Kadang kita menunda membantu seseorang karena kitanya sendiri sedang kesulitan atau sedang banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Saat itu terjadi hilanglah momentum kita untuk membantu orang yang saat itu sedang dalam keadaan sangat membutuhkan. Padahal sebenarnya kita dapat membantu orang tanpa harus mengubah budget bantuan kita, atau malah tanpa harus keluar uang sepeser pun.
Hal semacam ini sering dimanfaatkan oleh para pelaku pengumpul sumbangan dengan bekerja sama dengan berbagai outlet belanja. Pernahkah kita ditawari untuk menyumbang saat membayar belanjaan di kasir? Belanjaan yang nilainya Rp 99.576 diminta oleh kasir agar dibulatkan menjadi Rp 100.000 karena sisanya dipakai untuk bantuan anak sekolah di pedalaman. Jika kita setuju artinya kita menyumbang Rp 424. Sumbangan yang tidak terasa karena toh jika kita bersikeras mendapatkan kembaliannya, sangat besar kemungkinan bahwa kembalian tersebut akan kita letakkan di tempat yang jarang sekali kita kontrol.
Contoh di atas adalah bantuan dengan nominal kecil. Bantuan tanpa mengeluarkan uang pun dapat kita lakukan. Misalnya kita mendapatkan hadiah dari seseorang atau sebuah badan. Hadiah tersebut tidak terlalu kita butuhkan saat itu. Momen seperti itulah saatnya kita memberikan sumbangan ke orang lain. Berikanlah hadiah tersebut kepada orang lain. Dengan demikian kita dapat membantu tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
Bisa juga kita sering mengeluarkan uang secara reguler untuk membeli sebuah produk. Yang paling mudah adalah segelas kopi dari sebuah outlet luar negeri yang terkenal. Bagi saya untuk membeli kopi di outlet tersebut hanya akan terjadi kalau ada diskon yang cukup besar. Tapi bagi sebagian orang membeli kopi di outlet tersebut sudah menjadi kebutuhannya sehari-hari.
Biasanya orang yang reguler membeli kopi di outlet tersebut hanya membeli kopi satu gelas per hari. Oleh karena itu tidak heran jika ada promo beli 1 gratis 1 tagline iklannya bilang “treat a friend”. Tagline ini sangat tepat karena memang promo tersebut lebih ke arah memberikan gratis kepada teman daripada membeli segelas kopi dengan separo harga. Dengan demikian orang yang secara reguler membeli segelas kopi akan secara reguler pula mentraktir temannya saat promo berlangsung. Promo yang lebih menekankan berbagi daripada diskon.
Bisa juga kita berbagi kepada orang lain jika kita memiliki budget untuk berbagi yang cukup besar. Setiap bulan sehabis menerima gaji, biasanya kita akan menyisihkan sejumlah uang untuk disumbangkan. Entah itu namanya zakat, infaq, sedekah, sumbangan, atau sekedar angpau untuk resepsi pernikahan seorang rekan.
Biasanya uang gaji bulanan yang kita terima pada akhirnya akan habis karena sudah menempati pos-pos pengeluaran yang ditentukan. Jika ada sisa uang kas, maka itu semata-mata hanyalah uang darurat yang memang sudah direncanakan. Artinya secara umum, bagi seorang pekerja akan kesulitan untuk mengeluarkan sumbangan di luar budget yang sudah ditentukan karena semua hal ada budgetnya. Makanya tidak aneh bagi seorang pekerja hanya mampu memberikan bantuan kepada orang lain dalam nominal seadanya.
Sebenarnya hal tersebut masih dapat disiasati.
Misalnya kita memiliki budget untuk sumbangan gaji bulanan sebesar 10% dari gaji. Sebagai orang Islam, kita wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% di muka dan itu harus dilakukan tanpa kompromi. Sisa 7,5% lagi adalah kebebasan kita untuk menyumbang ke siapapun atau apapun yang kita mau. Bisa saja saat kita tidak ada rencana memberikan bantuan kepada siapapun yang kita kehendaki, maka seluruh budget langsung disalurkan kepada lembaga amil zakat yang terpercaya. Menurut saya itu sah-sah saja. Yang penting pengeluaran zakat minimum 2,5% dari penerimaan bulanan dan tidak boleh dikurangi walaupun bulan-bulan sebelumnya membayar zakat lebih dari 2,5%. Bukan dilarang, tapi demi menjaga konsistensi.
Nah sisa budget sumbangan bisa disalurkan ke bantuan yang direncanakan. Apa maksudnya bantuan yang direncanakan? Maksudnya adalah penerima bantuan kita sudah jelas orangnya dan tujuannya. Misal, untuk bantuan bayaran sekolah anak tetangga kita yang tidak punya uang untuk menyekolahkan anaknya. Atau bantuan biaya rumah sakit bagi anggota keluarga besar yang tidak mampu. Atau mungkin menjadi donatur ke lembaga kemanusiaan. Sifat bantuan ini bisa reguler atau hanya sekali-sekali, atau bisa juga hanya di beberapa periode tertentu.
Bagi yang masih melajang mungkin lebih fleksibel dalam mengatur budget sumbangan yang akan dikeluarkan. Namun bagi yang sudah berkeluarga budget tersebut harus ditentukan di awal dan apabila ada hal-hal yang membuat sebuah pengeluaran melebihi budget yang ditentukan sebelumnya, maka hal tersebut harus disepakati terlebih dahulu karena akan mengganggu peredaran uang di keluarga tersebut.
Bila diperlukan budget pun dapat ditambah, misalnya ke 15 atau 20 persen dari gaji. Sehingga lebih leluasa lagi dalam menyalurkan sumbangan ke orang-orang yang membutuhkan.
Sebenarnya membantu orang lain itu tidak susah. Kita hanya harus menyiasatinya sehingga kita pun tidak akan merasakan bebannya. Pengeluaran kita akan sama saja namun orang lain akan merasakan manfaatnya secara lebih.
Misalnya gaji anda Rp 10 juta per bulan. Sisihkanlah paling tidak Rp 1 juta untuk budget sumbangan anda. Keluarkan yang Rp 500 ribu sebagai zakat dan Rp 500 ribu lagi untuk keleluasaan anda memberikan sumbangan. Jika bulan itu anda tidak memiliki rencana untuk memberikan apapun kepada orang lain, maka minimun sumbanglah Rp 100 ribu ke mesjid setiap kali jumatan. Jarang-jarang loh mesjid saat jumatan mendapatkan sumbangan uang pecahan Rp 100 ribu. Anda akan dikira begitu dermawan padahal itu hanyalah bagian dari budget yang dikeluarkan.
Kadangkala kalau melihat ada orang yang begitu senang menyumbang, saya pun berpikir mungkin budget untuk sumbangannya cukup besar, sehingga dia memiliki keleluasaan dalam mengatur pengeluaran sumbangannya.
Jadi semakin yakin kan kalau kita dapat membantu orang lain tanpa kita sendiri merasa membantu orang tersebut. Bantulah sebanyak-banyaknya orang. Tingkatkan budget sumbangan anda, sehingga nominal sumbangan anda per bulan pun meningkat. Lalu nikmati bagaimana ringannya dan nikmatnya membantu orang di saat orang lain merasa berat membantu orang di saat yang sama.
Yang pasti, rasakan manfaatnya karena pastinya budget sumbangan anda akan terus meningkat nominalnya seiring dengan rajinnya anda memberikan sumbangan kepada orang lain. Memang kata orang kalau memang sudah direncanakan apapun akan terasa ringan. Hal itu termasuk sumbangan yang direncanakan. {nice1}
Gambar diambil dari : http://ibnuabbaskendari.files.wordpress.com/2010/07/sedkit-bicara-banyak-beramal_1332_l.jpg