Setelah hari raya Idul Fitri atau lebaran, umat Islam dianjurkan atau disunnahkan untuk puasa Syawal sebanyak enam hari. Biasanya saya memulai puasa Syawal hari ketiga setelah lebaran. Namun karena hari ketiga lebaran tahun ini jatuh pada hari Minggu, saya pun mengurungkan niat saya puasa Syawal dan berniat puasa mulai pada hari Seninnya.
Minggu malamnya, ketika sedang buka-buka twitter saya, saya melihat salah satu orang yang saya follow melakukan re-tweet dari tweetnya Deddy Corbuzier. Tweet tersebut mengenai sebuah cara diet baru Deddy Corbuzier yang kemudian saya ketahui namanya adalah OCD (Obsessive Corbuzier’s Diet). Saya pun mengeksplorasi profil Deddy Corbuzier di twitter dan akhirnya menemukan sebuah link yang berisi e-book mengenai penjelasan OCD. Saya pun segera mendownloadnya dan kemudian mulai membacanya.
Inti dari OCD adalah mengatur jadwal makan mulai dari window 8 jam, 6 jam, 4 jam, 2 jam dan satu kali makan dalam sehari. Untuk window 8 jam artinya kita harus berpuasa selama 16 jam. Untuk 6 jam puasa 18 jam, untuk 4 jam puasa 20 jam dan seterusnya. Puasa disini bukan seperti puasa umat Islam, di puasa OCD masih diperbolehkan minum dan makan selama minum dan makan tersebut tidak ada kalori yang dimasukkan. Artinya kita hanya boleh minum air putih atau teh tawar atau makanan kecil tanpa kalori selama berpuasa dengan metode OCD.
Bagi saya yang baru saja menyelesaikan puasa Ramadhan satu bulan penuh, puasa OCD tentunya tidak terlalu susah untuk dilakukan. Selama satu bulan penuh saya sudah terlatih untuk tidak makan dan minum selama 14 jam (dari pukul 4 pagi hingga pukul 6 sore). Jika saya memilih window 8 jam, artinya saya hanya tinggal menambah 2 jam waktu puasa saya, apalagi di puasa OCD ini masih diperbolehkan minum air putih jika kehausan. Haus adalah salah satu tantangan orang berpuasa karena haus bisa timbul dari berbagai macam cara.
Saya melihat bahwa puasa cara OCD mengharuskan kita untuk tidak makan selama kurun waktu minimum 16 jam berurutan sehari. Dengan kurun waktu seperti itu artinya sudah memenuhi waktu puasa umat muslim. Jika saya melakukan OCD untuk diet setiap hari, artinya saya menahan makan seperti melakukan puasa namun tidak mendapatkan pahala sama sekali.
Supaya diet saya ada pahalanya maka saya menggabungkan OCD dengan puasa sunnah yang dianjurkan di Islam. Puasa sunnah yang dimaksud adalah puasa Nabi Daud. Puasa Nabi Daud itu mekanismenya adalah satu hari berpuasa dan satu hari berikutnya tidak. Demikian seterusnya.
Cara saya menggabungkan OCD dengan puasa Nabi Daud adalah sebagai berikut:
Ketika hari berpuasa, maka saya makan terakhir maksimal pukul 10 malam hari sebelumnya. Jika terbangun di pukul 4 pagi sebelum waktu Subuh, maka saya paling hanya makan sedikit buah-buahan dan ditambah satu atau dua gelas air putih. Saya makan kembali ketika azan Maghrib. Beberapa kali saya suka menambah asupan di sekitar pukul 8 malam hanya untuk memuaskan selera. Kadang makan di kala Maghrib itu adalah makan terakhir saya hari itu.
Ketika hari tidak berpuasa maka saya akan makan terakhir maksimal pukul 8 malam hari sebelumnya. Saya baru makan lagi ketika waktu sudah menunjukkan jam makan siang yang biasanya pukul 11 sampai 12 siang. Kemudian saya makan lagi pukul 6 sampai 7 malam, dan diakhiri dengan makan malam terakhir pukul 10 untuk makan terakhir sebelum berpuasa esok harinya.
Dengan cara itu artinya ketika berpuasa saya hanya menggunakan window 2 jam makan sedangkan kalau tidak berpuasa saya menggunakan window 8 – 10 jam makan. Untuk hari yang tidak berpuasa window makan saya cukup panjang karena memang bersamaan dengan jam makan siang dan makan malam. Jarak jam makan siang ke makan malam saja sudah 6 jam sendiri. Jika saya menambah makan cemilan dua sampai empat jam lagi saya rasa tak apa-apa (alasan sendiri sih).
Hasilnya bagaimana?
Semenjak melakukan puasa Nabi Daud dikombinasikan dengan OCD sejak beberapa hari setelah lebaran, dengan beberapa kali gangguan karena sedang di luar kota dan keadaan lain yang tidak memungkinkan melakukan puasa ataupun OCD, saat ini saya telah kehilangan paling tidak 2 kg bobot tubuh saya dan menurut teman-teman, saya terlihat lebih ramping. Tangan saya di bagian bicep dan tricep juga terasa lebih keras daripada sebelumnya karena dalam beberapa bulan terakhir ini sering saya latihan di gym kantor saya.
Mungkin hasil kombinasi OCD dan puasa Nabi Daud yang saya lakukan tidak maksimal dalam menurunkan berat badan saya. Namun saya saat ini merasa lebih bugar, lebih fit, bahkan saya bisa berlari terus-menerus 30 menit tanpa berhenti walaupun saya sudah agak lama tidak melakukannya dalam beberapa bulan ini.
Kombinasi OCD dan puasa Nabi Daud akan terus saya lakukan selama saya mampu. Paling tidak saya akan mencoba puasa Nabi Daud secara konsisten dan hanya menunda puasa kalau ada keadaan yang tidak memungkinkan, seperti keluar kota, sakit, atau ada keadaan lain dimana kita tidak dapat mengontrol jadwal makan kita.
Jadi, kalau seseorang bisa melakukan OCD harusnya dia juga bisa melakukan puasa Nabi Daud. Selain menghasilkan badan yang lebih langsing, juga mendapatkan pahala karena menjalankan ibadah puasa sunnah.
Seperti tulisan Corbuzier di bukunya bahwa OCD yang dia ciptakan itu terinspirasi dari para Biksu Shaolin. Puasa Nabi Daud adalah puasa yang dilakukan oleh orang paling sukses di muka bumi ini. Dia seorang raja, dia seorang nabi, dia orang kaya, dia pun orang kuat dan mampu mengalahkan orang kuat lainnya yang bernama Jalut (biasanya dikenal dengan nama Goliath). Dialah Nabi Daud. {nice1}
Gambar diambil dari : http://www.readyforfit.com/uploads/1/3/9/8/13984550/8228670.png?279