Susahnya Menghapal

Dari dulu saya termasuk orang yang tidak jago urusan hapalan. Buktinya untuk lagu-lagu saya kebanyakan hanya hapal di bagian ref-nya. Itu pun lagu-lagu 90-an ke bawah. Kalau lagu-lagu baru mah gak satupun hapal. Abis gak pernah denger lagu lagi sih udah lama banget.

Walaupun sebenarnya tidak terlalu suka lagu, bukan berarti saya tidak pernah membeli satu album pun dari pemusik. Saya ingat pernah membeli albumnya Project Pop pas jaman kuliah. Sekarang saya lupa nama albumnya, tapi ada lagu yang kata-katanya seperti ini….. Continue reading

Member Berbayar Freeletics

Saya kenal Freeletics di bulan September 2014. Waktu itu saya diperkenalkan oleh Abang saya dengan Freeletics. Coba-coba daftar dan melakukan beberapa workout saya merasa cocok dan mendukung olahraga yang paling saya sukai, yaitu lari. Awal tahun 2015 saya mencoba menu Freeletics dari pdf yang saya dapatkan di laman Facebook Freeletics Indonesia. Saya ambil yang cardio. Sayangnya hanya bertahan dua bulan, tepatnya berhenti di minggu ke-8 karena saya sakit waktu itu sehabis hell day di minggu ke-7.

Ketika berhenti Freeletics kebetulan tidak lama setelah itu bulan puasa. Praktislah selama bulan puasa tidak berolahraga sama sekali. Padahal saat itu saya sudah dua kali berhasil lari 10k dua kali dengan waktu antara 70-80 menit. Lari 5k sudah berhasil di bawah 40 menit plus ditunjang Freeletics selama 8 minggu saya rasa saya dalam kondisi paling prima. Apalagi selama 8 minggu intense berolahraga, berat badan pun turun lumayan, hampir 3 kilo. Continue reading

Perjalanan 10K Pertamaku

Bulan September 2014 lalu saya diperkenalkan oleh kakak saya sebuah olahraga baru, yaitu Freeletics. Kakak saya bilang dengan menjalankan Freeletics, ada perubahan pada dirinya, yaitu badannya lebih berotot, walaupun berat badan tidak terlalu banyak turun.

Terus terang saya jadi tertarik dengan yang namanya Freeletics. Saya pun mencari tahu di internet seputar olahraga tersebut dan mulai mengunduh aplikasinya di smartphone saya. Saya pun memulai olahraga Freeletics dengan status sebagai member gratis. Dengan status sebagai member gratis, akses saya terbatas dan hanya mendapatkan beberapa teknik gerakan Freeletics, yang ketika saya coba betul-betul membuat diri saya berkeringat hebat.

Continue reading

Menjadi Bebas Finansial

bebas finansial

Dulu saya tak tahu makna dari Bebas Finansial. Yang saya tahu bebas finansial artinya kita punya uang banyak sekali sehingga apa pun yang kita butuhkan terpenuhi. Namun jika bebas finansial diartikan dengan uang banyak, maka hal itu tidak terukur. Oleh karena itu bebas finansial harus terukur, berapa banyak uang yang kita butuhkan untuk menjadi bebas finansial.

Di acara Wealth Expo 2013 lalu, seorang pembicara menjelaskan tentang definisi bebas finansial. Rumusnya sederhana. Saat pengeluaran per bulan kita lebih kecil daripada penghasilan pasif kita per bulan, maka itu sudah disebut bebas finansial. Jadi kalau kita punya pengeluaran per bulan Rp 10 juta, maka selama penghasilan pasif kita lebih besar dari Rp 10 juta, maka kita sudah dapat disebut bebas finansial. Mudah kan?

Continue reading

Membantu yang Sifatnya Produktif

Usaha Siomay

Selama ini saya selalu berusaha membantu orang untuk kebutuhan primer ataupun sekunder dan juga kebutuhan konsumtif yang dikembalikan dalam waktu tertentu. Belum pernah saya membantu orang yang sifatnya produktif. Maksudnya apa membantu yang sifatnya produktif? Membantu pengembangan usaha orang sekaligus mendapatkan imbal balik jika usaha tersebut berkembang dengan baik.

Selama ini pula saya jika membantu selalu menggunakan anggaran sumbangan. Oleh karena itu tidak ada keraguan sedikit pun dalam membantu orang jika menggunakan anggaran tersebut karena tahu bahwa anggaran yang memang untuk kepentingan orang lain, bukan kepentingan saya pribadi. Adalah sedikit berbeda jika membantu orang namun mendapatkan imbal balik dari bantuan tersebut. Jika itu berasal dari anggaran sumbangan, maka seluruh hasil imbal balik harus dikembalikan ke sumbangan lagi. Saya tidak boleh menikmatinya walaupun hanya sedikit.

Continue reading

Keluar dari Zona Nyaman

zona nyaman

Dua tahun terakhir ini saya selalu menggunakan fasilitas shuttle kantor untuk beraktivitias bolak-balik kantor. Banyak sekali keuntungan naik shuttle kantor, di antaranya adalah keamanan yang tinggi, kenyamanan yang tinggi dan kepastian waktu yang tinggi. Tidak perlu lagi berjibaku menembus kemacetan kota Jakarta. Bahkan seringkali tertidur di perjalanan karena begitu nyamannya.

Semua hal di atas memang sangat sulit untuk dilepaskan. Hal tersebut adalah surga bagi perjalanan di Jakarta yang terkenal dengan kemacetannya yang hebat. Namun saya takut terlena. Saya rasa ada hal-hal yang bisa saya eksplorasi lebih dalam bila tidak ikut shuttle kantor. Untuk itu saya harus memaksakan diri untuk berhenti dari shuttle kantor.

Continue reading

Bagaimana Memotong Cerita Tanpa Mengurangi Pesan?

Di harian Republika sedang ada sayembara menulis pengalaman berlibur. Sayembara tersebut ingin mencari penulis yang suka melancong baik dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan perjalanannya pun bisa berbagai macam, mulai dari perjalanan dinas, religi, bahkan hanya perjalanan liburan biasa. Yang pasti harus ada ulasan mengenai tempat tujuan, makanan, bahkan sampai rincian biaya juga dianjurkan untuk ditampilkan.

Saya sebenarnya sudah punya cerita semacam itu. Saya telah menulisnya setahun lalu. Namun tulisan saya rupanya terlalu panjang untuk ikutan sayembara tersebut. Sayembara tersebut mensyaratkan tulisan minimum sebanyak 15.000 karakter dan maksimum sebanyak 25.000 karakter. Tulisan saya pada awalnya sebanyak 45.000 karakter atau hampir dua kali batas maksimum yang diijinkan.

Continue reading

Ramadhan Bulan Latihan

Saya merasakan sendiri kalau bulan Ramadhan kali ini benar-benar menjadi bulan latihan bagi saya. Latihan untuk dapat konsisten beribadah. Latihan untuk bangun malam. Latihan membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang baik. Latihan untuk tidak menunda-nunda pekerjaan karena berakibat menumpuknya kerjaan setelahnya.

Saya selalu menyempatkan diri untuk bertarawih. Bahkan saat sedang capeknya beraktifitas di hari tersebut. Mungkin tarawihnya belum sempurna, namun saya mencoba mengerjakannya semampunya. Dan Alhamdulillah sampai hari ini tarawih belum bolong.

Continue reading

Perjalanan Dukungan, 5 km Hari Kelima

Hari ini perjalanan dukungan saya agak berbeda. Saya tidak melakukan jalan 5 km secara berurutan. Saya melakukannya sedikit-sedikit. Kenapa begitu? Karena saya harus menjaga anak saya yang masih bayi dan di saat yang sama istri saya harus melakukan sesuatu yang penting sehingga saya tidak dapat meninggalkan begitu saja anak dalam 1 jam lamanya. Dengan demikian, saya pun menyiasati perjalanan saya.

1 km pertama saya tempuh dari rumah menuju tempat pemilihan di TPS dekat rumah bolak-balik dua kali. Kenapa dua kali? Yang pertama untuk nyoblos. Yang kedua untuk melihat hasil perhitungan suara. 2 km selanjutnya saya tempuh di rumah sambil menggendong anak supaya dia tertidur. Saya berjalan keliling rumah sekitar 20 menit. Jika dikonversi kebiasaan saya berjalan selama itu, artinya saya berjalan 2 km. Dan 2 km terakhir saya peroleh sore harinya ketika menjaga anak sembari menunggu istri saya yang baru pulang dari urusannya. Total 5 km sudah saya tunaikan hari ini, walaupun berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Continue reading