Hari Keempat: Hari Ibadah Umroh
Di hari keempat inilah perjalanan umroh yang sesungguhnya. Hari ini adalah hari terberat dari seluruh perjalanan umroh yang anda lakukan. Oleh karena itu persiapkan fisik secara baik menyambut hari yang sangat bersejarah ini.
Pada malam sebelumnya sudah diinformasikan bahwa bagasi sudah harus dipersiapkan sejak pukul 9 atau 10 pagi agar memudahkan saat dipindahkan ke bus di siang harinya. Bahkan sebelum itu, yaitu menjelang Maghrib, sudah diadakan manasik dari pembimbing umroh, mengingatkan apa-apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat sudah mengenakan ihram esok harinya termasuk teknis-teknis pelaksanaan umroh dari awal hingga selesai.
Hari ini juga merupakan hari dipakainya ihram bagi para peserta umroh. Bagi perempuan pakaian ihram dianjurkan sudah digunakan sebelum Zuhur, sehingga ketika Zuhur di Masjid Nabawi sudah menggunakan ihram.
Bagi laki-laki, ihram sudah mulai digunakan juga sebelum Zuhur, namun masih ada keleluasaan bagi laki-laki untuk masih menggunakan pakaian dalam pada saat Zuhur di Masjid Nabawi.
Biasanya dianjurkan untuk menjamak shalat Zuhur dan Ashar ketika berada di Masjid Nabawi.
Sebelum shalat Zuhur, peserta dianjurkan untuk mandi sunnah ihram dan memakai wangi-wangian di badan sebelum memakai ihram.
Peserta akan mulai check out dari hotel sehabis makan siang menuju Miqot atau tempat mulai berihram di Masjid Bir Ali.
Di Masjid Bir Ali semua peserta diharapkan sudah menggunakan ihram secara penuh, kemudian shalat sunnah ihram dua rakaat di dalam masjid tersebut. Setelah semua selesai melaksanakan shalat sunnah, maka peserta biasanya diajak ke dalam bus kembali dan mulai berniat umroh di dalam bus.
Mulai saat itulah larangan ihram berlaku dan bagi yang melanggar akan terkena dam atau denda memotong satu ekor kambing.
Bus akan melakukan perjalanan ke Mekkah dengan waktu perjalanan 5 hingga 6 jam perjalanan. Ada opsi untuk berhenti di rest area di tengah-tengah perjalanan ke Mekkah, namun tidak semua travel menggunakan opsi tersebut. Opsi ini untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk melaksanakan shalat Jamak Maghrib dan Isya di rest area tersebut.
Ada juga travel yang menyarankan agar shalat Jamak Maghrib dan Isya-nya nanti saja di Masjidil Haram sesaat sebelum mulai umroh. Silakan ditanyakan kepada masing-masing pembimbing umroh mengenai lokasi shalat Jamak Maghrib dan Isya pada hari umroh ini.
Biasanya dari Masjid Bir Ali peserta bertolak ke Mekkah mulai pukul 3 siang. Nanti sampai hotel di Mekkah sekitar pukul 8 atau 9 malam. Dengan tambahan waktu check in hotel sekitar satu hingga dua jam, maka kunjungan pertama ke Masjidil Haram baru dilakukan sekitar pukul 11 malam.
Pukul 11 malam ini adalah waktu dimulainya prosesi ibadah umroh selain ihram, yaitu Tawaf, Sa’i dan Tahalul. Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dengan satu kelilingnya sekitar 200 – 300 meter tergantung sejauh mana anda jarak anda dari pusat Ka’bah. Sa’i adalah berjalan dan diiringi oleh lari-lari kecil bolak-balik antara Shofa dan Marwah sebanyak 7 kali yang jarak antara Shofa dan Marwah 400 – 500 meter. Total perjalanan yang ditempuh seseorang yang melakukan umroh adalah sekitar 5 km dan itu dilakukan mulai pukul 11 malam.
Oleh karena itu ketika perjalanan di bus menuju Mekkah, peserta diharapkan beristirahat dengan baik dalam bus agar tidak terlalu ngantuk atau lelah saat melakukan prosesi umroh di Masjidil Haram.
Prosesi ibadah umroh sendiri tidak akan dibahas di sini, karena dapat dibaca dari tautan berbagai sumber.
Jangan lupa gunakan receiver audio yang anda terima sesaat sebelum check in di bandara Soekarno-Hatta di hari keberangkatan. Receiver ini sangat berguna saat Tawaf dan Sa’i karena anda akan mendengar apa pun yang diucapkan pembimbing umroh dan anda tinggal mengikuti apa yang diucapkannya. Pembimbing biasanya sudah hapal doa-doa saat tawaf dan sa’i, tapi tetap saja ada yang menggunakan buku saku yang diberikan pihak travel sebagai referensi. Itulah kenapa saya bilang di awal, buku saku layak untuk dibaca tapi tidak perlu dihapalkan, karena saat prosesi umroh yang sesungguhnya, anda akan mendapatkan receiver dimana anda dengan mudah bisa mengikuti doa-doa yang diucapkan pembimbing umroh.
Jika ibadah umroh dimulai sejak pukul 11 malam, maka diharapkan seluruh sesi ibadah akan selesai sebelum pukul 3 pagi. Jangan lupa, pukul 5 hingga 5.30 pagi adalah waktu Subuh di Mekkah. Artinya sejak dari selesainya ibadah umroh, Lelah, pegal-pegal, kotor, dan tak nyaman, hanya punya waktu dua jam untuk bersih-bersih dan kembali lagi ke Masjidil Haram dengan menggunakan pakaian shalat biasa.
Bisa juga tetap menggunakan ihram di Masjidil Haram sambil menunggu waktu Subuh. Di sini lah jauh dekatnya hotel dari Masjidil Haram sangat menentukan.
Kalau jarak ke hotel dari Masjidil Haram kurang dari 15 menit, maka balik ke hotel, bersih-bersih dan balik lagi ke Masjid untuk Subuh adalah pilihan yang tepat. Namun kalau jaraknya lebih dari 15 menit, apalagi sampai lebih dari 30 menit, maka menunggu di Masjidil Haram hingga waktu Subuh adalah pilihan yang tepat.
Biasanya saat meninggalkan Masjidil Haram dengan masih menggunakan pakaian ihram bagi yang laki-laki, akan banyak tawaran dari penduduk setempat untuk cukur botak. Memang kabarnya untuk tahalul hanya dengan memotong beberapa helai rambut sudah cukup. Namun botak lebih afdol. Makanya tidak aneh bila ada yang baru balik dari umroh rambutnya botak. Mengambil dalil bahwa botak lebih afdol tersebut. Tapi jangan terburu-buru tergiur dengan tawaran botak. Karena ada kemungkinan ada umroh kedua yang ditawarkan oleh travel. Silakan ditanyakan terlebih dahulu ke muthawif atau pembimbing umroh, karena bila sudah keburu botak licin, di umroh kedua mau potong rambut sebelah mana lagi?
Untuk orang tua yang tidak kuat berjalan untuk prosesi ibadah umroh biasanya sudah harus memberitahukan muthawif dan pembimbing umroh satu hari sebelumnya agar pihak travel dapat berkoordinasi dengan perwakilan di Mekkah untuk menggunakan jasa kursi roda. Biaya penggunaan jasa kursi roda untuk umroh, mulai dari hotel, prosesi umroh hingga balik ke hotel lagi adalah 300 Riyal atau untuk kurs saat saya menulis ini sekitar Rp 1.2 juta.
Yang mendorong kursi roda adalah orang Indonesia yang tinggal di Mekkah, jadi tak perlu kuatir bila dia mendorongnya terlalu cepat. Saat Tawaf menggunakan kursi roda ada dua pilihan tempat. Di pelataran Tawaf saat tidak terlalu banyak orang yang berada di pelataran, atau di lantai 1 atau 2 Masjidil Haram. Namun bila di lantai 1 atau 2, jarak satu putaran Ka’bahnya meningkat drastis hingga hampir 1 km per satu putaran.
Untuk Sa’i menggunakan kursi roda, ada jalur khusus yang sudah disediakan oleh masjid dan berbeda dengan jalur orang yang tidak menggunakan kursi roda.
Yang pasti bila ada keluarga yang menggunakan kursi roda dengan menggunakan jasa ini, prosesi umrohnya tersendiri, terpisah dari rombongan. Nanti hanya dapat kabar dari yang bersangkutan bahwa dia sudah berada di hotel kembali setengah jam atau satu jam lebih cepat daripada rombongan.
Bila yang membawa kursi roda sendiri bisa menggunakannya di Masjidil Haram, namun tetap harus terpisah dalam melakukan prosesi umrohnya. Bisa hemat 300 Riyal, tapi harus sudah tahu prosesi umroh secara lengkap karena tidak akan ada pembimbing yang akan menemani.
bersambung ke bagian kelima…