Hari Kesembilan: Hari Tiba di Tanah Air
Ketika naik pesawat menuju tanah air, sudah dipastikan bahwa tidak lama setelah take off anda pasti tertidur. Tidur di pesawat adalah kunci apakah anda akan jet lag di esok harinya atau tidak saat sampai di tanah air.
Jika anda berangkat naik pesawat kira-kira abis Maghrib atau Isya, maka begitu naik pesawat satu atau dua jam, anda wajib tidur dan nanti terbangun kira-kira pukul 5 pagi waktu Indonesia barat untuk melaksanakan shalat subuh di pesawat. Bila badan anda fit saat itu, maka esok harinya anda sudah dapat melakukan aktivitas lagi seperti biasa, karena tubuh anda sudah mengatasi jet lag.
Namun bila anda berangkat naik pesawat pas tengah malam, kemudian pesawatnya pun delay saat berangkat, maka dalam waktu Indonesia barat, anda paling cepat tidur pukul 4 atau 5 pagi. Anda bisa langsung tidur, namun cemas akan lewat waktu subuh, atau anda ikuti ritme tubuh anda mengikuti waktu tanah air dan bisa bablas baru bangun pada pukul 10 pagi waktu Indonesia barat di pesawat.
Intinya waktu tidur di pesawat sangat menentukan apakah esok harinya anda masih jet lag atau tidak.
Pengalaman saya waktu umroh pertama, pesawat berangkat menjelang Isya. Setelah menyantap makanan di pesawat untuk pertama kalinya, saya pun tertidur. Kemudian terbangun lagi saat menu makanan berikutnya dan itu tandanya sudah subuh.
Esok harinya saya tidak mengalami jet lag tapi memang sudah terkena flu satu hari menjelang kepulangan dari tanah suci. Saya tidak masuk satu hari untuk bekerja karena flu, bukan karena jet lag.
Pengalaman saya waktu umroh kedua, pesawat berangkat lewat tengah malam. Delay hampir satu jam karena keterlambatan handling bagasi dari pihak airline. Begitu take off saya langsung tertidur dan melewatkan welcome drink dari airline. Dua jam setelahnya, saya dibangunkan untuk mendapatkan menu makanan pertama. Itu adalah dua jam ternyenyak tidur saya di pesawat.
Kemudian saya mencoba untuk tidur kembali di pesawat setelah makan, namun tidak bertahan lama. Tiba-tiba sudah masuk waktu subuh di pesawat. Saya pun shalat dan sejak itu tidur sudah tidak enak lagi. Saya malah sempat membaca sebuah buku selama beberapa jam supaya ngantuk lagi, tapi ternyata tidak ngantuk-ngantuk sampai di tanah air sore harinya.
Pukul 7 malam, saya ngantuk berat di rumah dan tertidur hingga pukul 11 malam. Setelah itu saya tak dapat tidur kembali dan baru benar-benar tidur pukul 2 pagi. Benar saja esoknya saya baru kebangung menjelang pukul 7 pagi dan tidak jadi bekerja karena kesiangan gara-gara jet lag.
Di umroh kedua saya tidak kena flu saat sampai tanah air tapi tetap tak masuk di hari pertama setelah libur karena jet lag. Namun beberapa hari setelahnya saya pun kena flu juga, tapi belum tentu berkaitan dengan perjalanan umroh.
Sampai di bandara Soekarno-Hatta anda akan melewati imigrasi, menunggu bagasi dan pergi ke rumah masing-masing menggunakan kendaraan yang dipilih. Baik kendaraan umum ataupun ada jemputan dari keluarga terkasih.
Jangan lupa tukarkan receiver audio yang anda terima sesaat sebelum keberangkatan pada hari pertama dengan jatah air zam-zam dari pihak travel. Biaya pendaftaran anda pas pertama kali bayar biasanya sudah termasuk jatah air zam-zam sebanyak 5 liter ini. Tapi kalau anda menghilangkan receiver audionya, maka biasanya pihak travel akan tetap memberikan anda air zam-zamnya, namun anda harus mengganti dengan sejumlah uang atas kehilangan receiver audionya.
Bagi yang membawa oleh-oleh dalam jumlah yang sangat banyak atau masif, jangan kuatir. Khusus untuk jamaah umroh tidak ada pengecekan barang-barang saat mau keluar bandara. Bahkan kuisioner membawa barang di atas USD 500 untuk pribadi dan USD 1000 untuk keluarga pun tidak perlu diisi dan diserahkan ke petugas imigrasi di bandara.
Jadi jangan ragu menghabiskan uang real anda di tanah suci. Aman kok dibawa ke tanah air. Mau buat usaha jastip pun aman. Tapi apakah niat kita umroh untuk itu…
Sampai di rumah adalah waktunya mengeluarkan semua oleh-oleh yang anda beli dan juga mencuci baju-baju yang dipakai selama perjalanan umroh yang tak sempat tercuci di sana.
Saya hanya berharap, kebiasaan-kebiasaan saat umroh dapat dipertahankan di tanah air, sehingga mendapatkan umroh yang mabrur dan dosa-dosa diampuni oleh Allah SWT…amin!
Bersambung ke bagian delapan…