Dulu ketika kuliah dan belajar tentang Ekonomi Makro, saya diajari tentang adanya hukum permintaan dan penawaran. Ketika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan cenderung naik. Contohnya adalah ketika menjelang lebaran dimana harga-harga kebutuhan pokok naik karena permintaan yang naik. Sedangkan jika penawaran naik sedangkan permintaan turun, maka harga akan cenderung turun. Contohnya adalah barang fashion yang sudah ketinggalan jaman cenderung memberikan diskon agar lebih laku dijual.
Nah beberapa hari lalu ada berita tentang bunga deposito yang negatif terjadi di Eropa. Apa akibat dari suku bunga yang negatif ini bagi kita? Jika masih ingat pelajaran Ekonomi Makro, jika suku bunga turun, maka masyarakat cenderung menarik uangnya dari bank dan digunakan untuk investasi. Suku bunga turun menyebabkan investasi naik. Investasi naik, pertumbuhan naik. Pertumbuhan naik, inflasi pun naik. Inflasi naik, suku bunga naik. Suku bunga naik, masyarakat kembali memasukkan uangnya ke bank. Rasanya seperti itu teorinya.
Sekarang ini suku bunga bukan turun lagi, tapi negatif! Artinya jika kita menyimpan uang di bank, maka uang kita akan semakin turun per bulannya. Jelas hal tersebut tidak kita inginkan. Oleh karena itu masyarakat Eropa pun dihadapkan kepada beberapa pilihan.
Pilihan pertama adalah menyimpan uang di negara lain dalam mata uang negara lain. Contoh konkret adalah menyimpan uang dalam rupiah. Deposito dalam rupiah saat ini berkisar 6-7% jelas lebih baik daripada negatif.
Pilihan kedua adalah mengambil uang dari bank dan membeli aset agar nilai uang paling tidak tetap. Aset disini bisa berupa investasi domestik atau sekedar membeli barang yang mudah dijual kembali atau dengan kata lain cukup likuid. Barang yang mudah dijual kembali dan harganya tidak terlalu jatuh tentu adalah emas. Emas tentunya akan sangat laku di negara-negara Eropa dalam beberapa bulan mendatang.
Pilihan ketiga adalah berinvestasi. Investasi di dalam negeri atau luar negeri. Melihat kondisi suku bunga sampai negatif artinya pemerintah setempat menginginkan agar investasi di negara tersebut tumbuh karena mungkin selama ini tidak ada investasi baru di negara tersebut. Dengan kondisi negara seperti itu, tentu akan lebih sulit bagi masyarakat di negara-negara Eropa untuk berinvestasi di dalam negerinya sendiri. Tentu mereka akan lebih tergiur berinvestasi di negara-negara berkembang yang memang potensi pertumbuhannya masih cukup besar.
Nah apa pun salah satu pilihan di atas yang akan dipilih oleh masyarakat Eropa, efeknya adalah akan ada hijrah uang dalam jumlah yang sangat banyak ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Hijrah uang tersebut akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat, mungkin dalam beberapa bulan ke depan. Mereka akan menyimpan uang dalam bentuk rupiah demi mendapatkan bunga deposito yang positif. Akibatnya akan meningkatkan jumlah mata uang asing ke Indonesia dan akhirnya Rupiah akan terapresiasi. Dengan kata lain, Rupiah akan menguat.
Mereka membeli emas. Emas akan menjadi barang favorit sekali lagi. Permintaan emas naik. Harga emas akan naik.
Mereka berinvestasi di negara berkembang termasuk Indonesia. Investasi paling cepat adalah investasi di pasar saham. Masuknya uang dalam jumlah besar pada pasar saham akan meningkatkan harga saham-saham. Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia akan naik. Salah satu indikator investasi meningkat. Investasi meningkat, pertumbuhan meningkat.
Artinya dalam pilihan-pilihan tersebut tentu semuanya akan menguntungkan kita dan juga negara Indonesia pada umumnya.
Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Rupiah akan menguat.
Harga emas akan naik.
Harga saham akan naik. Tiga indikator jelas.
Yang jelas jangan dilakukan dalam waktu dekat adalah mengumpulkan dolar.
Jangan juga menjual emas dalam satu atau dua minggu ke depan.
Apalagi menjual saham karena merasa sudah terlalu tinggi.
Bagi yang punya dolar saat ini, saatnya menjual dolar, karena dalam waktu dekat rupiah akan menguat. Bagi yang belum punya emas, mungkin ini saat yang baik untuk koleksi emas. Bagi yang belum masuk pasar saham, mungkin ini saat yang baik untuk memulai masuk pasar saham dan membeli saham-saham perusahaan yang diidam-idamkan.
Ayo manfaatkan kondisi suku bunga negatif di Eropa dengan melakukan tindakan investasi yang benar. Jangan sampai salah langkah. Kesempatan meraih keuntungan sangat besar. Kalau salah langkah ya bukan untung malah rugi.
Ada gunanya juga ya belajar Ekonomi Makro walaupun waktu itu gak ngerti apa-apa saat dijelaskan oleh dosen. {nice1}
Gambar diambil dari : http://i.cbc.ca/1.2665819.1401972092!/cpImage/httpImage/image.jpg_gen/derivatives/16x9_620/europe-economy.jpg