Berbicara tentang transportasi massal di Jakarta, mungkin banyak yang bilang kita harus menunggu paling tidak hingga tahun 2017 dimana saat itu MRT dan Monorail Jakarta sudah beroperasi. Dengan demikian dari tahun 2013 hingga tahun 2017 nanti adalah waktu krusial bagi masyarakat Jakarta karena sudah pasti pembangunan keduanya akan membuat jalanan Jakarta lebih macet lagi. Setelah tahun 2017 Jakarta diharapkan tidak macet lagi karena MRT dan Monorail telah beroperasi dan seluruh masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke MRT dan Monorail untuk aktivitas sehari-hari di Jakarta.
Tapi tunggu dulu, tahukah kita berapa kapasitas angkut dari MRT dan Monorail Jakarta tersebut nanti saat beroperasi mulai tahun 2017? Untuk memastikan angkanya dan tidak menebak-nebak, mari kita telusuri langsung website dari MRT Jakarta dan Monorail Jakarta.
Dari telusuran saya di website resmi MRT Jakarta pada tanggal 8 Desember 2013, target penumpang per hari yang dilayani oleh MRT Jakarta pada tahun 2020 adalah 412,700 penumpang. Di saat yang sama ketika melihat website resmi Monorail Jakarta kapasitas penumpang yang dapat dilayani adalah 274,000 penumpang pada tahun pertama beroperasi. Artinya dalam 4-7 tahun ke depan kedua moda transportasi yang sangat diidamkan masyarakat Jakarta dan sangat diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Jakarta hanya mampu melayani kurang dari 700,000 penumpang setiap harinya.
Padahal dalam jangka waktu 4-7 tahun ke depan jumlah kendaraan pribadi yang beredar di Jakarta mungkin sudah lebih dari 50% daripada jumlah yang beredar saat ini, mengingat pertumbuhan kendaraan pribadi mencapai lebih dari 10% per tahunnya. Bahkan kabarnya di tahun 2014 saja, atau tahun depan dan mulai bulan depan, akan terjadi macet total di Jakarta karena jumlah mobil yang beredar jika dihitung dalam panjangnya sudah sama dengan panjang jalan keseluruhan di Jakarta. Artinya mobil pribadi jika keluar semua dalam waktu bersamaan, maka tidak ada satu pun yang dapat bergerak karena macet total.
Lalu, apakah tidak ada harapan untuk transportasi massal di Jakarta? Jawabannya ada!
Saat ini sudah ada yang namanya Busway dan Commuter Line di Jakarta. Mungkin semua orang di Jakarta sudah tahu, namun banyak yang belum tahu bahwa saat ini keduanya sudah jauh lebih baik daripada kondisi keduanya beberapa tahun lalu. Memang belum mencapai taraf ideal seperti MRT dan Bus di Singapura, tapi sudah mencapai taraf yang perlu diperhitungkan sebagai angkutan massal sehari-hari.
Menurut berita tentang Busway yang saya akses pada tanggal 8 Desember 2013 (website resmi tidak dapat diakses pada tanggal tersebut), jumlah penumpang rata-rata per hari Busway adalah sekitar 300,000 penumpang untuk tahun 2012. Sedangkan menurut website resmi Commuter Line, jumlah penumpang per hari saat ini yang dilayani adalah sekitar 550,000 penumpang. Jumlah keduanya sudah mencapai paling tidak dapat membawa 850,000 penumpang hingga saat ini. Mengingat Pemprov DKI (otoritas Busway) dan juga PT KCJ (Operator Commuter Line) saat ini sedang berusaha menambah unit, maka diharapkan jumlah penumpang tiap hari yang akan dilayani akan semakin bertambah dalam waktu dekat ini.
Sebenarnya jika dilihat dari jumlah penumpang yang dapat diangkut, Busway dan Commuter Line sudah dapat dikategorikan sebagai transportasi massal yang ada di Jakarta. Kenyamanan keduanya jauh lebih baik daripada angkutan umum lain yang saat ini beroperasi di Jakarta. Keduanya tidak mengenal ngetem dan keduanya pun beroperasi dengan pendingin udara sehingga penumpang di dalamnya tidak kepanasan saat di dalam unit. Namun tentunya keduanya pun punya kelemahan.
Kelemahan Busway yang paling utama adalah jalur yang tidak steril, sehingga berujung kepada ketidakpastian kedatangan Busway di halte-halte operasinya. Namun kelemahan ini sedang diusahakan untuk diperbaiki dengan denda yang sangat besar bagi pelanggar jalur Busway. Memang belum 100% efektif, tapi sudah ada perbaikan daripada sebelumnya. Malah di beberapa koridor seperti koridor satu (Blok M – Kota) dan koridor enam (Dukuh Atas – Ragunan), kepastian kedatangan Busway lebih baik daripada koridor lain karena jalurnya relatif lebih steril.
Sedangkan kelemahan Commuter Line yang paling utama adalah reliabilitas infrastruktur. Seringnya kerusakan yang terjadi pada infrastruktur persinyalan atau malah kerusakan pada unit kereta menjadi salah satu masalah layanan yang perlu diperbaiki dengan segera oleh operator Commuter Line. Seringkali kita mendapatkan informasi mengenai kereta yang batal berangkat, sehingga harus menunggu kereta dengan jadwal berikutnya dan tentunya membuat kereta tersebut lebih sesak dengan penumpang. Atau ada masalah pada infrastruktur sinyal atau malah masalah di infrastruktur utama, yaitu listrik.
Mengenai ketepatan waktu Commuter Line perlu diancungi jempol. Seringkali datang sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan atau jika terlambat paling hanya satu hingga tiga menit. Jika ada Commuter Line terlambat hingga 10 menit, artinya kereta yang sebelumnya batal berangkat, walaupun informasi tersebut kadang tidak banyak diketahui oleh penumpang.
Cakupan Busway dan Commuter Line pun cukup luas untuk kota sebesar Jakarta. Busway saat ini sudah ada 11 koridor dari rencana 15 koridor yang akan dibuat. Dari 11 koridor tersebut cakupannya mungkin sudah lebih dari 70% kota Jakarta. Mau ke Utara di Tanjung Priok ada. Mau ke Selatan di Lebak Bulus ada. Mau ke Timur di Kampung Rambutan ada. Mau ke Barat di Kali Deres ada. Mau ke Pusat di Harmoni ada. Hampir semua tempat-tempat strategis sudah dilewati oleh Busway. Beberapa Mal pun dekat dengan halte-halte Busway. Mal Pondok Indah, Mal Plasa Senayan, Mal Pluit, Grand Indonesia, Mal Artha Gading dan Mal Plasa Semanggi adalah beberapa Mal yang dekat dengan halte Busway.
Commuter Line pun tidak kalah. Cakupannya lebih ke arah daerah penyangga Jakarta. Commuter Line menghubungkan Tangerang, Serpong, Bekasi, Depok dan Bogor dengan Jakarta. Saat ini dari Serpong ke arah Bekasi dengan Commuter Line dapat ditempuh kurang dari dua jam. Bandingkan jika menggunakan angkutan umum lain dengan jarak tempuh yang sama. Malah jika menggunakan mobil pribadi dan lewat jalur tol yang lancar, jarak tempuh Serpong – Bekasi pun pasti lebih dari satu jam. Artinya Commuter Line adalah moda transportasi yang cukup nyaman dan dapat dipercaya. Selama kita dapat memanfaatkan jadwal kereta untuk masing-masing jalur secara optimal, maka waktu tempuh kita menggunakan Commuter Line akan semakin pendek.
Commuter Line pun memiliki jalur yang menghubungkan pasar-pasar tradisional besar yang ada di Jakarta. Tanah Abang, Senen, Pasar Minggu, Palmerah dan Pasar Kebayoran Lama adalah beberapa pasar besar yang dilewati Commuter Line. Bahkan stasiunnya terletak hanya beberapa meter atau paling jauh beberapa ratus meter dari pasar tersebut. Yang hebatnya lagi, Commuter Line pun dapat digunakan sebagai alternatif untuk ke PRJ Kemayoran. Jarak dari stasiun terdekat Commuter Line ke PRJ Kemayoran adalah hanya 1,5 km.
Busway dan Commuter Line pun memiliki stasiun dan halte yang berdekatan. Memang belum ada integrasi antar keduanya, namun jika pada waktunya dilakukan integrasi, sudah ada beberapa stasiun dan halte yang berpotensi dapat menginterasikan kedua moda transportasi ini. Stasiun dan halte yang berdekatan untuk Busway dan Commuter Line beberapa di antaranya adalah Jakarta Kota, Sudirman-Dukuh Atas, Cawang, Kebayoran Lama, Manggarai, Senen, Jatinegara dan Tanjung Priok.
Transportasi massal yang nyaman untuk warga Jakarta hari ini sudah tersedia. Dua transportasi massal inilah harapan kita sebagai warga Jakarta sambil menunggu MRT dan Monorail jadi. MRT akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuatnya optimal (di websitenya saja bisa sampai lebih dari tahun 2030). Monorail memiliki jalur yang pendek sehingga sulit untuk dianggap sebagai transportasi massal yang dapat diandalkan, namun efektif untuk perjalanan jarak pendek pusat kota.
Sudahkah anda menggunakan Busway dan Commuter Line? Jika belum, maka anda perlu untuk menguji keduanya sekali-sekali dan rasakan nikmatnya berkendara dengan angkutan umum di Jakarta.
Jika anda belum pernah menikmati Busway atau Commuter Line maka saya ragu anda akan menggunakan MRT dan Monorail juga pada saat keduanya beroperasi nanti. Karena pastinya di saat-saat awal MRT dan Monorail beroperasi, akan banyak orang yang akan mencoba moda transportasi tersebut dan akan terjadi kelebihan penumpang di keduanya persis seperti yang terjadi pada Busway atau Commuter Line saat ini. Dan jika itu terjadi, maka anda yang saat ini belum pernah menggunakan Busway atau Commuter Line akan terus menunggu dan menunggu dan menunggu hingga semuanya menjadi baik. Jika anda menunggu hal tersebut terjadi, maka percayalah, seumur hidup anda tidak akan pernah merasakan transportasi massal yang ada di Jakarta. {nice1}
Gambar diambil dari : http://www.jakartamrt.com/webmrt/images/stories/map-mrt.jpg