Menjadi biker di Jakarta harus tahan berbagai godaan melanggar lalu lintas. Pelanggarannya memang kecil-kecil, tapi jika dibiarkan pelanggaran tersebut akan menjadi besar. Godaan yang sangat kuat itu karena hampir semua biker melakukannya dan tidak ada konsekuensi apa pun dari pelanggaran tersebut selama tidak ada petugas lalu lintas yang bertugas di dekat tempat tersebut.
Waktu tempuh yang lebih cepat dan kondisi jalan yang lebih lengang menjadi pembujuk terbesar bagi biker untuk melanggar aturan lalu lintas. Ditambah semua orang melakukannya jadi semakin menjadi pembenaran bahwa yang dilakukan adalah hal yang benar.
Berikut ini adalah beberapa godaan pelanggaran lalu lintas saat menjadi biker, dimana hampir setiap biker melakukannya.
Menyerobot lampu merah yang baru menyala
Pada saat kita mendekati lampu merah dalam keadaan lampu hijau, tentunya kecepatan motor kita dalam kondisi yang cukup tinggi agar kita mampu melewati lampu hijau sebelum ia kembeli ke merah. Namun kadangkala kita mendapati kondisi dimana saat kita mau mendekati lampu hijau tersebut, lampu berubah ke kuning dan tidak lama kemudian berubah menjadi merah yang artinya harus berhenti. Seringkali saat baru saja terjadi pergantian lampu hijau ke lampu merah beberapa kendaraan terus berjalan untuk menyerobot lampu merah tersebut. Bukan hanya motor pelakunya. Mobil pun cukup banyak juga yang melakukannya. Untuk kondisi lampu merah yang tidak padat dan tidak ada petugas lalu lintas, biasanya paling tidak ada 5 – 10 kendaraan (motor ataupun mobil) yang menyerobot lampu merah.
Pelanggaran ini dapat mempercepat waktu pengendara 60 – 150 detik per kejadian. Di mana waktu tersebut adalah waktu untuk menunggu lampu merah berubah ke hijau di jalan-jalan di Jakarta.
Memutar tidak pada tempatnya
Biasanya di setiap pembatasan jalur selalu ada celah yang dapat dimasuki oleh sepeda motor. Celah inilah yang sering dimanfaatkan biker untuk melakukan putaran ke arah sebaliknya. Biasanya di jalanan sudah diatur tempat putaran yang diperbolehkan. Namun seringkali putaran tersebut terlalu jauh dan usaha untuk menuju ke putaran seringkali terhambat oleh kemacetan. Oleh karena itu celah pembatas jalur menjadi pilihan yang cocok untuk memutar. Biasanya saat jam sibuk ada saja 5 sepeda motor yang antri di tempat putaran semacam ini. Untuk bukan jam sibuk hanya terlihat 1 – 2 sepeda motor yang mencoba melakukan hal ini.
Pelanggaran ini dapat mempercepat waktu pengendara paling tidak 1 – 2 menit, tergantung sejauh mana putaran resmi yang dimaksud.
Melawan arus
Melawan arus biasanya dilakukan saat arus searah macet sedangkan arus berlawanan tidak macet. Bisa juga dilakukan bila ada jalur pintas menuju tempat tujuan namun tidak searah jalurnya dengan jalur menuju tempat tujuan. Atau bisa juga dilakukan hanya beberapa puluh meter untuk mempersingkat waktu perjalan. Yang pasti populasi sepeda motor yang melawan arus sangat besar. Bisa puluhan motor terlihat sekaligus melawan arus. Kadangkala seperti Contra Flow di tol dimana mereka memakan satu lajur sendiri untuk jalur dengan arah yang berbeda tersebut. Kadang mereka bisa berada di jalur paling kanan, kadang juga berada di jalur paling kiri. Tergantung kondisi jalanan yang dilalui.
Pelanggaran ini dapat mempercepat waktu pengendara cukup signifikan. Paling tidak 15 menit adalah waktu yang paling sedikit yang dapat diperoleh. Kadangkala malah bisa lebih dari 30 menit waktu tempuh yang diperoleh dari pelanggaran ini. Memang jalur melawan arus yang diambil tidak terlalu panjang, biasanya hanya 50 – 1000 meter, namun waktu yang digunakan untuk mempercepat ke tempat tujuan sangat signifikan.
Jika saja saya mengikuti pelanggaran-pelanggaran yang dimaksud di atas, bisa saja saya dapat mempercepat waktu perjalanan saya saat naik sepeda motor. Apalagi godaan demi waktu perjalanan yang lebih cepat sangat signifikan, bisa sampai 30 menit penghematan waktu tempuh.
Namun saya masih yakin bahwa masih banyak biker yang tidak melakukan beberapa pelanggaran yang saya sebutkan di atas. Mungkin waktu tempuh kita lebih lama, tapi keselamatan adalah prioritas utama. Lagipula saat kita melanggar ingatlah bahwa ada hak orang yang kita langgar. Ada hak orang yang harusnya sampai lebih cepat tapi kita halangi saat kita melanggar. Ada hak orang lain menggunakan jalan sesuai aturan yang kita ganggu.
Tapi memang godaan untuk melanggar itu sangat kuat! {nice1}
Gambar diambil dari : http://4.bp.blogspot.com/-D33jezrNUGw/TcDNCBql_HI/AAAAAAAAB6o/eAYqsa-n6cE/s1600/Polisi%2BCantik%2BIndonesia7.jpg