Apakah Keberuntungan Menular?

keberuntunga

Mungkin kita pernah melihat ada salah seorang kenalan kita yang terkenal karena keberuntungannya. Dia sering mendapatkan hadiah undian atau door prize dalam sebuah acara. Tidak hanya sekali, bahkan bisa dua kali atau lebih. Kalau sudah begitu apakah keberuntungan orang tersebut hanya miliknya atau memang bisa ditularkan kepada pihak lain? Saya tidak tahu jawaban pastinya, namun saya menemukan dua kejadian dimana keberuntungan itu memang menular.

Jika mendengar kata-kata menular tentunya yang terlintas di pikiran kita adalah penyakit. Kita tentu saja tidak ingin penyakit orang lain menular kepada kita. Namun kita tentunya sangat ingin bila keberuntungan seseorang menular kepada kita. Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya?

Seperti penyakit, keberuntungan jika memang bisa menular harus melalui interaksi antara yang memberikan penularan kepada penerima penularan. Kita tidak mungkin tertular penyakit flu bila kita tidak pernah berinteraksi dengan penderita flu. Analogi yang sama juga berlaku kepada keberuntungan. Kita tidak akan pernah mendapatkan tularan keberuntungan jika kita tidak pernah berinteraksi dengan orang-orang yang sering beruntung.

Nah kembali kepada dua kejadian dimana keberuntungan itu memang menular. Kejadian pertama adalah pengalaman pribadi saya sendiri. Di tempat kerja saya ada seorang rekan yang sering bercerita kepada siapa pun yang ditemuinya tentang pengalamannya memenangkan berbagai macam undian dan door prize. Dia bercerita kalau dia sering mendapatkan hadiah dari menghadiri seminar-seminar, atau mengirimkan jawaban kuis dari majalah langganannya. Hadiahnya macam-macam, ada berupa uang tunai, voucher belanja, voucher perawatan bahkan voucher untuk pengiriman barang ke luar negeri gratis ke mana pun di seluruh dunia. Hadiahnya memang kecil-kecil, bukan mobil atau rumah atau uang miliaran. Namun karena seringnya ia mendapatkan hadiah, ia pun dengan sukarela berbagi cerita mengenai pengalamannya tersebut.

Memang gaya ceritanya kadang membuat orang yang kurang suka kepadanya malah semakin menjauh saat mendengar ia bercerita tentang bagaimana dia menang sebuah undian. Namun bagi saya, pengalamannya sangat menarik. Bahkan saya sering menimpali ceritanya sehingga dia bisa bercerita lebih banyak lagi ke saya. Malah karena saya sering mendengarkan ceritanya, kadangkala dia bercerita tentang keberuntungannya yang lain yang tidak ada hubungan dengan hadiah, seperti keberuntungan yang lebih bersifat perasaan atau rohaniah.

Dalam kurun waktu 6 bulan saat itu, saya seringkali ngobrol dengan orang tersebut, terutama di pagi hari sebelum semua orang datang ke kantor dan sore hari ketika saya terpaksa harus lembur kerja. Hasilnya apa? Akhir tahun 2012 lalu saya mendapatkan grand prize hadiah undian berupa sebuah sepeda motor. Dalam hidup saya belum pernah sekali pun saya mendapatkan hadiah undian yang sifatnya nasional dan terbuka seperti itu. Apakah ini bukti bahwa keberuntungan itu memang menular?

Kejadian kedua masih merupakan hipotesa saya. Ada seorang rekan lain di tempat kerja saya yang mendapatkan keberuntungan beruntun untuk hal-hal yang sifatnya undian dari kantor. Dia pernah mendapatkan Ipad 2 dan juga bantuan ibadah haji dari kantor lewat undian. Baru-baru ini dia juga mendapatkan Ipad Mini yang juga didapatkannya lewat undian. Selidik punya selidik ada satu kesamaan yang dilakukan rekan ini saat mendapatkan hadiah-hadiah tersebut. Ia sering berinteraksi dengan rekan yang saya sebutkan di atas. Saat mendapatkan Ipad 2 dan ibadah haji, orang tersebut sering berkomunikasi dengan rekan yang saya sebutkan sebelumnya di atas. Pekerjaannya membuat dia harus sering berkomunikasi dengan rekan yang beruntung tersebut. Saat mendapatkan Ipad Mini baru-baru ini posisi duduk rekan ini hanya berjarak beberapa meter dari rekan yang beruntung tersebut. Saya pernah sekali memperhatikan interaksi mereka, dan saya pernah memergoki bahwa si rekan yang sering beruntung itu, jika ada kepentingan atau cerita yang mau diceritakan pasti datangnya ke rekan saya yang satu ini. Jadilah keberuntungan itu menular.

Nah sekarang ini sudah ada dua kejadian nyata yang saya saksikan sendiri bahwa keberuntungan itu menular. Syaratnya kita harus sering berinterksi dengan orang yang sering beruntung. Kadangkala orang yang sering beruntung ini memiliki kebiasaan yang sangat berbeda dengan orang kebanyakan. Namun kita harus mampu bertahan berinteraksi dengannya jika mau beruntung. Bukti sudah ada, tinggal anda percaya atau tidak. Kalau saya sendiri percaya bahwa keberuntungan itu menular.

Untuk meningkatkan kesempatan mendapatkan manfaat, usaha perlu diperkuat, misalnya ikut undian lebih banyak supaya kesempatan menang lebih banyak, dan juga berdoa kepada Yang Maha Kuasa juga harus dilakukan. Sedekah bisa juga jadi pembuka jalan untuk keberuntungan kita.

Semoga kita selalu menjadi orang yang beruntung. Baik itu untuk duniawi maupun untuk akhirat kelak. {nice1}

Gambar diambil dari : https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSteBER9CcL-3BLpiZfCA45JVlBAdZLlcz3bmmEPDNi8OZfIEvg-g

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *