Tadi pagi sekitar pukul 10, saya lewat di depan Rumah Sakit Dharmais. Kebetulan di depan rumah sakit itu tidak jauh dari pintu keluar tol dalam kota. Di ujung pintu keluar tol dalam kota sudah berdiri dua orang berpakaian polisi lalu lintas dengan satu motornya terparkir di antara cone pembatas jalan. Rupanya kedua polisi ini memiliki peran untuk memberhentikan pengendara mobil yang melewati jalur busway.
Awalnya begitu saya lihat salah seorang polisi tersebut memberhentikan sebuah mobil Kijang Innova, saya pun berkata dalam hati, “Pasti macet nih gara-gara mobil diberhentikan polisi di jalur busway. Bagaimana nanti kalau ada busway yang lewat ya?” Saya pun berjalan sejenak ke arah Slipi dan ketika melihat mobil yang diberhentikan polisi tadi mobilnya sudah tidak ada! Mobil itu sudah dikasih jalan oleh pak polisi. “Hebat, cepat amat proses tilangnya!” pikir saya.
Kemudian ada mobil lain yang juga diberhentikan oleh pak polisi. Kali ini mobilnya Fortuner. Saya melihat dari seberang jalan (saya di trotoar sisi kiri jalan sedangkan polisi dan mobil Fortuner berada di sisi kanan jalan pas di jalur busway) pengemudi Fortuner tersebut memberikan sesuatu (lipatan kertas) kepada pak polisi. Saya kira pasti si pengemudi memberikan STNKnya untuk diperiksa oleh pak polisi. Namun ternyata pengemudi langsung dikasih jalan oleh pak polisi setelah memberikan sebuah lipatan kertas.
Mobil lain pun tak luput dari pemberhentian polisi walaupun dia sudah masuk jalur normal sebelum tertangkap tangan oleh pak polisi. Namun lagi-lagi, kurang dari 20 detik sejak diberhentikan dan memberikan sebuah lipatan kertas kepada pak polisi, mobil tersebut pun jalan kembali.
Dalam dua menit saya mematung di trotoar depan Rumah Sakit Dharmais, sudah ada lebih dari tujuh kendaraan yang diberhentikan. Masing-masing hanya memakan waktu sebentar dan terlihat selalu ada lipatan kertas yang diterima pak polisi. Ajaibnya lipatan kertas itu tidak terlihat lagi di tangan pak polisi setelah pengendara tersebut diperbolehkan jalan kembali.
Jika saya berprasangka buruk kepada pak polisi, saya pasti menganggap bahwa lipatan kertas yang diberikan oleh pengendara yang diberhentikan kepada pak polisi pasti sejumlah uang tertentu. Apalagi waktu percakapan di antara mereka tidak ada yang lebih lama daripada 30 detik. Namun bisa saja anggapan saya salah. Ini adalah beberapa kemungkinan dari fakta-fakta yang saya lihat tadi pagi.
1. Mengingat waktunya yang sangat sebentar, bisa saja pak polisi hanya memperingatkan pengendara agar tidak lewat jalur busway lagi. Si pengendara pun menerima peringatan tersebut dan menjabat tangan pak polisi. Lipatan kertas yang diberikan kepada pak polisi adalah primbon undang-undang lalu lintas yang diperlihatkan pak polisi kepada si pengendara. Berikut ini kemungkinan percakapannya
Pak Polisi (PP) : Selamat pagi pak! (sambil memberi hormat)
Pengendara Mobil (PM) : Selamat pagi pak (membuka kaca semakin lebar dan melihat ke pak polisi)
PP : Bapak saat ini melanggar ketentuan undang-undang lalu lintas nomor sekian karena melewati jalur busway. Ini undang-undangnya (sambil memberikan kepada pengendara)
PM : (menerima primbon undang-undang) Oh gitu ya pak.
PP : Lain kali jangan diulangi lagi ya pak. Tolong kembalikan primbon tersebut dan bapak boleh jalan kembali
PM : (mengembalikan primbon) baik pak, saya tidak akan mengulangi lagi. Terima kasih
PP : (mundur sedikit agar pengendara lebih bebas bermanuver. Kemudian memberi hormat)
2. Pak polisi bisa saja hanya memberikan survey beberapa pertanyaan yang harus dijawab kepada pengendara yang lewat jalur busway. Berikut ini kemungkinan percapakannya
PP : Selamat pagi pak! (sambil memberi hormat)
PM : Selamat pagi pak (membuka kaca semakin lebar dan melihat ke pak polisi)
PP : Saat ini kami sedang mengadakan survey mengenai penggunaan jalur busway untuk kendaraan pribadi. Ada dua pertanyaan yang saya ajukan, mohon dijawab ya pak
PM : Oh baik (dengan perasaan lega). Apa saya pertanyaannya pak?
PP : Hanya perlu jawab ya atau tidak ya pak. Pertanyaan pertama, apakah bapak sering lewat jalur busway?
PM : Ya
PP : Apakah bapak ingin jalur busway dibuka untuk semua kendaraaan termasuk kendaraan pribadi?
PM : Ya
PP : Mohon tulis nama dan tanda tangan pak (menyerahkan pena dan lipatan kertas)
PM : (Tulis nama dan tanda tangan lalu mengembalikan pena dan lipatan kertas)
PP : Terima kasih pak
PM : Sama-sama pak
PP : (mundur sedikit agar pengendara lebih bebas bermanuver. Kemudian memberi hormat)
3. Pak polisi bisa saja hanya ingin kenalan dengan pengendara yang lewat jalur busway. Berikut ini kemungkinan percapakannya
PP : Selamat pagi pak! (sambil memberi hormat)
PM : Selamat pagi pak (membuka kaca semakin lebar dan melihat ke pak polisi)
PP : Hari ini hari baik untuk bapak karena saya hanya ingin kenalan dengan bapak. Mohon ditulis nama dan nomor telepon bapak. PIN BB kalau ada juga boleh (memberikan pena dan kertas)
PM : Oh baik (dengan perasaan lega). (tulis nama dan nomor telepon). Nomor telepon aja yah pak, tak punya BB (walaupun terlihat dengan jelas BB ada di dashboard mobil)
PP : Baik, terima kasih pak (menerima pena dan lipatan kertas)
PM : Sama-sama pak
PP : (mundur sedikit agar pengendara lebih bebas bermanuver. Kemudian memberi hormat)
Dari ketiga kemungkinan tersebut yang mana ya yang paling mendekati kebenaran? {nice1}
Gambar diambil dari : http://rujak.org/wp-content/uploads/2011/04/RH_07.jpg