Beri Contoh yang Baik

bonceng anak

Satu hal yang selalu membuat saya bereaksi saat berada di jalan raya adalah melihat orang tua dengan sengaja melanggar aturan lalu lintas dengan membawa serta anaknya. Biasanya saya melihat orang tua tersebut mengendarai motor tanpa helm, anaknya pun juga naik motor tanpa helm, dan biasanya melanggar lampu merah atau berkendara melawan arus. Saat itu terjadi saya langsung berkata pada diri sendiri bahwa saya tidak ingin memberikan contoh seperti itu ke anak saya. Menurut hemat saya itu adalah salah satu contoh yang kurang baik. Anak-anak itu ketika dewasa nanti akan menjadi pelanggar lalu lintas baru. Akhirnya generasi pelanggar lalu lintas akan tetap langgeng di negara ini.

Mungkin saat kita kecil orang tua kita kurang memperhatikan tentang pentingnya ketaatan berlalu lintas. Saat kita kecil mobil dan motor yang lalu lalang belum sebanyak ini. Saat kita kecil bahkan kita tidak tahu apakah kita melanggar aturan atau tidak. Saat kita kecil, polisi pun tidak sebanyak sekarang. Namun kita bukan hidup di masa saat kita kecil. Apalagi anak kita, dia hidup di masanya nanti. Bisa saja nanti mobil makin banyak dan kota-kota besar di Indonesia macet total. Bisa saja nanti mobil makin banyak, tapi masyarakat semakin tertib. Namun itu belum jelas dan belum terjadi sampai saat ini.

Paling tidak saat ini yang seharusnya kita lakukan adalah memberikan contoh yang baik. Sebisa mungkin saat anak kita ikut dengan kita, kita berusaha semaksimal mungkin menaati aturan. Contoh jika menggunakan mobil maka alangkah baiknya jika anak kita duduk di tempat duduk bayi atau anak kecil sehingga dia terbiasa memakai sabuk pengaman sejak kecil. Jika kita menggunakan motor alangkah baiknya jika anak kita berikan helm yang sesuai dengan ukuran kepalanya dan kalau bisa naik motornya cukup berdua, tidak perlu bertiga.

Memang ada waktunya anak diberikan kesenangan dengan naik mobil tanpa tempat duduk bayi atau anak kecil atau naik motor tanpa helm. Namun hal tersebut hanya dan hanya dilakukan saat kita ajak jalan-jalan anak di sekitaran komplek perumahan. Batas kecepatan pun maksimal hanya 20 km/jam. Jangan sekali-sekali kita mengajak jalan anak kita ke jalan raya tanpa hal-hal di atas. Hal tersebut akan membuatnya menggampangkan penggunaan sabuk keselamatan dan helm saat dia beranjak dewasa nanti.

Sudah tentu saat berkendara kita harus lebih berhati-hati saat membawa anak kita. Hati-hati di sini maksudnya adalah lebih taat pada aturan yang berlaku. Jika kita terbiasa melawan arus, melanggar lampu merah, berhenti sembarangan, maka hal-hal tersebut harus dihindari saat kita berkendara dengan anak kita. Kita tidak mau mereka menjadi generasi pelanggaran aturan lalu lintas berikutnya dan akhirnya dia mewariskan hal tersebut ke anaknya dan ke anaknya lagi. Bagaimana tanggung jawab kita sebagai orang tua?

Ayo beri contoh yang baik ke anak. Hanya satu hal yang perlu kita lakukan. Patuhi aturan lalu lintas paling tidak saat anak ikut bersama kita. Dengan demikian anak akan belajar bahwa saat lampu merah itu harus berhenti. Anak terbiasa menggunakan sabuk keselamatan saat naik mobil. Anak akan otomatis mencari helm saat mau naik motor. Semoga kita dapat memutus tali rantai pelanggar aturan antar generasi. Semoga generasi kita berikutnya tidak mau lagi melanggar aturan lalu lintas. {nice1}

Gambar diambil dari : http://2.bp.blogspot.com/_DiHphOTtLiw/S_E8uKjquqI/AAAAAAAAAC0/9RrJS0Jumo4/s320/bocah.jpg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *