Selamat Jalan Abu Strikmat

Malam ini, tepat pukul 9 malam sepulang pesta pernikahan anak teman kantor, saya diberitahu oleh tetangga bahwa Abu Strikmat telah wafat di pinggir jalan tepat di seberang rumah. Ia sudah tergeletak tanpa nyawa dengan mulut dipenuhi semut tanda bahwa dia telah tiada sejak beberapa jam lalu. Begitu mengkonfirmasi bahwa memang Abu yang telah wafat, saya langsung ambil koran bekas dan memindahkan Abu dari pinggir jalan ke dalam rumah. Saya langsung berinisiatif menguburkan Abu saat itu juga. Kebetulan ada tempat penguburan hewan peliharaan yang biasa digunakan berjarak sekitar 80 meter dari rumah saya.

Saya pun mengajak istri saya untuk menguburkan Abu. Kami hanya membawa sebuah pacul dan sebuah senter untuk penerangan. Setelah mencoba beberapa menggali tanah di sekitar pekarang pekuburan tersebut, saya pun menemukan tempat yang tepat untuk mengubur Abu. Abu pun dikubur dengan damai dengan dibungkus beberapa helai koran bekas.

Continue reading

Abu dan Masa Sulit

Sejak Altina lahir ke dunia ini, Abu praktis menjadi anak tiri bagi kami. Bukan karena kami tak sayang kepada Abu, tapi ada dua hal yang membuat Abu dijauhi oleh kami. Pertama Abu masih terkena flu dan beberapa kali bersin-bersin, sehingga menyebarkan virus yang tentunya sangat dihindari oleh Altina. Kedua Abu semakin jarang mandi karena ia suka kabur kalau diajak mandi. Jadilah Abu sekarang menjadi kucing flu yang bau.

Karena terbiasa manja, Abu pun tanpa lelah menarik perhatian kami. Ketika kami duduk di sofa, Abu selalu berusaha agar minta pangku kami berdua. Untuk ke istri, Abu selalu tidak berhasil. Untuk ke saya Abu kadang berhasil, jika dan hanya jika mukanya agak bersih sedikit.

Continue reading

Abu dan Tiga Anak Kucing Serta Emaknya

Beberapa hari terakhir ini kami dikejutkan oleh kedatangan satu keluarga kucing yang terdiri dari Ibu kucing dan ketiga anak-anaknya. Mereka muncul dari balik sisa-sisa triplek renovasi rumah kami di garasi. Keberadaan mereka sangat dekat dengan mobil yang terparkir di garasi sehingga menimbulkan kegelisahan bagi orang rumah takut jika kucing-kucing tersebut ada di bawah mobil ketika kami sedang memindahkan mobil.

Kami belum tahu asal muasal di Ibu kucing dan ketiga anak-anaknya karena sebelumnya kami belum pernah melihat ada kucing hamil yang masuk ke pekarangan rumah. Namun rupanya Ibu kucing itu betah berada di rumah dan beberapa kali minta makan ke orang rumah dari teras rumah. Ibu kucing tersebut belum berani masuk karena memang belum diperbolehkan oleh orang rumah.

Continue reading

Abu dan Strondol

Sejak Senin lalu rumah kami digegerkan oleh kedatangan kucing kecil antah berantah yang berlagak seperti kucing yang paling disayang di rumah. Kucing tersebut bertingkah seolah-olah dia adalah kucing rumah kami dengan meminta makan secara mengeong sekeras-kerasnya. Kemudian kucing tersebut pun tidur di salah satu sofa rumah kami. Yang paling mengejutkan kucing tersebut berusaha masuk rumah ketika dia dikeluarkan dari pintu rumah. Malah usahanya sedikit memaksa karena mengoyang-goyang pintu luar alumunium rumah sehingga menimbulkan suara seakan-akan ada orang yang menggedor-gedor rumah.

Kucing ini juga pintar memilih rumah yang ingin dikunjunginya. Rumah yang dipilih adalah rumah kami dan rumah depan kami sebelah kanan sedikit. Kedua rumah tersebut adalah rumah yang suka sama kucing. Kalau siang hingga malam hari dia berada di rumah kami, malam hingga pagi hari berada di rumah depan kami. Di kedua rumah itu dia selalu meminta makanan dengan mengeong sekeras-kerasnya seperti tidak pernah dikasih makan dalam beberapa hari.

Bagaimana sikap Abu terhadap kucing ini? Anehnya sikap Abu benar-benar melunak kepada kucing ini. Tidak sekalipun Abu marah terhadap kucing yang cukup menjengkelkan ini untuk ukuran kucing asing di rumah orang. Bahkan Abu sepertinya berusaha mengenal kucing tersebut lebih jauh. Beberapa kali Abu terpaksa keluar dari rumah karena kucing yang satu ini. Kami yang lebih sayang ama Abu tentunya kesal karena gara-gara kucing ini Abu beberapa hari ini lebih sering tidur malam di luar rumah,

Untungnya selera makan Abu dan kucing yang satu ini sangat bertolak belakang. Kalau Abu sangat doyan ama kripik, kucing ini lebih doyan dengan makanan tradisional kucing, yaitu tulang, daging ayam, daging sapi, dan juga makanan kaleng kucing. Sehingga ketika keduanya dikasih makan tidak ada yang saling serobot antar keduanya walaupun si kucing kecil ini kadang suka nyerondol (nyundul-nyundul) Abu ketika Abu ingin memakan keripik kesukaannya.

Karena tingkahnya yang suka nyerondol, maka secara resmi kucing tersebut diberi nama Strondol.

Continue reading

Abu dan Dokter Hewan

Sejak kemarin Abu terlihat lemah dan tidak mau makan. Pagi ini praktis dia ada di rumah dan masih terlihat lemas walaupun sempat melakukan ritual pagi yaitu keluar rumah, kemudian buang air di pasir bangunan depan rumah.

Karena tidak mau makan, saya dan istri memberikan obat. Sehabis dikasih obat Abu langsung batuk-batuk, bersin dan banyak mengeluarkan lendir. Setelah itu dia langsung istirahat kembali naik ke atas mencari tempat yang tersembunyi supaya tidak dipaksa lagi dikasih obat.

Siangnya karena masih batuk-batuk berdahak, saya dan istri lagi-lagi memberinya obat. Tak tahunya reaksinya lebih parah daripada pagi tadi. Dahak yang dikeluarkan ada mengandung darahnya. Kami takut ia terkena TBC sehingga langsung telpon dokter hewan terdekat di dekat rumah makan Bebek Slamet.

Continue reading

Abu dan Manja

Sudah pernah diceritakan bahwa Abu paling doyan minta dipangku oleh istriku dan aku. Namun kali ini akan ditayangkan bukti kemanjaan Abu ketika dia habis berkelahi dengan kucing garong lain yang ada di komplek perumahan kami.

Malam itu istriku bercerita tentang Abu yang baru saja berkelahi dengan musuh abadinya. Seperti biasa sehabis berkelahi dengan musuhnya tersebut Abu pasti langsung meninggalkan rumah dan kembali lagi beberapa jam kemudian. Ketika saya dan istri habis selesai Shalat Isya berjamaah, Abu muncul di kamar kami dan langsung mengeong-ngeong sambil merebahkan diri di sajadah. Langsung saja saya mengelus-elusnya, dan kemudian ngeongnya berhenti. Begitu saya menghentikan pengelusan, dia mengeong kembali dan berhenti ketika dielus-elus kembali.

Melihat gelagat Abu yang ketika berhenti dielus ngeong, saya langsung mengambil Smartphone saya dan merekam tindak tanduk Abu secara langsung. Untungnya setelah direkam, Abu dalam waktu yang tidak terlalu lama langsung tertidur lelap di tempat tidur (naik dari tiduran di sajadah). Namun rekaman selama kurang lebih 4 menit tersebut menunjukkan kemanjaan Abu yang selalu minta dielus sepanjang waktu dan marah ketika tidak dielus.

Saksikan rekaman tersebut di link ini. {nice1}

Abu dan Ramadhan

Selama bulan Ramadhan berlangsung satu minggu terakhir, ada hal yang berubah pada diri Abu.

Sebelumnya dia biasa datang ke rumah ketika saya akan berangkat kantor, saat ini dia biasa datang ke rumah menjelang imsak. Mengeong minta dibukakan pintu, dan langsung menuju tempat makannya dimana dia meminta satu scoop, eh bukan satu, tapi dua scoop keripik. Ya, di bulan Ramadhan ini Abu selalu minta minimal dua scoop sekali makan. Jika hanya satu, maka sehabis menyantap keripiknya, ia akan berteriak kembali untuk meminta satu scoop lagi.

Sehabis mendapatkan dua scoop, ia langsung naik ke atas meja kaca tempat meja tamu, dan leha-leha disana sambil menunggu waktu Subuh. Dia tidak banyak berbicara ketika leha-leha, hanya sedikit mengeong ketika dipanggil namanya, kemudian kembali dengan posisi enaknya. Biasanya dia berleha-leha di meja kaca sampai saya berangkat kantor pukul 6 kurang, atau sampai diusir oleh mertua karena sudah makan sahur.

Sorenya, ketika saya pulang ke rumah, Abu biasanya sudah berada di rumah. Ini disebabkan istri saya sampai di rumah lebih dahulu daripada saya. Ketika saya sampai rumah, Abu dengan sigap menggiring saya ke tempat dia biasa menyantap keripik kesukaannya sambil mengeong-ngeong tanda kelaparan. Karena sudah sore dan Abu saya pikir berpuasa sejak sahur, saya langsung memberinya satu scoop. Ternyata ketika saya memberinya makan, mertua dan istri sudah ditipunya sejak tadi dan masing-masing sudah memberikan dua scoop. Artinya Abu di sore hari menjelang berbuka, dapat menikmati lima scoop keripik sekaligus.

Continue reading

Abu dan Mandi

Pagi ini, setelah berminggu-minggu menunggu, akhirnya Abu bersedia untuk dimandikan. Namun untuk memandikannya tidak semudah yang dibayangkan walaupun Abu lebih banyak bekerja sama.

Sehabis shalat subuh pagi ini saya jogging sekitar 50 menit. Ketika sampai rumah kembali, Abu masih ada di rumah sedang pangku dengan istri. Langsung saja saya menyuruh istri untuk mempersiapkan handuk, sabun colek dan ember untuk keperluan mandinya Abu. Rupanya istri memberikan lebih, yaitu air panas, supaya Abu tidak terlalu kedinginan ketika mandi nanti.

Memang Abu sungguh cerdas sehingga entah bagaimana dia tahu bahwa saya akan berbuat sesuatu kepadanya. Ketika habis dikasih keripik kesukaannya Abu langsung berusaha keluar dari rumah. Namun usaha keluar dari rumahnya tidak sungguh-sungguh seperti minggu-minggu sebelumnya, karena begitu dipancing dengan kerincingan keripik, Abu balik lagi masuk rumah.

Continue reading

Abu dan Diriku

Abu sejak kecil dikenal sebagai kucing yang takut dengan orang. Namun hal itu berubah sekitar 1,5 tahun lalu sejak ia mulai bisa digendong oleh diriku. Untuk bisa menggendong Abu dibutuhkan usaha dan kesabaran yang luar biasa karena Abu bukan kucing yang mudah ditaklukan.

Sentuhan pertama dengan Abu dimulai ketika dia memakan makanan pemberian saya. Saat itu Abu langsung loncat dan marah-marah serta langsung berlari menjauh dari saya. Namun dia balik lagi ke makanannya setelah situasinya aman dari saya. Sentuhan kedua reaksi Abu pun tidak berubah. Sentuhan ketiga juga sama. Abu mulai berubah setelah sentuhan berpuluh-puluh kali. Saat itu dia tidak lagi loncat tapi hanya menggeram ketika dielus-elus. Itu sudah ada kemajuan.

Target berikutnya adalah memegang Abu dengan menggendongnya. Reaksi Abu ketika coba digendong mirip seperti pertama kali disentuh. Dan itu berlangsung terus berpuluh-puluh kali. Bahkan ketika pertama kali digendong Abu bereaksi dengan menggoreskan kukunya di tangan saya sehingga timbul sedikit bekas cakaran di kulit saya. Saya tidak kapok, bahkan usaha saya selalu didukung istri untuk menggendong Abu. Akhirnya Abu untuk kali pertama berhasil digendong tanpa dia loncat dan marah-marah. Namun dia masih panik karena belum biasa. Selanjutnya usaha untuk menggendong Abu lebih mudah, malah saat ini sangat gampang untuk dapat menggendong Abu kecuali dia sedang sakit atau terluka.

Continue reading

Abu dan Pak Po

Jika anda menyimak cerita Abu, The Introduction, tentunya anda sudah mengetahui sedikit mengenai Pak Po. Pak Po adalah kucing blasteran, sepertinya keturunan dari kucing siam dengan kucing kampung. Muka dan bulunya mirip sekali dengan kucing siam namun perawakannya mirip dengan kucing garong. Dia sudah berada di rumah istri saya sejak istri saya masih duduk di bangku SMA sekitar tahun 1998 lalu.

Ada keyakinan bagi kami bahwa Pak Po adalah ayah kandung dari Abu Strikmat. Soalnya si Pak Po ini beberapa kali mengincar si Ibu (ibunya Abu) ketika si Ibu masih belum tertangkap tangan sedang hamil. Bukti lainnya adalah saudara-saudara Abu yang hilang di cerita di atas bentuk mukanya seperti kucing keturunan karena agak berbeda dengan anak kucing lainnya.

Abu dan Pak Po mulai bercengkrama bersama setelah Abu mulai dapat dipegang oleh kami serumah. Sebelumnya, Abu tidak pernah masuk rumah dan Pak Po adalah satu-satunya kucing yang dipelihara di dalam rumah. Seiring dengan makin jinaknya Abu, maka kucing di rumah pun menjadi dua ekor, Pak Po dan Abu.

Continue reading