RUPS Perdana

Hari ini saya sengaja cuti dari kantor untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Astra International di Ballroom Hotel Four Session. Ini adalah RUPS pertama saya. RUPS sendiri jadwalnya dimulai pukul 08.30. Pukul 08.15 saya akhirnya sampai di lokasi setelah terjebak macet sekitar sejam lebih.

Di luar Ballroom Hotel, saat saya datang, sudah banyak orang berkumpul sembari menikmati sarapan kue-kue kecil dilengkapi oleh teh dan kopi. Saya pun mendatangi meja pendaftaran yang bertuliskan “Undangan”. Petugas di meja tersebut bertanya kepada saya

“Dari mana Pak?”

“Saya pemegang saham biasa.” Jawab saya jujur.

“Oh kalau gitu disana Pak (sambil menunjuk ke meja pendaftaran lain).”

Saya pun menuju meja yang ditunjuk petugas tersebut. Di meja tersebut tertulis “Pemegang Saham”. Saya langsung mengambil persyaratan yang diminta oleh undangan RUPS yang saya baca, yaitu KUTR dan fotokopi identitas.

Awalnya petugas sempat ragu saat saya menyerahkan fotokopi SIM saya dan bukannya fotokopi KTP. Beberapa petugas bertanya ke sesama rekannya apakah boleh menggunakan fotokopi SIM sebagai persyaratan masuk ke ruang rapat. Rupanya salah seorang menjawab boleh. Andaikata tidak diperbolehkan pun, saya dapat protes ke mereka karena di undangan yang dibaca di media, tertulis jelas KTP atau identitas lain.

Selanjutnya petugas memberikan tas sebagai suvenir yang berisi buku laporan tahunan Astra tahun 2013 yang tebalnya melebihi buku kamus Inggris-Indonesia. Di tas tersebut juga terdapat sebuah token dari Astra yang saat saya buka ternyata sebuah pake internetan Bolt komplit dengan kartu perdananya. Lumayan juga tokennya. Kebetulan saya memang lagi ingin mencoba bolt di rumah saya. Selain itu saya juga diberikan sebuah surat suara yang katanya nanti digunakan untuk pemungutan suara.

Saat memasuki ruangan rapat, saya diarahkan oleh petugas untuk menempati tempat duduk di tengah-tengah ruangan. Kebetulan saat saya masuk sekitar pukul 08.45 belum banyak orang yang duduk di ruangan. Saya pun memilih untuk duduk di bagian depan (baris kedua). Karena saya yakin baris pertama nanti akan diisi oleh orang-orang tertentu karena ada semacam meja kecil di depan tempat duduk baris pertama. Sebagai pemegang saham yang cuma punya 600 lembar saham (dari sekitar 40 miliar lembar saham), tentu saya cukup tahu diri untuk tidak mengambil tempat yang semestinya.

Pukul 08.50 para direksi dan komisaris pun memasuki ruangan. Kebetulan dari jajaran komisaris dan direksi yang ada, saya hanya familiar dengan nama Johny Darmawan yang sering terlihat di televisi. Direksi dan komisaris lain saya tidak familiar dengan mukanya. Beberapa direksi dan komisaris juga ada warga negara asing, mungkin mewakili pemegang saham terbesar Astra.

Pukul 09.00 rapat pun dimulai, dibuka oleh presiden komisaris Astra. Tata tertib rapat dibacakan termasuk bagaimana mekanisme pemungutan suara untuk masing-masing agenda rapat. Agenda rapat sendiri ada 4 bagian. Bagian pertama adalah persetujuan pemegang saham atas laporan buku tahunan 2013. Bagian kedua adalah penggunaan laba perseroan termasuk dividen untuk tahun 2013. Bagian ketiga adalah pengangkatan direksi dan komisaris. Bagian keempat adalah penunjukkan auditor untuk laporan keuangan tahun 2014.

Di bagian pertama, seorang direksi yang berwargakenagaraan asing (bule) membacakan ringkasan mengenai laporan buku tahunan 2013 dengan menggunakan bahasa Indonesia. Ucapannya masih dapat dimengerti walaupun kadangkala pemenggalan kalimat pembacaannya seringkali kurang tepat. Aksennya pun masih aksen bule, sehingga sekilas terkesan lucu dan menurut hemat saya direksi lain sengaja “mengerjai” direksi yang bule ini untuk membacakan laporan tersebut. Di akhir sesi, para pemegang saham diminta suaranya atas laporan buku tahunan tersebut. Bagi yang setuju diam saja. Bagi yang abstain atau tidak setuju diharuskan menyerahkan kartu suara kepada notaris untuk dihitung.

Pemegang saham yang memilih abstain dianggap memilih suara mayoritas sedangkan yang menolak nanti akan dihitung suaranya dalam pemilihan suara.

Di bagian pertama ini, hanya sedikit pemegang saham yang menyatakan menolak. Dengan demikian agenda pertama diakhiri dengan kesepakatan setuju.

Agenda kedua mengenai penggunaan laba pun didahului dengan pemaparan direktur utama perseroan mengenai proposal penggunaan laba perseroan. Dividen untuk pemegang saham berasal dari sekitar 45% laba perseroan. Di akhir sesi, kembali diadakan pemungutan suara. Kali ini yang menolak mulai ada sedikit persentase yaitu di bawah 5%. Dengan demikian agenda kedua pun diakhiri dengan kesepakatan setuju.

Agenda ketiga mengenai pengangkatan direksi dan komisaris. Kebetulan ada 3 direksi dan komisaris baru yang akan diangkat untuk masa jabatan 2014-2015. Tiga nama tersebut pun diajukan dan diperkenalkan dengan membacakan riwayat hidup masing-masing calon. Orangnya pun ditampilkan di depan rapat dengan hanya berdiri dan memberikan hormat kepada pemegang saham dengan membungkuk sedikit seperti penghormatan orang Jepang.

Di akhir sesi, kembali diadakan pemungutan suara. Kali ini yang menolak cukup banyak karena kertas suara yang tadinya mungkin diberikan kepada notaris hanya beberapa puluh lembar, kali ini ada ratusan lembar dan bahkan beberapa sudah disusun rapi dengan karet gelang. Setelah dihitung semua suara, yang menolak cukup tinggi, lebih dari 20% namun tetap saja keputusan rapat diakhiri dengan kesepakatan setuju.

Agenda keempat mengenai penunjukkan auditor. Di proposal direksi disebutkan bahwa direksi berhak menunjuk auditor dari big four auditor berkelas internasional. Lagi-lagi diadakan pemilihan suara dengan kesepakatan akhir setuju.

Tepat pukul 10.00 rapat pun berakhir. Pemegang saham diminta dengan hormat untuk menikmati santapan yang disediakan. Mayoritas pemegang saham yang hadir di rapat menyalami anggota direksi dan komisaris baru. Saya sendiri memilih langsung menyantap hidangan yang disediakan.

Setelah kenyang saya pun pulang ke rumah.

Sebelum mengikuti RUPS ini saya sudah membaca sebagian buku laporan tahunan 2013 yang dapat diunduh secara soft copy. Saat dilakukan pemaparan oleh direksi di bagian pertama, saya pun dapat mengikuti paparannya karena memang pernah membacanya. Oleh karena itu akan lebih baik jika memang sebelum mengikuti rapat kita membaca dahulu minimal bagian sambutan dari presiden komisaris dan direktur utama perseroan dari buku laporan tahunan.

RUPS juga layak untuk diikuti karena ada gimmicknya. Pertama adalah token. Siapa sangka kita akan mendapatkan gratis paket bolt yang harganya hampir Rp 300 ribu. Padahal jika nanti dividen saya terima, paling-paling saya hanya mendapatkan kurang dari Rp 100 ribu.

Kedua adalah makan-makan. Dengan tempat rapat sebuah hotel tentu saja makanannya dijamin enak. Makanan yang tadi saya nikmati dan menurut saya enak adalah kue coklat dan es krimnya. Rasanya betul-betul mantap walaupun saya tahu sekali bahwa kalorinya juga sangat besar. Namun tak mengapa karena saya pulangnya pun jalan kaki cukup jauh untuk membakar sebagian kalorinya.

Ketiga adalah networking. Saya sendiri tadi belum melakukan itu. Tidak ada satu orang pun yang saya kenal di tempat tadi. Tapi tak mengapa, jika saya datang untuk kedua atau ketiga kalinya, mungkin saya akan bertemu dengan orang yang sama dan menemukan teman baru.

Keempat adalah impresi. Jika RUPS yang disajikan untuk mengundang para pemegang saham diadakan dengan baik dan layanannya memuaskan, tentu hal tersebut akan memberikan impresi baik bagi pemegang saham terhadap perseroan. Dengan demikian pemegang saham akan lebih kooperatif kepada direksi sehingga agenda-agenda rapat di tahun-tahun mendatang dapat disepakati dengan musyawarah mufakat.

Itulah RUPS pertamaku. Bulan depan akan ada lagi RUPS lain untuk dihadiri. Nantikan ya! {nice1}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *