Jangan Berwacana Terus

Seringkali kita mendengar wacana-wacana kebijakan pemerintah, baik dari pusat maupun daerah. Namun kebanyakan wacana tersebut akhirnya mentah di tengah jalan karena tidak ada aksi apa pun dari pemerintah. Setiap kebijakan pasti mengandung pro dan kontra. Apabila setiap kebijakan harus dijalankan tanpa adanya kontra, maka saya yakin tidak ada satu pun kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah.

Contoh wacana kebijakan yang paling nyata saat ini adalah Pembatasan Kendaraan dengan sistem ganjil-genap dan Pembatasan atau kenaikan harga BBM bersubsidi. Keduanya saat ini masih sebatas wacana. Sistem ganjil-genap malah kabarnya sudah ada aksi yaitu pengadaan stiker untuk semua kendaraan pribadi yang terdaftar di Jakarta yang besarnya mencapai miliaran rupiah. Kenaikan harga BBM sepertinya sudah mendapatkan restu dari berbagai institusi, terutama dari pihak pengusaha yang ingin mendapatkan kepastian usaha. Namun lagi-lagi palu belum diketok, dan keduanya sampai saat ini hanya menjadi wacana.

Yang ramai malah akibat dari wacana tersebut yang sudah terasa efeknya. Untuk ganjil-genap saat ini beberapa pengguna kendaraan roda dua di Jakarta sudah mengganti nomor plat kendaraannya agar memenuhi kriteria ganjil-genap. Biaya sudah dikeluarkan oleh pengguna padahal kebijakannya pun belum jelas. Untuk kenaikan harga BBM saat ini sudah terjadi kenaikan harga barang dan jasa untuk mengantisipasi kenaikan tersebut. Malah di beberapa tempat terjadi kelangkaan BBM subsidi yang biasa terjadi saat ada wacana kenaikan harga BBM bersubsidi.

Efek kebijakan sudah terjadi, biaya lebih sudah dikeluarkan masyarakat. Namun wacana masih berupa wacana dan tidak ada realisasi sama sekali. Wacana yang menyangkut kepentingan publik seringkali gagal dilakukan karena pemerintah tidak mau ambil resiko. Resiko yang sebenarnya untuk kepentingan kelanggengan kekuasaannya daripada untuk kepentingan rakyat yang dipimpinnya.

Kalau bulan April ini sudah diterapkan kebijakan ganjil-genap, mungkin saat ini perilaku pengendara kendaraan pribadi di Jakarta agak sedikit berubah. Suami-istri yang masing-masing mempunyai mobil dan pergi sendiri-sendiri akan pergi berdua setiap harinya karena hanya satu mobil yang dapat digunakan di jalanan protokol Jakarta. Kontrol kepatuhan kepada kebijakan mungkin masih perlu diperbaiki, tapi pasti akan lebih terstruktur saat kebijakan sudah ditetapkan. Trial and error sangat dimungkinkan untuk perbaikan. Jika memang gagal, ya akui saja gagal dan terapkan kebijakan lain yang lebih baik sambil belajar dari kebijakan lama yang gagal. Yang pasti kepentingan publik lebih diutamakan daripada kepentingan kelanggengan kekuasaannya.

Kalau sejak tahun lalu sudah diterapkan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi maka hari ini kita tidak akan lagi berbicara mengenai pembatasan penggunaan BBM bersubsidi. Kita tidak lagi berbicara tentang naiknya tarif angkutan umum. Kita tidak lagi berbicara tentang kenaikan harga barang-barang pokok. Hal tersebut sudah dilakukan tahun lalu dan tahun ini kita fokus kepada pembangunan. Fokus kepada pembangunan infrastruktur dan tidak sekedar janji-janji dimana subsidi BBM nantinya akan dialihkan ke pembangunan infrakstruktur yang belum jelas bentuknya seperti apa.

Bagi saya yang penting kebijakan itu jalan dulu. Adanya akibat dari kebijakan tentunya harus disimulasikan terlebih dahulu sebelum dijalankan. Tapi jangan simulasi berlebihan. Jika memang ketika simulasi tidak memungkinkan ya sudah. Jangan diteruskan. Jangan lagi diusulkan kebijakan tersebut.

Setiap kebijakan pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Namun kelebihan dan kekurangan tersebut tidak akan ketahuan sebelum kebijakan itu dilakukan. Jika kebijakan tersebut harus dilakukan demi kepentingan rakyat banyak, maka jalankan saja kebijakan itu. Tapi jika kebijakan hanya memperhatikan kepentingan penguasa untuk melenggangkan kekuasaan, maka kebijakan untuk kepentingan rakyat tidak akan pernah dilaksanakan.

Jadi selama ini berwacana terus agar terus duduk di pucuk pimpinan atau memang bekerja untuk kepentingan rakyat? Mungkin hanya pemimpin-pemimpin tersebut yang tahu jawabannya! {nice1}

Gambar diambil dari :

http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/02/22/193725_plat-mobil-ganjil-dan-genap_663_382.jpg

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Pengisian-BBM-di-SPBU-Batam.jpg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *