Social Media Untuk Perbaikan Layanan Angkutan Umum

Siapa yang tidak tahu Facebook dan Twitter? Saat ini hampir semua orang yang mengenal internet tahu apa itu Facebook dan Twitter malah mungkin mereka menjadi salah satu penikmatnya. Layanan social media semacam Facebook atau Twitter selain digunakan untuk bersenang-senang, bertemu dengan teman lama di dunia maya, bahkan sebagai ajang mencari jodoh, juga dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan positif.

Banyak sekali contoh kegiatan positif social media yang sering kita temui. Misalnya aksi satu juga pendukung di Facebook beberapa tahun lalu yang akhirnya melahirkan koin peduli Prita. Atau Twitter pun sering dijadikan ajang laporan, seperti laporan arus lalu lintas atau laporan perilaku orang kaya pengguna mobil Alphard yang masih suka mengisi bensin mobilnya dengan premium.

Intinya, social media melibatkan banyak pihak untuk memberikan informasi kepada banyak pihak lain. Jika informasi tersebut dikelola dengan baik, maka informasi tersebut akan sangat berguna bagi banyak pihak yang membutuhkan. Informasi yang dikelola harus bersifat spesifik, misalkan tentang keadaan lalu lintas, atau tentang informasi pintu air yang sedang hot beberapa minggu belakangan ini.

Social media pun dapat digunakan sebagai sarana untuk perbaikan layanan angkutan umum. Bagaimana caranya? Inilah idenya!

Kembali ke tulisan saya sebelumnya mengenai ide pembenahan transportasi Jakarta. Di situ saya berpendapat bahwa parameter yang dibutuhkan oleh pengguna transportasi di Jakarta adalah ketepatan waktu, keamanan, kenyamanan dan kalau bisa murah.

Untuk dua parameter terakhir hanya dapat diperbaiki dengan investasi di infrastruktur. Kenyamanan hanya dapat diubah bila kendaraan diganti dengan yang lebih baru. Dan harga tiket atau pelayanan dapat dimurahkan bila ada subsidi dari pemerintah. Dengan kata lain perbaikan dapat dilakukan dengan menggunakan anggaran yang sangat besar.

Untuk dua parameter pertama memang memerlukan investasi juga. Tapi tidak perlu menggunakan anggaran yang sangat besar. Investasi utamanya hanyalah social media yang umumnya adalah layanan gratis. Social media sangat berguna untuk memperbaiki kedua parameter ini, terutama parameter pertama dan akhirnya akan diikuti oleh parameter kedua.

Idenya sangat sederhana. Setiap kendaraan angkutan umum melaporkan posisinya lewat social media dan para pengguna angkutan umum yang bersangkutan pun dapat melihat update posisinya sehingga mampu memprediksikan waktu kedatangan ke tempat dia biasa menunggu angkutan umum. Dengan demikian ada kepastian waktu tunggu. Dan untuk keamanan hanya perlu diinformasikan hal-hal yang menyangkut keamanan, seperti pencopetan, penjambretan, penodongan lewat social media sehingga lebih mudah terlacak oleh pihak yang berwenang.

Bagaimana caranya agar setiap angkutan umum melaporkan posisinya? Kan supir dan kernet biasanya gaptek. Malah mereka sering tidak mengerti menggunakan social media.

Jika memang supir dan kernetnya gaptek atau tidak punya pulsa untuk internetan yang sekarang sudah sangat murah, ya berarti untuk permulaan timer angkutan umum yang bersangkutan yang biasanya ada di terminal yang melaporkan lewat Twitter atau Facebook. Ketika angkutan umum nomor xx berangkat, ia pun melaporkan keberangkatannya disertai dengan waktu keberangkatan. Persis seperti akun @TMCPoldaMetro yang sering melaporkan situasi arus lalu lintas atau informasi lainnya. Nanti para pengguna kendaraan umum tersebut tinggal follow atau menjadi fans dari akun tersebut dan mendapatkan update mengenai waktu keberangkatan kendaraan dari terminal.

Kalau sudah ada akun yang akan mengelola informasi seputar lokasi kendaraan, maka nantinya akan banyak update dari para pengguna kendaraan umum lainnya. Misalnya, ada yang bertanya, “Saya sudah berada di jalan xxx depan gedung xxx menunggu bus xxx untuk ke xxx. Berapa lama lagi ya?” Tweet ke akun salah satu penyedia layanan angkutan umum, kemudian admin layanan angkutan umum tersebut me-retweet pertanyaan tersebut. Dalam waktu beberapa menit kemudian, saya yakin banyak yang membalas pertanyaan tersebut dan pada akhirnya yang bertanya akan tahu berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk menunggu bus yang dimaksud.

Bisa saja waktu tunggunya 1/2 jam. Atau bahkan 1 jam. Tapi paling tidak dia dapat mengantisipasi hal tersebut. Jika memang waktu tunggunya masih lama seperti 1/2 atau 1 jam lagi, maka dia dapat melakukan hal yang lain terlebih dahulu, misalnya belanja atau menghabiskan waktu untuk membaca buku. Bayangkan jika dia harus menunggu 1 – 2 jam tapi belum ada kepastian akan kedatangan angkutan umum yang ditunggunya.

Social media pun dapat dijadikan bahan informasi jika ada tindak kriminal. Cepat sekali informasi akan tersebar dan memudahkan polisi dalam melacak pelaku karena kendaraan tempat kejadian perkara langsung dapat dikenali. Hal ini akan membuat supir dan kernet lebih peduli kepada keamanan penumpang karena mereka takut akan berurusan dengan polisi jika ada tindak kriminal di kendaraan yang mereka gunakan.

Berapa investasi untuk menggunakan social media pada kendaraan umum? Tidak terlalu besar. Paling hanya butuh dua buah smartphone harga 1 jutaan (satu untuk timer di terminal berangkat dan satu lagi untuk timer di terminal tujuan) dan juga koneksi internet dari provider yang biayanya berkisar dari Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu sebulan. Bahkan ada salah satu provider yang memberikan biaya internet sangat murah jika hanya akses ke Facebook atau Twitter. Yang penting admin kendaraan umum ini harus aktif memantau akun social media yang dia kelola, sehingga akan banyak respon dari pengguna angkutan umum yang memberikan informasi secara cuma-cuma.

Dengan adanya kepastian waktu akan membuat kendaraan umum lebih banyak digunakan oleh masyarakat. Artinya akan lebih banyak orang menggunakan angkutan umum dimaksud. Kendaraan umum yang sangat jarang frekuensinya seperti Deborah AC, Patas AC, atau angkutan metro mini di jalur yang tidak gemuk, akan lebih mudah untuk mendapatkan penumpang dengan menggunakan social media. Kita sendiri tahu bahwa kendaraan-kendaraan di atas berjalan di rute yang tidak dilayani angkutan umum lain. Jika naik kendaraan tersebut, pengguna dapat berhemat mulai dari waktu hingga ongkos perjalanan. Artinya kendaraan umum ini favorit, tapi sulit diprediksikan kedatangannya. Akhirnya banyak potensial pengguna angkutan umum ini beralih ke angkutan umum lain yang lebih memberikan kepastian kedatangan walaupun harus nyambung 2-3 kali untuk sampai ke tujuan.

Penggunaan sangat mudah. Sekarang ini tinggal kemauan. Maukah operator angkutan umum di Jakarta menggunakan social media untuk melaporkan posisi kendaraannya? Mungkin yang paling pertama bisa melakukan ini adalah busway dan KRL. Busway sebenernya sudah punya admin Twitter maupun Facebook, tapi kurang aktif adminnya. Informasi yang diberikan lebih kepada informasi umum atau bila ada kejadian luar biasa. Padahal yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah informasi keberadaan bus atau kereta yang saat ini sedang mereka tunggu.

Bagi para pengguna KRL yang ada di Tebet menuju Kota akan sangat senang jika mengetahui bahwa Kereta saat ini sedang di berada di stasiun Kalibata. Artinya dia hanya perlu menunggu kurang dari 10 menit sebelum kereta datang.

Bagi para pengguna busway yang ada di halte dukuh atas 2 akan sangat senang jika mengetahui bahwa busway terdekat saat ini sedang berada di pasar rumput. Artinya jika macet mereka hanya perlu menunggu kurang dari 15 menit, jika tidak macet maka penantiannya akan kurang dari 5 menit.

Kepastian waktu merupakan parameter yang sangat berharga bagi pengguna angkutan umum. Mungkin kita masih jauh dari keadaan ideal dimana kendaraan umum terjadwal sangat tepat, atau bila meleset pun hanya beberapa menit melesetnya. Namun kepastian waktu bukan hanya jadwal kedatangan yang tepat melainkan juga informasi posisi kendaraan terdekat yang akan sampai ke tempat pengguna menunggu. Dengan adanya informasi dari social media, akan memudahkan pengguna kendaraan umum untuk memilih apakah akan naik kendaraan yang akan datang 5 menit lagi, atau kendaraan yang akan datang 20 menit lagi, atau malah memilih menggunakan angkutan lain yang dalam 1 menit lagi akan datang.

Informasi social media dapat pula dijadikan alat untuk menciptakan keamanan dalam menggunakan angkutan umum. Orang akan berpikir lebih dari dua kali untuk melakukan tindak kriminal jika apa yang ia perbuat langsung diinformasikan lewat social media. Akan sangat mudah bagi pihak berwenang menyelidiki tindak kriminal tersebut. Dan di saat yang sama, supir angkutan umum lebih peduli kepada keamanan pengguna karena supir-supir tersebut tidak mau terlibat penyelidikan pihak berwenang.

Social media, investasi murah, layanan meningkat, penumpang lebih banyak, keuntungan berlimpah! Kendaraan bisa diremajakan sendiri oleh operator tanpa bantuan Pemda. Pemda hanya membantu untuk subsidi ongkos agar terjangkau oleh masyarakat.

Efek social media begitu dahsyat ya! {nice1}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *