Perjalanan Umroh, Ngapain Aja Sih? Bagian 3

Hari Kedua dan Ketiga: Fokus Masjid Nabawi dan Kota Madinah

Jamaah yang diminta untuk kumpul sebelum subuh biasanya sudah semua berkumpul dan bersama-sama jalan menuju Masjid Nabawi ditemani oleh pembimbing umroh. Biasanya dia akan memberitahukan nomor pintu pagar dan pintu masuk masjid (biasanya nomornya sama) supaya jamaah tidak nyasar saat pulang dari masjid nanti.

O ya mengenai nyasar saat pulang ke hotel tadinya saya tidak percaya bahwa itu dapat terjadi. Namun jika anda melihat bentuk bangunan di sekitaran Masjid Nabawi, semua bentuk bangunannya mirip, hanya ada tanda tulisan atau logo yang membedakan satu tempat dengan lainnya.

Anda tidak dapat menandakan sebuah bangunan dari jauh, karena bentuknya mirip. Tidak ada bentuk bangunan yang khas, misalnya berbentuk bola atau kerucut. Semua bangunan di sana berbentuk kotak dan mirip sebuah ruko bila hanya beberapa lantai atau mirip apartemen bila lantainya banyak. Oleh karena itu benar-benar ikuti petunjuk dari pembimbing umroh supaya anda tidak tersesat.

Di hari kedua setelah menunaikan ibadah shalat Subuh yang diikuti Syuruq, acara dari travel adalah ziarah keliling Masjid Nabawi. Nanti akan diberitahukan pintu-pintu mana saja untuk wanita dan pintu-pintu mana yang dapat dimasuki pria.

Di luar Masjid Nabawi juga terdapat pemakaman para syuhada muslim seperti Ustman bin Affan yang dinamakan pemakaman Baqi. Pemakaman ini menurut cerita telah didoakan oleh Rasulullah dan yang dimakamkan di pemakaman ini akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah di hari akhir nanti.

Normalnya tidak ada kunjungan ke pemakaman secara langsung, hanya ditunjukkan pemakamannya. Lagipula pemakaman hanya bisa dikunjungi di jam-jam tertentu saja. Silakan dicek jamnya bagi yang berminat ingin berkunjung ke pemakaman tersebut.

Selanjutnya adalah cerita tentang Masjid Nabawi. Di jaman Rasulullah Masjid Nabawi tidak sebesar yang sekarang ini. Ada tandanya dari luar sebesar apa masjid tersebut di jaman Rasulullah. Lalu ada pula tanda besarnya masjid sampai jaman kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Nah selebihnya adalah perluasan dari jaman khalifah selanjutnya hingga sekarang.

Bagi yang mengerti cerita ini akan lebih memilih shalat di daerah masjid asli pas jaman Rasulullah atau paling tidak pas jaman kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Yang asli pas jaman Rasulullah itulah yang dikenal dengan nama Raudhah. Salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Ditandai dengan karpet warna hijau di tempat tersebut. Karpet normalnya warna merah.

Di Raudhah inilah biasanya berjubel orang, baik untuk shalat, berdoa, membaca Al-Quran, atau sekedar duduk karena sudah mendapatkan tempat strategis. Tips untuk dapat mengunjungi Raudah akan dijelaskan di bagian lain.

Setelah dari Raudah ada kuburan 3 orang besar umat Islam. Mereka adalah Rasulullah SAW, Abu Bakar Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA. Ketiganya dikuburkan berdampingan. Namun kalau anda melihat kuburannya, anda tidak akan melihat apa pun selain ubin di dalamnya. Selain itu di depan kuburannya dijaga oleh minimal satu askar (petugas berseragam mirip polisi) untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang melakukan hal syirik kepada ketiga kuburan tersebut.

Ziarah sekitar Masjid Nabawi akan diakhiri dengan mengunjungi museum Al-Quran yang letaknya di sekitar pintu 5 dan 6 masjid. Di museum Al-Quran ini dijelaskan mengenai sejarah Al-Quran dari jaman dahulu hingga sekarang. Ada Al-Quran yang dibukukan pertama kali di jaman Khalifah Ustman bin Affan. Kabarnya saat itu Khalifah Ustman membuat lima buku untuk didistribusikan ke lima wilayah kekhalifahannya. Saat ini hanya tinggal satu buku asli yang tersisa, dan itu ada di Turki. Yang ada di Madinah adalah salinannya. Mungkin ini salah satu alasan harus ke Turki ya selanjutnya, untuk menyaksikan sendiri buku asli Al-Quran dari jaman Khalifah Ustman bin Affan.

Di akhir perjalanan di museum Al-Quran ada promo buku Al-Quran dari museum. Harga normal Quran ukuran standar adalah 60 Real. Tapi pasti di situ sedang diberlakukan harga promo. Waktu saya umroh pertama kali, harga promonya 45 Real. Waktu saya umroh kedua kalinya, harga promonya 100 Real kalau beli dua. Silakan kembali lagi di hari berikutnya jika dirasa promonya kurang nendang. Bisa kok masuk langsung ke tempat penjualannya langsung tanpa harus melewati museum dari awal lagi.

Jika ada waktu lebih juga akan dijelaskan tentang berbagai masjid di sekitar Masjid Nabawi yaitu Masjid Al Ghamamah yang merupakan masjid tempat Rasulullah Shalat Ied. Dahulu berupa lapangan, namun akhirnya dibuat masjid di tempat tersebut. Selain itu ada juga Masjid Abu Bakar dan Masjid Ali bin Abi Thalib. Namun masjid-masjid yang saya sebutkan tersebut tidak lagi digunakan untuk shalat, karena sudah ada Masjid Nabawi yang begitu megahnya beberapa puluh meter dari masjid-masjid itu.

Jika ingin melaksanakan shalat 5 waktu di Masjid Nabawi disarankan untuk sampai di pintu terluar masjid 15 menit sebelum azan. Hal ini disebabkan akan sangat penuh dan susah mencari shaf kosong bila ingin masuk masjid. Apalagi jika anda berkeinginan shalat di area Raudhah atau di area perluasan di jaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Khusus untuk kunjungan ke Raudhah akan dilaksanakan pada malam hari setelah shalat Isya. Kenapa pada jam tersebut? Karena di saat itu diberikan kesempatan kepada para wanita untuk juga mengunjungi Raudhah. Raudhah dibuka 24 jam untuk pria. Namun bagi wanita hanya dibuka 3 kali dalam satu hari.

Pertama setelah Syuruq hingga menjelang Zuhur. Kedua setelah Zuhur hingga menjelang Ashar. Ketiga setelah Isya hingga tengah malam. Para rombongan travel umroh biasanya memilih yang setelah Isya. Untuk jamaah wanita sangat direkomendasikan ikut rombongan, karena kalau mengikuti jam-jam lain akan lebih susah dan lama untuk dapat tembus ke Raudhah.

Masjid Nabawi dibuka 24 jam. Namun tidak semua pintu dibuka 24 jam. Hanya satu pintu yang dibuka 24 jam, yaitu pintu nomor 1. Bagi yang ingin ke masjid sebelum jam 2 pagi, hanya bisa melewati pintu nomor 1. Jadi mohon dihapal letak pintunya karena kalau salah anda harus memutari Masjid Nabawi secara keseluruhan demi mendapatkan pintu nomor 1.

Di hari ketiga aktivitas dari travel biasanya ziarah keliling kota Madinah. Walaupun saat ini sudah ada layanan dari pariwisata setempat berupa bus hop-on hop-off dengan membayar beberapa puluh real untuk travel seharian yang bisa anda temukan di dekat pintu 20-22 Masjid Nabawi, tetap saja layanan dari travel menjadi sangat menarik karena tidak perlu mengeluarkan biaya lagi.

Untuk ziarah keliling kota Madinah berikut adalah tempat-tempat yang dikunjungi

  1. Yang bus berhenti sekaligus bisa belanja: Masjid Quba, Padang Uhud dan Kebun Kurma
  2. Yang bus tidak berhenti: Masjid Qiblatain dan Benteng Perang Khandaq

Pembimbing umroh dari travel akan menjelaskan secara garis besar sejarah dari masing-masing tempat, kecuali kebun kurma karena di situ murni belanja. Perjalanan biasanya dimulai pukul 8 pagi dan sebelum Zuhur sudah kembali lagi ke hotel karena ingin mengejar shalat Zuhur.

bersambung ke bagian keempat…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *