Akhir April 2013 lalu saya mulai mendaftarkan diri ke perusahaan sekuritas agar saya dapat berinvestasi saham. Sebelum mendaftarkan diri, saya sempat malang melintang bertanya ke beberapa pihak mengenai prosedur investasi saham dan juga resiko dan keuntungan yang bisa diperoleh atau diterima jika berinvestasi saham. Sebelumnya saya hanya berani melakukan investasi reksadana dimana per bulannya secara rutin saya melakukan penambahan dana.
Walaupun saya sudah banyak bertanya kesana kemari, namun begitu dihadapkan kepada investasi saham yang sesungguhnya saya pun sempat kebingungan. Saya tiba-tiba tidak mengerti cara melakukan pemesanan pembelian saham padahal sudah beberapa kali dikasih tahu oleh mertua saya yang memang aktif di pasar saham satu tahun belakangan ini. Saya pun bingung harus memilih saham yang mana, padahal sebelumnya saya sudah menentukan saham-saham mana yang mau saya pilih. Yang paling membuat saya bingung adalah tujuan investasi saham saya. Sebelumnya saya hanya ingin membeli saham-saham yang produk perusahaannya saya atau banyak orang pakai atau manfaatkan. Namun begitu terlibat langsung, saya pun tenggelam dalam analisa teknikal saham-saham yang tidak jelas bentuk perusahaannya.
Analisa-analisa teknikal maupun fundamental inilah yang selama dua minggu terakhir menghabiskan waktu senggang saya. Biasanya saya menulis blog saat senggang, atau mencari promo terbaru dari toko online. Namun dua minggu kemarin saya tenggelam ke dalam analisa saham-saham yang ada di Indonesia. Saya bahkan membuat list saham berdasarkan analisa teknikal yang saya dapatkan informasinya hanya dalam satu jam pertemuan.
Setiap hari saya lalui tanpa luput untuk melakukan pemesanan pembelian saham. Namun rupanya pemesanan pembelian saham saya banyak yang tidak menjadi transaksi karena harga saham yang mau saya beli tidak sesuai dengan persyaratan harga yang saya tetapkan saat melakukan pemesanan. Dari analisa teknikal ini saya telah mendapatkan untung Rp 60.000 dengan nilai pokok hanya Rp 315.000. Cukup besar memang keuntungannya, hampir 20 persen, namun memang uang pokok yang saya tanamkan kecil, hanya membeli saham 1 lot atau 500 lembar. Keuntungan itu saya dapatkan hanya dalam satu hari pembelian.
Saya telah membeli beberapa saham yang memang sebelumnya telah saya incar. Saya membeli saham Astra Internasional (ASII), saham Jasa Marga (JSMR), saham Garuda Indonesia (GIAA) dan terakhir saham Waskita Karya (WSKT) hasil dari analisa teknikal yang saya jalankan.
Tiga saham pertama yang saya beli tidak berdasarkan analisa apa-apa kecuali karena keinginan yang kuat ingin memiliki saham-saham tersebut. Kebetulan saat saya membeli ketiga saham tersebut, ketiganya sedang dalam penurunan harga.
Dari keempat saham yang saya punya, kondisinya adalah saya rugi 1.2% bila saham-saham tersebut saya jual di hari Jumat tanggal 10 Mei 2013 kemarin. Untuk tiga saham pertama saya akan lepas bila sudah mencapai harga tertentu yang saya inginkan atau ketika ketiganya sudah tidak menunjukkan performa yang baik dalam kinerja perusahaan.
ASII rasanya masih akan baik karena Toyota baru saja menambah investasi triliunan rupiah untuk memperbesar kapasitas produksi. JSMR rasanya masih akan baik kinerjanya karena jalan tol selalu saja menjadi pilihan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari. GIAA walaupun sahamnya kurang kinclong tapi bagi saya yang suka menggunakannya saat perjalanan bisnis, merasakan layanan yang begitu baik dari perusahaan ini. Saat ini memang GIAA sedang berkembang dan baru kelihatan hasilnya setelah tahun 2015 nanti. Banyak orang yang menyarankan agar saya beli sahamnya setelah 2015 saja, namun entah kenapa saya suka dengan perusahaan ini dan akan terus membelinya walaupun harganya turun.
Khusus untuk WSKT saya membeli hanya berdasarkan analisa teknikal yang saya terapkan. Dengan demikian saya juga akan menjualnya berdasarkan analisa teknikal tersebut. Tidak ada informasi khusus mengenai WSKT yang saya dapatkan sebelum membelinya. Jadi saham ini saya beli hanya untuk mencoba mencari keuntungan dari sisi teknikal. Ada cadangan khusus yang saya siapkan untuk hal ini, tapi nilainya tidak akan melebihi sepuluh persen dari seluruh uang yang saya tanamkan di pasar saham.
Bisa dibilang bahwa saya saat ini adalah pemilik perusahaan dari tiga perusahaan besar di Indonesia. Saya memang belum memiliki perusahaan sendiri atau memiliki saham mayoritas di sebuah perusahaan. Namun sedikit demi sedikit saya akan mencoba ke arah sana, walaupun saat ini belum ada waktu bagi saya untuk memiliki perusahaan sendiri. Saya masih bekerja dan waktu saya sangat tersita untuk menekuni pekerjaan saya. Jika saat ini saya memiliki perusahaan sendiri atau memiliki saham mayoritas di sebuah perusahaan, maka waktu yang saya miliki tidak cukup untuk menekuni semuanya.
Oleh karena itu pilihan investasi di pasar saham menjadi rasional bagi saya, karena saya tetap dapat bekerja dan tidak memanfaatkan fasilitas apa pun dari tempat kerja saya untuk berinvestasi di pasar saham.
Saya sudah jadi pemilik perusahaan. Kapan anda menyusul? {nice1}