Sejak Working From Home (WFH), banyak sekali informasi yang saya dapatkan mengenai belanja online. Belanja kebutuhan sehari-hari misalnya, bisa belanja online dari Indomaret tanpa harus ke tokonya. Nah yang terbaru adalah belanja buku, tapi bukan dari toko online dalam negeri, melainkan dari toko online luar negeri.
Mungkin sudah banyak yang tahu kalau beli buku online dari luar negeri ya dari Amazon aja. Betul! Amazon memang murah, tapi ongkirnya itu loh yang gak nahan. Bukunya mungkin hanya dua hingga tiga dolar, tapi ongkirnya bisa dua puluh dolar. Jadinya kan kagak murah ya.
Lalu dapat info lagi ada dua toko online lain yang juga jualan buku dengan memberikan gratis ongkir tuk kirim ke seluruh dunia. Harga bukunya tentu sudah termasuk ongkir, jadi gak murni harga bukunya doank. Namun bisa dibilang harganya sangat kompetitif.
Ada sebuah website yang memberikan analisa kalau beli bukunya hanya satu buah di dua toko online ini, maka jatuhnya lebih murah daripada beli di Amazon. Tapi kalau beli bukunya lusinan, ya lebih murah di Amazon, kan ongkirnya gak langsung naik berlipat seiring dengan jumlah buku yang dibeli.
Dua toko online yang saya maksud adalah Book Depository dan Better World Books. Alamat webnya tinggal tambahkan dot com aja di kedua nama di atas.
Book Depository (BD) hanya menjual buku baru. Walaupun harga sudah termasuk ongkir, tapi seringkali ada diskon yang besarnya lumayan. Kalau dibandingkan dengan pameran buku Big Bad Wolf (BBW) yang suka ada di Indonesia, maka, bila sama-sama diskon, harga buku di BBW hanya lebih murah sekitar 20% daripada BD. Artinya untuk kondisi normal tanpa harus menunggu BBW berikutnya, harga buku di BD bisa dibilang cukup murah.
Better World Books (BWB) juga menjual buku bekas selain buku baru. Kondisinya very good dan good. Artinya masih layak untuk dibaca. Nah buku kalau udah bekas kan harganya jadi gak jelas ya. Bisa murah banget atau ya tetep mahal, terutama buku-buku textbook. Namun kebanyakan ya jadi murah banget.
BWB menjual buku bekas mulai dari tiga setengah dolar, ini klaimnya, karena saya ketika cari buku-buku bekasnya paling murah yang ketemu adalah enam dolar. Tapi ya itu udah murah juga sih, mengingat sudah termasuk ongkir dari Amerika atau United Kingdom (UK).
Rata-rata buku bekas yang populer harganya sekitar tujuh hingga dua belas dolar. Masih tergolong murah, buku impor dengan harga di bawah Rp 200 ribu tanpa harus menunggu BBW.
Akhir Juli lalu saya pun mencoba membeli sebuah buku dari BWB. Judulnya Business Model Generation karya Alexander Osterwalder terbitan tahun 2010. Buku yang saya beli kondisinya bekas dan good. Dijual sekitar $12 atau sekitar Rp 180 ribuan, sudah termasuk ongkir dari UK.
Di BD harga buku itu dengan kondisi baru dan sedang promo diskon 30%, harganya sekitar Rp 350 ribu. Sebagai perbandingan lain, di Gramedia, buku yang sama dengan terjemahan Bahasa Indonesia dijual Rp 200 ribu dalam kondisi baru tanpa diskon. Di Tokopedia buku terjemahan tersebut dijual Rp 150 ribuan dengan klaim buku ORI
Artinya Rp 180 ribuan yang saya bayar untuk buku bekas plus ongkirnya adalah harga yang cukup kompetitif, malah bisa dibilang hampir sama dengan harga buku terjemahannya, padahal saya mendapatkan buku bahasa aslinya dan yang pasti buku ORI, bukan buku KW.
Namun karena ongkirnya gratis (karena sudah termasuk di harga buku) dan dunia saat ini sedang pandemi covid-19, maka buku saya baru sampai di rumah pada pertengahan September ini atau baru beberapa hari yang lalu sebelum saya menulis cerita ini.
Malah sempat dari BWB-nya uang yang saya bayarkan dikembalikan lewat akun yang saya gunakan untuk membayar, karena menurut mereka jika sudah sampai satu bulan lebih satu pekan tidak sampai, artinya mereka tidak mengharapkan bahwa bukunya akan sampai. Oleh karena itu mereka langsung refund uang saya, dan ternyata buku sampai satu pekan setelah refund.
Saya pun lapor kepada mereka ketika bukunya sampai dan melakukan pembayaran kembali lewat akun paypal BWB setelah saya memastikan ke bank saya bahwa transaksi saya sudah direfund oleh BWB.
Done, transaksi selesai, saya mendapat buku secara halal.
Lalu bagaimana bea masuk buku? Apa sudah termasuk dalam ongkir? Sayangnya tidak!
Di paket yang saya terima, ada kolom mengenai barang dan harga yang harus diisi oleh pengirim. Di kolom barang diisi dengan book (buku). Di kolom harga diisi dengan $5.
Saat buku diantar ke saya oleh Pos Indonesia, ada tagihan bea masuk yang harus saya bayar sebesar Rp 24 ribu. Rinciannya:
Bea masuk: Rp 6 ribu
PPN impor: Rp 8 ribu
Bea admin: Rp 10 ribu
Darimana hitungan Bea masuk dan PPN impor? Kalau bea admin mah jelas ya, pasti akan selalu Rp 10 ribu.
Seperti kita ketahui, di awal tahun ini Menteri Keuangan Republik Indonesia baru mengeluarkan aturan mengenai batas maksimal harga barang yang bebas bea masuk yaitu di harga $3 atau sekitar Rp 45 ribu rupiah. Sebelumnya di harga $75 atau Rp 1,12 juta.
Nilai barang di bawah Rp 45 ribu akan mendapatkan fasilitas gratis bea masuk. Di atas nilai itu akan terkena bea masuk dengan rate 7,5% dari harga barang.
Karena buku yang saya beli ditulis seharga $5 atau setara dengan Rp 75 ribu, maka bea masuknya 7,5% dari Rp 75 ribu atau Rp 5.625 dan dibulatkan menjadi Rp 6 ribu. Apakah buku saya termasuk buku yang mendapatkan fasilitas bebas bea masuk? Nyatanya tidak!
Lalu bagaimana menghitung PPN impor? Ya jumlahkan saja harga barang plus bea masuk. Rp 75 ribu ditambah Rp 6 ribu atau Rp 81 ribu. Dikali 10% jadi Rp 8.100 atau dibulatkan menjadi Rp 8 ribu.
Artinya secara keseluruhan saya harus membayar Rp 180 ribu + Rp 24 ribu = Rp 204 ribu untuk mendapatkan buku impor tersebut sampai ke rumah saya. Tambahan sekitar 13% adalah perkiraan harga yang saya harus tambahkan saat membeli buku kembali untuk kedua kali, ketiga kali dan seterusnya di toko online luar negeri tersebut.
Saya membayar hanya 13% tambahan karena tertolong oleh harga yang disebutkan oleh BWB hanya harga buku, tidak termasuk ongkir, walaupun harga di webnya tidak ada breakdown porsi ongkirnya berapa. Ini saja sudah cukup menghemat lebih dari 50% untuk dasar pembayaran bea masuk.
Kalau misalnya BWB menuliskan harga buku sesuai dengan yang saya bayar, maka total bea masuk yang saya bayar bisa meningkat hingga lebih 18% dari harga beli saya.
Bagaimana rinciannya?
Harga Rp 180 ribu.
Bea masuk: 7,5% x Rp 180 ribu = Rp 13.500
PPN : Rp 180 ribu + Rp 13,5 ribu = Rp 193,5 ribu x 10% = Rp 19,4 ribu atau Rp 20ribu.
Administrasi: Rp 10 ribu
Total: Rp 43.500
Porsi biaya bea masuk 24% dari harga karena ada biaya administrasi.
Lumayan! Yang tadinya hanya bayar Rp 180 ribu, akhirnya harus membayar Rp 223.500. Jadi lebih mahal daripada harga buku terjemahan, walaupun masih lebih murah daripada beli baru.
Jadi bagi yang ingin beli buku dari luar negeri, maka harus mempetimbangkan
- Waktu kirim yang sangat lama, kecuali kalau mau membayar ongkos kirim yang tidak murah. Rata-rata waktu kirim dari luar negeri menurut web toko online adalah 1 bulan atau kurang. Namun karena saat ini sedang pandemi covid-19, lebih baik ekspektasinya menjadi 2 bulan supaya tidak kecewa.
- Pilih penjual yang kredibel. BWB menurut saya adalah penjual yang kredibel. Dia mau memberikan refund kepada buyer yang belum menerima kirimannya. Hal itu dilakukan karena dia tidak bisa tracking perjalanan bukunya karena memang tipe kiriman yang dipilihnya tidak menyediakan fitur tersebut dan dia menjamin bahwa pembeli merasa puas dengan layanannya. Ketika membeli buku di BWB, satu hari kemudian sudah ada notifikasi lewat email bahwa buku sudah dikirimkan.
- Perkiraan biaya bea masuk hingga 25% dari harga yang dibayarkan ke penjual. Jangan lupa invoicenya disimpan minimal di email sehingga ketika perhitungan bea masuknya tidak masuk akal minimal kita dapat melaporkan hal tersebut ke kantor bea cukai setempat walaupun saya tidak mengerti juga bagaimana lapornya.
Jadi bagi yang senang dengan buku-buku impor, apalagi yang cuma mau beli satu atau dua buah buku, mungkin BD dan BWB bisa menjadi alternatif pilihan selain Amazon yang sudah terkenal itu.
Selamat berburu buku!