Introducing Odd Office

{youtube}Z0zN4NKU4_A{/youtube}

Sebelumnya saya dan rekan-rekan sekantor sempat membuat sekelompok grup yang bernama Fat Street Boys. Namun, beberapa anggotanya sudah pindah dan berada di grup kerja berbeda, bahkan berada di gedung berbeda dengan kebanyakan anggota lainnya. Dengan demikian kegiatan Fat Street Boys saat ini dapat dibilang sedang dibekukan. Saat ini hanya tinggal tiga orang yang aktif dalam Fat Street Boys, yaitu saya sendiri, Priyo dan Salim.

Terinspirasi oleh acara televisi “Malam Minggu Miko” yang biasa tayang di Kompas TV, kami bertiga pun membuat serial film pendek yang bercerita tentang kehidupan kantor. Kami menyebut serial tersebut Odd Office atau Kantor yang Ganjil.

Kenapa disebut Odd Office? Sebenarnya penamaan tersebut agak sedikit memaksa. Kami ingin agar ada kata-kata ‘Office’ di judul serial. Lalu kami maunya jika ada kata yang bergandengan dengan kata ‘Office’, maka kata tersebut harus dimulai dengan huruf ‘O’. Akhirnya muncullah kata ‘Odd’ yang berarti ganjil. Odd Office akan bercerita tentang kehidupan kantor dari sisi yang aneh, atau dapat disebut ganjil.

Episode pertama kami, yaitu sebuah film pendek berdurasi 3 menitan bercerita tentang kebersihan sebuah kubikel atau dinamakan ‘Clean Cubicle’. Episode ini ditayangkan perdana di depan rekan-rekan sejawat kami pada sore hari ini. Beberapa tertawa melihat film ini, beberapa terdiam. Ini karena kami sedang membuat film dengan alur yang bolak-balik dan dalam waktu yang sangat cepat. Mungkin karena itulah banyak rekan-rekan sejawat kami yang tidak mengerti pesan yang ada di film pendek tersebut.

‘Odd Office’ nantinya akan merupakan film pendek berdurasi 3 – 6 menit. Pesan yang ditawarkan dalam film pendek ini merupakan pesan-pesan sederhana dan dalam bahasa yang mudah dimengerti. Setiap tulisan yang muncul dalam film pendek ini nantinya akan menggunakan bahasa Inggris. Namun perbincangan para tokoh yang ada di film pendek ini tetap menggunakan bahasa Indonesia yang dimodifikasi atau bahasa Indonesia sehari-hari dan tidak terlalu mengacu kepada bahasa Indonesia yang baik dan benar.

‘Odd Office’ disutradarai oleh Priyo sebagai otak dalam ide pembuatan film pendek ini. Saya dan Salim hanya membantu dan memberikan masukan terhadap alur cerita yang diusulkan oleh sang sutradara. Saat ini kami bertiga bertindak sebagai tukang sorot juga, tergantung adegan mana yang sedang diambil. Jika Saya dan Priyo terlibat dalam adegan tersebut, maka Salim menjadi tukang sorotnya. Jika Priyo dan Salim terlibat dalam adegan, maka saya yang menjadi tukang sorotnya. Jika Saya dan Salim terlibat dalam adegan, maka Priyo menjadi tukang sorotnya. Secara umum tukang sorotnya adalah Priyo.

Saya juga bertindak sebagai editor untuk penyelesaian film hingga siap untuk dipublikasikan. Priyo menjadi penasehat dan juga bertindak sebagai editor dalam hal ini. Salim menjadi produser yang siap untuk memberikan pundi-pundi kepada kami dalam rangka pembuatan film ini. ‘Odd Office’ episode pertama dibuat tanpa keluar biaya satu peser pun. Kami menggunakan alat yang ada baik yang disediakan kantor maupun milik pribadi. Semua alat peraga yang ada kami kumpulkan dari barang-barang yang ada di kantor, lalu kami mengembalikannya ke tempatnya semula.

Untuk pengeditan video, kami menggunakan piranti lunak sederhana yaitu Movie Maker. Lagu-lagu yang terdapat dalam film pendek pun kami ambil dari You Tube, kemudian kami ambil hanya musiknya. Kami belum memiliki theme song yang baku dan sedang kami cari theme song tersebut untuk digunakan pada film-film pendek kami berikutnya. Yang pasti film pendek ini hanya merupakan curahan kreativitas kami yang mudah-mudahan dapat menghibur siapa pun yang melihat film pendek kami, baik secara online maupun offline.

Semoga ‘Odd Office’ tidak membekukan diri terlalu cepat seperti Fat Street Boys. Semoga orang-orang terhibur dengan film pendek yang kami hasilkan. {nice1}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *