Bagi yang tadi malam nonton pertandingan bola antara Indonesia vs Korea Selatan dalam ajang kualifikasi Piala Asia U-19 pasti akan terkejut dengan permainan pemain Indonesia yang begitu cantik. Kalau melihat pertandingan tersebut dari awal, dapat terlihat bahwa sebenarnya Korea Selatan lebih unggul dari sisi skill maupun permainan tim. Namun perlahan tapi pasti pemain-pemain Indonesia mulai menemukan bentuk permainannya, dibantu oleh kondisi lapangan yang becek membuat Korea Selatan akhirnya tidak berkutik menghadapi Indonesia yang bermain taktis.
Di awal pertandingan kita melihat pemain Korea Selatan begitu mendominasi. Hampir seluruh pemain barisan penyerang Korea Selatan mampu melewati satu sampai dua pemain Indonesia. Bahkan di awal pertandingan salah seorang pemain bertahan Indonesia terpaksa melakukan pelanggaran terhadap pemain Korea Selatan saat pemain tersebut ingin melewati dirinya yang menjadi pemain terakhir di barisan pertahanan. Untung saja wasit tidak memberikan hukuman berupa kartu kuning kepada pemain bertahan tersebut.
Pertandingan tadi malam diwarnai oleh hujan yang sangat deras di area Gelora Bung Karno. Mulai menit belasan sudah mulai terlihat banyak genangan di lapangan. Nah sejak menit belasan itulah tiba-tiba permainan Korea Selatan yang sangat taktis terhenti oleh genangan. Di saat itulah pemain-pemain Indonesia mulai menguasai pertandingan.
Pemain-pemain Korea Selatan sangat kesulitan bermain di lapangan yang di berbagai tempat terdapat genangan. Operan bola-bola mendatarnya gagal total. Umpan lambungnya pun mudah ditebak. Sebaliknya pemain-pemain Indonesia malah semakin percaya diri bermain di genangan air. Beberapa kali pemain sayap Indonesia yang tidak pernah dapat melewati pemain Korea Selatan akhirnya berhasil lolos dan membahayakan pertahanan Korea Selatan. Korea Selatan praktis hanya bisa bertahan dan membuang-buang bola agar tidak masuk ke daerahnya. Sepertinya pemain-pemain Indonesia sudah terbiasa bermain di lapangan yang tergenang air karena walaupun agak mengganggu mereka, namun mereka secara keseluruhan mampu memanfaatkan kondisi lapangan yang tergenang tersebut.
Hasilnya adalah gol Evan Dimas menjelang menit ke-30 hasil umpan manis dari Ilham Udin. Gol itu berawal dari umpan panjang yang memanfaatkan lapangan yang tergenang dari tengah lapangan yang berhasil melepaskan Ilham dari kawalan pemain bertahan Korea Selatan yang tentunya kesulitan dengan kondisi lapangan saat itu. Ilham yang lolos langsung melepas umpan ke dalam kotak penalti Korea Selatan dan langsung disambar oleh Evan Dimas ke pojok kanan gawang Korea Selatan. Kiper Korea Selatan tertipu dengan arah bola yang disodorkan Evan Dimas karena kiper tersebut malah bergerak ke sisi kiri. Gol! 1-0 untuk Indonesia.
Entah bagaimana kelanjutannya, saat tayangan di televisi masih mengulang-ulang gol dari Evan Dimas, tiba-tiba di kotak penalti Indonesia sudah ada pelanggaran kepada pemain Korea Selatan dan pelanggaran tersebut membuahkan tendangan penalti untuk Korea Selatan. Dalam waktu kurang dari 3 menit dari gol Evan Dimas, Korea Selatan pun akhirnya menyamakan kedudukan 1-1 lewat titik putih.
Gol penyama kedudukan tersebut sempat membuat moral bermain pemain Korea Selatan naik. Mereka selama beberapa menit bisa beradaptasi dengan kondisi lapangan yang tergenang. Namun karena memang mereka tidak terbiasa dengan kondisi tersebut, pemain Indonesia kembali megontrol pertandingan. Sampai akhirnya pada menit ke-42 wasit menghentikan pertandingan karena dinilai kondisi lapangan sudah tidak layak digunakan dan semua pemain digiring masuk ke ruang ganti.
Pertandingan dihentikan sekitar 30 menit untuk memberikan kesempatan kepada panitia mengeringkan lapangan. Untungnya beberapa menit setelah para pemain digiring ke ruang ganti, hujan pun reda. Beberapa kali terlihat petugas perawatan Gelora Bung Karno bawa-bawa garpu dan tongkat untuk mengeringkan lapangan. Pengeringan dilakukan manual namun cukup efektif. Beberapa rekan saya di facebook membuat status yang menuding uang perawatan lapangan dikorup karena pengeringan lapangan terbaik di Indonesia harus dilakukan secara manual.
Setelah lapangan dinilai sudah memenuhi syarat untuk pertandingan, kedua tim pun dipanggil dari ruang ganti dan meneruskan pertandingan. Pertandingan babak pertama yang bersisa 3 menit waktu normal pun dilanjutkan kembali. Setelah 3 menit waktu normal dan tambahan waktu, babak pertama pun berakhir dan pemain kembali ke ruang ganti untuk beristirahat 15 menit.
Babak kedua dimulai dengan kondisi lapangan yang sudah hampir kering. Tidak lagi ditemukan bola terhenti karena genangan sejak babak kedua dimulai. Tadinya saya sempat khawatir mengingat saat-saat awal pertandingan terlihat bahwa Korea Selatan menguasai pertandingan ketika lapangan masih belum tergenang.
Namun rupanya kekhawatiran saya tidak terbukti. Dari awal babak kedua dimulai pemain-pemain Indonesia lebih menguasai pertandingan. Di menit ke-52 lahirlah gol kedua bagi Indonesia yang dicetak kembali oleh Evan Dimas. Kali ini dia menyambut umpan matang dari Maldini Pali. Proses terjadinya gol kedua ini mirip dengan gol pertama, namun pada sisi yang berlawanan. Gol pertama lahir dari serangan sayap kiri yang dimotori Ilham Udin sedangkan gol kedua lahir dari serangan sayap kanan yang dikreasikan dengan baik oleh Maldini Pali.
Bedanya cuma dua. Kalau gol pertama Ilham Udin lolos karena umpan terobosan, di gol kedua ini Maldini lolos karena berhasil melewati pemain belakang Korea Selatan. Kalau gol pertama lahir dari tendangan Evan Dimas di kotak penalti, gol kedua lahir dari tendangan Evan Dimas di luar kotak penalti. Kali ini tendangannya masuk pas di kolong kaki kiper Korea Selatan. Gol1 2-1 untuk Indonesia.
Unggul 2-1 Indonesia tidak melonggarkan serangan sedikit pun. Memang setelah tertinggal 1-2 tim Korea Selatan mulai sekali-sekali melakukan penyerangan, namun serangan mereka kandas di tim pertahanan Indonesia. Korea Selatan praktis hanya mengandalkan umpan-umpan jauh langsung ke jantung pertahanan Indonesia karena di lapangan tengah tim Indonesia begitu mendominasi. Evan Dimas, Zulfandi dan Muhammad Hargianto mampu membuat pemain tengah Korea hanya melihat-lihat bola bergulir ke daerah pertahanan mereka.
Korea Selatan juga bukan tanpa peluang. Bahkan ada satu kejadian bola mati dimana tendangan bebas pemain Korea Selatan yang melengkung melewati seluruh pemain yang ada di kotak penalti dan menuju gawang. Untungnya bola tendangan pemain Korea Selatan tersebut hanya menyentuh mistar gawang. Korea betul-betul berbahaya dalam bola mati!
Di menit ke-86 lagi-lagi Indonesia membuat gol lewat Evan Dimas. Gol itu adalah gol ketiga bagi Evan Dimas atau hattrick. Lagi-lagi prosesi gol mirip dengan gol pertama dan kedua. Ilham Udin lolos dari penjagaan dua pemain Korea Selatan di sayap kanan dan menyodorkan bola ke arah kotak penalti yang ada Muchlis Hadi di situ. Dengan sedikit sentuhan Muchlis Hadi membelokkan arah bola dan memberikan umpan matang ke Evan Dimas. Bola pun langsung disambar oleh Evan Dimas ke pojok kanan gawang Korea Selatan. Gol! 3-1 untuk Indonesia.
Sayangnya gol yang semestinya sudah menghancurkan Korea Selatan malah membuat tim Korea Selatan bangkit. Beberapa menit setelah hattrick Evan Dimas, Korea Selatan berhasil memperkecil kekalahan 2-3 lewat bola mati yang berhasil disundul oleh penyerang Korea Selatan. Sundulannya tidak terlalu keras namun melengkung ke pojok kiri gawang tim Indonesia. Sulit bagi penjaga gawang Indonesia mengatasi sundulan tersebut. Gol tersebut terjadi pada menit ke-90 dan dengan tambahan waktu 4 menit dari waktu normal membuat semua orang yang mendukung tim Indonesia jadi berdebar-debar.
Akhirnya peluit panjang pun dibunyikan oleh wasit asal Malaysia yang memimpin jalannya pertandingan. Indonesia unggul 3-2 atas Korea Selatan dan otomatis lolos ke babak final Piala Asia U-19 tahun 2014 nanti di Myanmar. Korea Selatan pun juga tampil di perhelatan tersebut karena berhasil keluar sebagai 6 runner up terbaik yang menemani juara grup ke Myanmar.
Permainan Evan Dimas dkk tadi malam adalah permainan terbaik tim nasional Indonesia yang saya lihat sepanjang hidup saya. Sudah lebih dari 30 tahun kita tidak pernah dari Korea Selatan. Malam tadi rekor itu terpecahkan berkat permainan luar biasa tim nasional Indonesia U-19. {nice1}
Gambar diambil dari : http://images.detik.com/content/2013/10/13/76/maldini.jpg