Kontigensi Pekerjaan

Beberapa hari lalu saya baru saja selesai melakukan kegiatan closing bulanan yang sekaligus closing tahunan di kantor. Kegiatan closing itu membuat saya harus rela lembur empat hari berturut-turut, termasuk satu hari ke kantor saat hari libur. Tugas saya sebenarnya mudah, hanya tinggal posting jurnal keuangan ke sistem yang kantor saya gunakan. Namun seiring dengan kebutuhan kepatuhan terhadap standar-standar tertentu, maka saya harus mereview jurnal tersebut secara komprehensif sebelum saya posting ke sistem. Jurnal yang saya review per bulannya berkisar antara 50 – 70 jurnal, yang harus selesai diposting dalam waktu tiga hari kerja.

Itulah kegiatan rutin saya tiap awal bulan untuk persiapan closing bulanan. Di hari-hari itu saya harus lembur minimal tiga hari berturut-turut dengan jam pulang antara pukul 10 sampai 11 malam. Saya harus benar-benar menyiapkan kondisi tubuh saya agar selalu fit di saat hari-hari kritis tersebut, karena memang saat ini saya tidak memiliki backup di pekerjaan tersebut. Tidak adanya backup karena praktis orang lain di grup saya memiliki tanggung jawab yang berbeda satu sama lain.

Continue reading

Bule Bernama Andrew

Bulan ini saya mendapat tugas ke beberapa lapangan perusahaan tempat saya bekerja. Di dua tempat berbeda saya bertemu dengan seorang bule bernama Andrew. Bule ini adalah seorang ahli listrik dari perusahaan yang berbasis di Manchester. Umurnya baru 27 tahun namun ia sudah berkeliling dunia dengan keahliannya di bidang listrik. Ada beberapa hal unik tentangnya yang saya amati. Saya pun juga suka melakukan perbincangan dengannya seputar hobi dan kerjaannya. Inilah beberapa yang saya dapatkan dari dia.

Andrew adalah seorang yang masih berstatus single. Sepanjang tahun 2012 ini ia berpergian ke seluruh penjuru dunia sehingga dia tidak punya waktu untuk membina sebuah hubungan dengan seorang perempuan. Ia sempat bercerita kepada saya bahwa mumpung masih muda ia akan keliling dunia terlebih dahulu kemudian membina hubungan, menikah, menetap dan punya anak. Itu adalah impiannya.

Continue reading

Berhasil Melewati Bulan yang Berat

Bulan Oktober adalah bulan terberat yang pernah saya rasakan selama berkantor di kantor saya sekarang ini. Bagaimana tidak, di bulan ini saya mengerjakan pekerjaan dua orang, yaitu saya dan salah seorang rekan yang sedang cuti hamil walaupun ini adalah bulan terakhir cutinya. Tadinya pekerjaan rekan saya yang sedang cuti hamil ini diambil alih oleh seseorang yang memang secara full time memback up pekerjaannya, namun karena satu dan lain hal, pengganti tersebut sudah tidak lagi bekerja di kantor sejak awal Oktober lalu.

Saya tetap harus mengerjakan pekerjaan reguler saya dan juga mengerjakan pekerjaan rekan kerja saya. Sebenarnya jika hanya mengerjakan dua pekerjaan ini mungkin tidak terlalu berat. Yang menjadi berat adalah saya juga harus menghadapi audit internal yang cukup menyita waktu dalam hal pengecekan sample yang akan diberikan kepada auditor. Di lain pihak, ada saja masalah-masalah kecil yang berpotensi menjadi temuan audit yang harus dikoreksi saat itu juga. Jadilah pekerjaan saya benar-benar penuh dalam tiga minggu terakhir ini.

Continue reading

Dua Perpisahan dalam Satu Hari

Hari ini, 20 Juli 2012, saya mengalami dua perpisahan teman kantor secara sekaligus. Teman pertama adalah teman yang saya hadiahi novel sebagai kenang-kenangan. Teman kedua adalah supir shuttle yang selama ini melayani saya dan rekan shuttle untuk pergi-pulang kantor. Keduanya hari ini resmi terakhir bekerja di kantor tempat saya bekerja. Memang keduanya masih dapat saya temui hingga akhir bulan ini di kantor, walaupun tidak setiap hari ini karena sudah di grace period. Teman kantor mengambil cuti sebelum hari terakhirnya. Sedangkan supir shuttle sedang masa bridging kontrak, sehingga statusnya tetap aktif, namun tidak melayani.

Pertemuan saya dengan kedua teman kantor ini dimulai sejak tiga tahun lalu. Teman kantor saya kenal saat saya ditugaskan di tempat baru. Supir shuttle pun saya kenal juga saat saya ditugaskan di tempat baru tersebut. Saya tidak mengetahui kinerja teman kantor saya karena memang belum pernah kerja bareng dengannya. Namun saya mengetahui kinerja supir shuttle yang selama 3 tahun saya kenal, belum pernah sekalipun alpa untuk menjemput kami. Pernah satu dua kali dia tidak menjemput atau mengantar pulang kami, tapi itu semata-mata karena yang bersangkutan sedang cuti atau ditugaskan ke tempat lain dan sudah mengabari terlebih dahulu beberapa hari sebelumnya.

Continue reading

Novel Kenangan Untuk Teman Kantor

Setiap kali ada seorang teman yang akan pindah kantor, kita pun pastinya menyumbang untuk saweran kenang-kenangan untuknya. Apalagi jika teman kantor tersebut adalah teman berinteraksi kita. Teman makan siang. Teman main futsal. Teman bergosip. Teman untuk tertawa-tawa… Saya selalu menyumbang untuk saweran teman kantor yang ingin pindah. Namun dalam beberapa kesempatan terakhir, sumbangan saya tidak hanya saweran, melainkan juga sebuah karya yang khusus saya persembahkan bagi yang bersangkutan. Karya itu adalah tulisan.

Adalah di bulan April 2012 lalu. Teman satu bagian saya dirotasi ke bagian lain dan akan berkantor di tempat berbeda dengan tempat saya. Saat yang lain mengumpulkan saweran untuknya, saya pun ikutan saweran. Namun kontribusi saya tidak hanya saweran. Saya juga membuatkan sebuah puisi untuknya. Puisi tersebut saya bacakan di depannya saat makan-makan perpisahan dia dengan bagian tempat saya bekerja saat ini.

Continue reading

Gelar Advance Communicator Bronze

Setelah ikutan Toastmasters selama hampir lima tahun, akhirnya saya berhasil mendapatkan gelar Advance Communicator Bronze hari ini. Apa itu Advance Communicator Bronze? Itu adalah gelar yang diberikan kepada anggota Toastmaster jika telah menyelesaikan 20 speech project yang ditugaskan kepadanya. Artinya saya telah melakukan speech di depan orang secara resmi di Toastmaster sebanyak 20 kali. Wow jumlah yang cukup banyak, apalagi jika tahu dari mana saya berasal.

Semenjak menjadi anggota Toastmasters, rate speech saya tiap tahun adalah hanya 3. Jadi jika lima tahun, maka seharusnya baru 15 speech. Namun karena saya memiliki target yang diharuskan oleh klub saya agar klub mendapatkan kredit atas prestasi saya, maka saya pun memberanikan diri untuk menyelesaikan lebih dari 3 speech per tahun. Akhirnya inilah saya dengan 20 speech dalam 5 tahun.

Continue reading

Mixing Business with Pleasure

Dua hari lagi saya akan mengikuti kembali kampanye pemilihan Presiden Toastmasters di klub Toastmasters kantor saya. Seperti biasa, keikutsertaan saya dalam kampanye ini adalah untuk meramaikan bursa calon presiden club karena banyak orang yang tidak tertarik maju pada awalnya. Kenapa pada awalnya? Karena saat ini ternyata yang maju jadi calon presiden ada empat orang. Harusnya jika yang maju lebih dari dua orang, saya tidak jadi mencalonkan diri. Namun karena kebetulan tema kampanye sesuai dengan tema project speech saya, maka saya pun tidak jadi mengundurkan diri.

Tentunya tema kampanye saya kali ini akan berbeda dengan tahun lalu. Jika tahun lalu tema saya adalah “Time to Give Back,” maka tahun ini tema saya adalah “Mixing Business with Pleasure.” Kenapa memilih tema itu? Inilah alasannya.

Continue reading

Gempa!

Pukul 18.18 hari ini, gempa melanda Jakarta. Menurut kabar dari detik.com, gempa tersebut besarnya 6.1 skala ritcher dan berpusat di daerah Sukabumi. Saat terjadi gempa saya masih berada di kantor. Untungnya saat saya menulis artikel ini pukul 9 malam, saya sudah berada di rumah.

Gempa dirasakan oleh teman-teman kantor yang hari ini lembur. Saya sendiri tidak merasakan adanya gempa pada awalnya karena sedang mengobrol dengan Satpam kantor yang sedang kontrol ke lantai kami. Setelah semua orang bilang merasakan gempa dan dibuktikan dengan gorden jendela gedung goyang-goyang, saya baru percaya bahwa memang ada gempa.

Continue reading

Relawan Mukena 10 Ribu (Bagian 2)

Laundry mukena telah selesai Selasa lalu. Saat ini saya punya enam stel mukena siap untuk didistribusikan. Seperti mekanisme mukena10ribu, saya harus menyediakan tiga stel untuk diletakkan di mushala yang dipilih. Mushala yang saya pilih adalah tempat Shalat di lantai kerja saya, yang bukan merupakan Mushala, namun ada tempat untuk meletakkan sajadah dan mukena. Tiga stel lainnya harus disimpan untuk sebagai pengganti mukena satu minggu kemudian.

Enam stel mukena yang saya dapatkan masing-masing tiga berwarna hijau dan tiga lagi berwarna biru. Untuk hari ini saya membawa tiga stel yang berwarna hijau. Saya bertekad setiap hari Rabu akan mengganti tiga stel mukena yang saya letakkan dengan tiga stel yang menjadi persediaan. Demikian seterusnya hingga si mukena sudah tidak layak digunakan lagi.

Continue reading

Relawan Mukena 10 Ribu (Bagian 1)

Di lantai kantor saya ada tempat Shalat tidak resmi yang sering dipakai orang untuk Shalat. Sebenarnya kantor saya memiliki mesjid yang cukup mumpuni di lantai dasar, namun kadang untuk turun ke bawah, walaupun hanya menggunakan lift, dapat memakan waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu banyak orang yang lebih suka Shalat di lantai tempat kerjanya.

Di tempat Shalat tersebut tersedia sajadah dan juga mukena. Khusus untuk mukena biasanya pada bawa sendiri atau ditinggal namun ada pemiliknya. Ada juga orang yang sengaja meninggalkan mukenanya untuk dipakai umum. Namun, seperti kebanyakan mukena yang digunakan untuk umum, mukena tersebut pada akhirnya kotor dan tidak terpakai karena memang tidak ada orang yang bertanggung jawab secara rutin untuk mencucinya. Jadi orang agak malas menggunakan mukena umum tersebut dan lebih senang menggunakan mukenanya sendiri-sendiri.

Continue reading