang tahu. Yang pasti, saya harus menyesuaikan diri lagi dengan pengganti keduanya. Mudah-mudahan cocok dan biasanya akan cocok karena memang tidak ada pilihan lain.
Untuk kedua temanku, semoga sukses di tempat barunya masing-masing. Siapa tahu jika ada kesempatan, kita akan bekerja bersama kembali, walaupun mungkin kita akan bertemu di tempat lain dalam kesempatan yang berbeda.
Sukses selalu ya! {nice1}