Dari dulu saya termasuk orang yang tidak jago urusan hapalan. Buktinya untuk lagu-lagu saya kebanyakan hanya hapal di bagian ref-nya. Itu pun lagu-lagu 90-an ke bawah. Kalau lagu-lagu baru mah gak satupun hapal. Abis gak pernah denger lagu lagi sih udah lama banget.
Walaupun sebenarnya tidak terlalu suka lagu, bukan berarti saya tidak pernah membeli satu album pun dari pemusik. Saya ingat pernah membeli albumnya Project Pop pas jaman kuliah. Sekarang saya lupa nama albumnya, tapi ada lagu yang kata-katanya seperti ini…..
“Jika tua nanti
Kita telah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini”
Lagu itu dinyanyikan oleh seluruh anggota Project Pop saat itu.
Nah saat itu saya sempet hapal lagu-lagunya Project Pop di album itu. Mungkin bila saat ini ada yang memutar lagu itu di depan saya, tentu saya akan banyak bisa mengikuti lagi syair-syairnya.
Lah lalu apa hubungan dengan hapalan?
Itu dia, hubungannya jelas.
Untuk lagu, yang saya cuma dengarkan lewat radio, kaset atau nonton lewat tivi, lagu tersebut tidak sempurna saya hapal. Namun jika saya punya kasetnya, tentu di sampul kasetnya ada syair lagu tersebut, barulah saya bisa hapal lagunya. Biasanya lebih cepat hapalnya dan lebih lama tahannya tuh hapalan.
Nah saat ini, karena jarang sekali dengar lagu, saya ingin sekali bisa menghapal Al-Quran. Paling tidak Juz 30 dulu. Saat ini sudah hampir separo Juz 30 hapal. Hapalnya bagaimana? Apakah dengan mendengarkan berulang-ulang? Jawabannya tidak!
Saat ini, sejak jaman saya bekerja, saya baru menambah hapalan surat saya sebanyak tujuh surat. Yang lainnya sudah saya hapal sejak jaman saya SD tapi tidak bertambah hapalannya. Seingat saya pas jaman SD lalu, tidak ada waktu khusus saya sediakan untuk menghapal surat-surat tersebut. Tiba-tiba saja semua hapal dengan hanya mendengar Ustadz atau Imam mengulang-ulang bacaan tersebut saat shalat berjamaah. Atau saat mengaji di mesjid siang hari setelah jam sekolah.
Sekarang ini?
Khusus surat Sabihis atau surat Al-A’la, saya sudah mendengar surat ini dibacakan Imam saat shalat berjamaah sejak jaman saya SMA. Namun sampai dua bulan lalu tidak sekalipun saya hapal keseluruhan surat ini. Bahkan saya pernah dengarkan surat ini saat saya lari pagi selama satu jam lebih, dengan cara diulang-ulang suratnya dari awal hingga akhir sampai lari pagi saya selesai, tapi lagi-lagi saya tidak dapat menghapal surat ini secara baik.
Lalu saya pun menyediakan waktu khusus untuk menghapal surat ini. Caranya mencontek cara yang pernah diajarkan oleh Ustadz Yusuf Mansyur di acara tivi beberapa tahun lalu. Menurutnya untuk menghapal Al-Quran dibutuhkan pembacaan berkali-kali, minimal 20x untuk satu ayat atau satu baris di Al-Quran, baru deh bisa hapal.
Saya pun mempraktekannya. Walaupun pernah dengar surat ini dari jaman SMA, dan semakin sering apalagi saat Jumatan, saya belum pernah menghapal surat ini sebelumnya secara pribadi. Akhirnya saya pun menggunakan teknik Ustadz Yusuf Mansyur dengan menghapal surat Al-A’la satu hari satu baris. Jadi setiap hari hapalan bertambah satu hari, hingga seluruh barisnya dihapal oleh saya.
Benar saja, dalam kurang dari 10 hari (surat ini ada 8 baris di Mushaf Quran), saya berhasil menghapal surat ini dengan teknik tersebut. Memang bacaan berulang-ulang dari Imam semenjak saya SMA sedikit membantu saya dalam menghapalnya, karena sudah sering kata-katanya saya dengar. Tapi urutan kata-katanya, huruf yang sesungguhnya (kadang jika cuma dengar yang kita tangkap huruf sebenarnya bisa berbeda daripada yang aslinya), panjang pendeknya dan juga kesungguhan niatnya hanya bisa dilakukan oleh saya bila saya menggunakan teknik Ustadz Yusuf Mansyur tersebut.
Sampai hari ini, hapalan itu alhamdulillah masih bertahan.
Mungkin saya harus selalu menggunakan teknik tersebut untuk menghapal ayat-ayat maupun surat-surat yang ada di Al-Quran. Tujuh surat yang saya sebutkan di atas juga saya hapal dengan menggunakan teknik ini.
Demikian juga jika saya harus menghapal sebuah lagu, mungkin ada lagu yang harus saya hapal dalam sebuah acara kantor, acara komunitas atau acara apa pun dimana saya mendapatkan tugas untuk bernyanyi di situ. Saya harus tahu teks syairnya, dan harus dihapal satu per satu kalimatnya agar lebih nempel sebagai hapalan saya.
Bisa jadi saya adalah orang yang hanya mampu menghapal jika pernah mengulang kata-kata atau lagu-lagu atau ayat-ayat secara sendiri, tidak dari mendengar kata-kata atau nyanyian atau lantunan seseorang. Saya harus aktif dan fokus jika ingin menghapal. Tidak bisa sambil menyetir mobil, atau malah sekalian lari pagi.
Saya harus baca. Terus diulang. Terus diulang. Terus diulang. Terus diulang….besoknya ditambah, diulang, digabung, diulang, digabung dan seterusnya hingga hapal.
Memang sulit ya menghapal, tapi begitu hapal asyik banget loh.
Ada cara menghapal yang lebih mudah lagi bagi saya? Mungkin ada yang mau sharing….