Minggu malam kemarin hujan turun dengan derasnya. Hujan tersebut terus turun, walaupun tidak deras terus-menerus hingga Senin malam. 24 jam penuh hujan turun, walaupun kebanyakan setelah pukul 12 siang hanyalah gerimis.
Apa akibat dari hujan yang turun terus-menerus itu?
Tentu kota Jakarta yang banjir. Banjir kebanyakan bukan karena sungai atau danau yang meluap (walaupun hal tersebut juga terjadi di beberapa tempat), tapi karena sistem penyerapan dan pengaliran air ke tempat yang lebih rendah tidak berjalan dengan baik. Kata populernya banyak genangan yang terjadi.
Bagi saya pribadi, dengan hujan yang turun terus-menerus seperti itu, tentu menarik minat saya untuk mengecek ketinggian air di pintu air Sungai Pesanggrahan.
Kenapa Sungai Pesanggarahan?
Karena sungai itulah yang berbatasan langsung dengan tempat tinggal saya.
Jika pintu air Sungai Pesanggrahan tinggi atau melewati batas normalnya, maka ada kemungkinan tempat tinggal saya akan terserang oleh banjir akibat luapan sungai tersebut.
Data yang saya miliki tentang ketinggian pintu air Sungai Pesanggrahan adalah, saat ketinggian air di pintu air tersebut lebih dari 250 cm, maka hampir dipastikan bahwa dalam waktu paling lama 24 jam setelah pertama kali pintu air tersebut menyentuh angka 250 cm, tempat tinggal saya akan terkena banjir, walaupun hanya sampai di jalanan.
Jika lebih dari 350 cm, maka saya harus siap-siap memindahkan barang-barang ke lantai atas rumah, karena kemungkinan air akan masuk sampai ke lantai bawah rumah saya. Oleh karena itu saya tertarik untuk memantau ketinggian pintu air Sungai Pesanggarahan.
Pagi-pagi sekitar pukul delapan, saya melihat website-website yang menjadi referensi saya mengenai pintu air. Saya melihatnya di sini, situ dan sana. Pukul delapan hasilnya masih menggembirakan. Ketinggian air di Pesanggrahan hanya sekitar 80 cm.
Namun setelah pukul sembilan, ketinggian air tersebut pelan-pelan naik. Hampir setiap 10 menit ada kenaikan hampir 10 cm. Hingga pukul 12 lewat pintu air Sungai Pesanggrahan sudah mencapai 150 cm atau kondisi siaga 3.
Menjelang pukul 13 ketinggiannya makin bertambah, hingga mencapai 175 cm. Dan semakin sore ketinggiannya terus bertambah. Menjelang Maghrib, ketinggiannya sudah mendekati 240 cm, hanya butuh 10 cm lagi untuk berubah dari kondisi siaga 3 ke siaga 2.
Untungnya sehabis Isya, kenaikan air di pintu air Sungai Pesanggrahan mulai stabil. Tidak lagi bertambah setelah menyentuh angka 240 cm. Lalu perlahan-lahan angka tersebut mulai turun. Memang tidak banyak, tapi menjelang pukul 22 malam ini, angkanya sudah berada di angka 230 cm. Kondisi cuaca di sekitar pintu air tersebut menurut website yang saya amati adalah gerimis. Ada sedikit hujan, tapi tidak membuat air di pintu air bertambah.
Dengan angka 240 cm ada kemungkinan daerah tempat tinggal saya akan sedikit kemasukan air banjir. Mungkin tidak terlalu tinggi, paling tinggi hanya setinggi betis atau lutut. Dan itu tidak terjadi sekarang, tapi kemungkinan dini hari nanti atau besok pagi dan paling lambat siang esok, dengan catatan tidak ada hujan besar lanjutan di malam ini.
Dan banjir tersebut akan bertahan paling tidak selama tiga sampai empat jam ketika dia sudah mencapai titik tertingginya. Dengan kata lain, mungkin akan mulai terlihat ada air masuk komplek hingga surut selama enam hingga delapan jam di esok hari.
Untungnya dengan angka 240 cm secara historis tidak akan menenggelamkan daerah tempat tinggal saya. Namun kita tidak tahu jika ada faktor-faktor lain yang dapat membuatnya berbeda.
Sementara ini saya bersyukur karena kenaikan ketinggian air sudah berhenti dan sekarang sedang turun kembali ke ketinggian normal. Semoga air terus surut dan kembali ke ketinggian di bawah 100 cm. {nice1}