Perjalanan Umroh, Ngapain Aja Sih? Bagian 8

Berinteraksi di Tanah Suci

Pergi ke tanah suci adalah pergi ke negeri orang. Budaya, bahasa, kebiasaan dan juga cuaca bisa jadi berbeda dengan tempat anda berada. Bahkan bisa jadi juga berbeda dengan negeri orang yang sudah pernah anda kunjungi. Jadi persiapkan dahulu diri anda sebelum berkunjung ke tanah suci, minimal sama dengan anda mempersiapkan diri untuk berkunjung ke negeri orang.

Pertama masalah bahasa. Di negara Saudi Arabia, penduduk lokalnya sangat fasih berbahasa arab namun jarang yang bisa Bahasa Inggris atau Indonesia secara benar. Memang banyak yang bisa berbahasa Indonesia, namun kebanyakan mereka ada pedagang yang tahu bahwa banyak calon konsumennya dari Indonesia.

Jika anda ke tanah suci hanya ingin berinteraksi dengan pedagang di sana, maka modal dapat berbahasa Indonesia sudah cukup. Mereka mengerti mengenai angka dan beberapa kata bahasa Indonesia.

“Satu Real”

“Sepuluh Real”

“Lima puluh Real”

“Halal”, bila anda menawar harga yang dapat diterimanya

“Haram”, bila anda menawar harga yang tidak dapat diterimanya

“Bagus”

“Rafi Ahmad, Arifin Ilham, Ustad Maulana”, untuk memanggil laki-laki datang ke tokonya

“Syahrini, Ayu Ting-ting”, untuk memanggil perempuan muda ke tokonya

“Mamah Dedeh”, untuk memanggil perempuan separo baya atau lebih ke tokonya

Namun ketika anda bertanya kepada mereka mengenai hal spesifik mengenai barang yang ditawarkannya, biasanya dia bingung mau menjawab apa. Untungnya banyak toko-toko di sana yang memperkerjakan orang dari Indonesia, sehingga kadangkala orang itulah yang menjadi penyambung lidah kita kepada juragan tokonya bila kita akan bertanya sesuatu mengenai barangnya.

Jangan dilupakan juga kalau urusan berdagang, penduduk lokal sana juga menerima rupiah. Jadi jangan kuatir rupiah anda tidak dapat digunakan di sana.

Jika urusan dagang banyak dari mereka yang bisa bahasa Indonesia, lain lagi bila urusan pelayanan publik. Di kedua masjid besar di sana, selalu ada petugas-petugas yang tersebar di sekeliling masjid. Ada petugas kebersihan dengan seragamnya warna hijau atau biru, ada petugas keamanan dengan seragamnya yang berwarna coklat, mirip seperti seragam polisi di Indonesia dan juga petugas penjaga pintu masuk yang seragamnya mirip seperti pakaian yang digunakan Raja Salman saat ke tanah air, yaitu menggunakan sorban.

Dari sekian banyak petugas di masjid yang berinteraksi langsung dengan jamaah, hanya sedikit yang bisa berbahasa Inggris.  Biasanya yang berbahasa Inggris hanyalah petugas yang menggunakan sorban. Selebihnya hanya bisa berbahasa arab atau bahasa dari negara tempat dia berasal.

Iya, pekerja di sana bukan hanya dari arab, tapi ada juga dari negara lain termasuk dari Indonesia. Beruntunglah anda bila menemukan petugas masjid, biasanya dari bagian kebersihan atau rumah tangga masjid yang dari Indonesia karena bisa bertanya banyak seputar fasilitas dan rahasia-rahasia yang tidak banyak orang ketahui mengenai kedua masjid besar tersebut.

Ada satu rahasia di Masjid Nabawi yang saya ketahui dari cerita petugas kebersihan yang kebetulan dari Indonesia. Rahasia tersebut akan saya ungkap di bagian lain tulisan ini.

Bagi petugas yang hanya mengerti bahasa arab, maka ketika ia menegur anda atau jamaah lainnya, dia akan menggunakan kata “Hajj” bagi laki-laki dan “Hajjah” bagi perempuan. Dan anda tidak akan tahu apa maksudnya namun dia akan memberi kode. Biasanya mengusir dari suatu tempat atau mengajak untuk menuju ke suatu tempat. Yah kebanyakan hal itulah yang mereka biasa lakukan.

Selain bahasa, ada kebiasaan unik lain yang perlu diperhatikan saat berada di tanah suci. Kebiasaan ini bukan hanya ada di kota Mekkah dan Madinah, tapi juga termasuk Jeddah. Bisa jadi kebiasaan ini merupakan aturan dari pemerintah setempat untuk menghormati waktu shalat.

Sesaat menjelang waktu azan biasanya setiap toko, dimana pun ia berada, baik di pasar, ruko, maupun mal langsung tutup dan orang-orangnya tidak terlihat dari depan toko. Bagi yang tidak tutup, ketika ada petugas yang keliling memeriksa, akan langsung ditegur, bahkan pelanggan yang masih berada di sekitar toko juga akan ditegur untuk langsung melaksanakan shalat.

Kira-kira setengah jam setelah waktu azan, atau ketika shalat berjamaah awal waktu di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram berakhir, toko-toko itu pun buka kembali. Kadangkala anda tidak melihat petugas tokonya pergi ke masjid ketika tokonya tutup, tapi begitu anda balik dari masjid, mereka sudah membuka tokonya kembali.

Jadi tutup toko bukan berarti petugas atau pemilik tokonya ikut shalat di masjid, tapi itu hanya sekedar mematuhi aturan pemerintah setempat.

Pernah saya waktu di hari kepulangan saat di Mekkah pergi ke toko penjual makanan di lantai bawah gedung tempat saya menginap. Kebetulan saya turun pas sedang azan. Saya temui tokonya sudah tutup. Lalu saya menunggu saja di depan tokonya karena ada meja dan tempat duduk untuk menunggu di sana.

Begitu seorang petugas keamanan gedung keliling melakukan inspeksi dan menemukan saya berada di meja sambil menunggu, padahal sudah masuk waktu shalat, saya pun ditegurnya dan langsung diusir dari situ untuk segera melaksanakan shalat. Orang lain yang juga berada di situ pun ditegurnya tanpa pandang bulu.

Terpaksa saya kembali ke hotel terlebih dahulu, shalat di kamar (karena sudah keburu Tawaf Wada’ di pagi harinya, sehingga tidak lagi shalat di Masjidil Haram), dan kembali lagi ke toko penjual makanan setelah mengetahui bahwa shalat berjamaah di masjid sudah selesai.

Hebatnya, jam buka toko ini dimulai sejak berakhirnya shalat subuh. Hal ini berlaku untuk hampir semua toko yang berada di lingkungan masjid, baik di Mekkah maupun Madinah. Toko-toko ini akan benar-benar tutup tidak lama setelah shalat isya berakhir. Pukul 8 malam lewat sedikit biasanya sudah pada tutup, kecuali toko-toko di dalam mal yang tutup sekitar pukul 9 – 10 malam.

Kalau anda kagum dengan kebiasaan toko yang tutup saat azan, maka anda akan sangat terkejut ketika melihat pelayanan dari petugas hotel yang anda tempati. Kenapa bisa terkejut?

Selama 3 hari di Madinah dan 4 hari di Mekkah, di hotel bintang apa pun anda, tidak ada satupun petugas hotel yang datang untuk melakukan pembersihan, perapihan, atau sekedar mengganti atau menambah peralatan mandi atau air minum mineral. Padahal mereka ada jadwal keliling kamar untuk melakukan hal tersebut. Namun bila anda tidak berada di kamar, mereka akan melewatkan kamar anda sampai anda datang, baru mereka membersihkan kamar.

Kenapa harus nunggu sampai penghuni kamarnya datang? Biasanya mereka mengharapkan tips dari anda, sebesar 5 – 10 Real. Jika diberikan uang, maka kerjanya benar. Jika tidak diberikan uang, maka tidak dikerjakan.

Jadi bila anda sangat sibuk dan hanya berada di kamar seperlunya selama berada di Madinah dan Mekkah, maka siap-siap, tidak ada yang akan membersihkan kamar anda selama berada di sana. Malah untuk minta sesuatu ke front desk, misalkan anda meminta handuk yang kurang disediakan di kamar, anda harus memintanya berkali-kali sampai handuk itu benar-benar datang. Kecuali ya tadi, kebetulan petugasnya lewat, namun anda harus rela memberinya tips karena usahanya tersebut.

Untuk amannya saat persiapan dari rumah, silakan bawa juga peralatan mandi secukupnya dan handuk kecil untuk jaga-jaga handuk dari hotel yang datangnya telat. Daripada anda tidak mandi, mending lakukan persiapan sebelumnya.

Di hotel bintang lima biasanya agak mending sedikit, tapi kebiasaan mengharapkan tips juga tetap ada di sana. Mereka tidak akan beranjak dari tempatnya hingga anda memberikan tips. Kadang mereka minta, kadang mereka tidak minta tapi diam saja gak keluar-keluar dari kamar anda atau tidak beranjak dari luar pintu kamar anda.

Selanjutnya mengenai budaya berpakaian. Di kota suci Mekkah dan Madinah tidak akan ada atau sulit sekali menemukan orang berkeliaran dengan aurat terbuka. Yang perempuan selalu menggunakan jilbab dan yang laki-laki kebanyakan menggunakan gamis. Khusus bagi laki-laki kenapa mereka senang sekali menggunakan gamis ya?

Saya pun mencoba membeli gamis saat perjalanan umroh pertama saya. Yang saya rasakan saat menggunakan gamis adalah, gamis mampu menolak panas yang masuk ke tubuh saya. Toh gamis menutupi hampir seluruh tubuh saya kecuali kepala. Tidak ada bekas kebakar di tubuh walaupun matahari bersinar sangat terik dan panas.

Di perjalanan umroh kedua saya, cuaca kebetulan dingin. Dengan menggunakan gamis, dinginnya cuaca tidak terlalu terasa ke tubuh saya. Gamis menahan dinginnya cuaca dan membuat tubuh saya lebih hangat. Sepertinya gamis ini cocok untuk segala cuaca. Saat panas, ia menolak panas dan saat dingin ia menolak dingin.

Tapi jangan senang dulu, itu khusus di tempat yang kelembabannya rendah.

Kalau gamis dibawa ke Indonesia, maka anda akan merasa sangat panas saat hari panas, bahkan keringat mengucur deras karena gamis tersebut menambah panas yang masuk ke dalam tubuh. Seperti berada di sauna.

Ketika dingin, tebalnya gamis yang tidak seberapa tidak terlalu berpengaruh kepada kehangatan tubuh anda. Jadi memang gamis tidak terlalu cocok dipakai untuk iklim Indonesia yang kelembabannya tinggi. Tapi kalau dipakai untuk sekedar shalat berjamaah di masjid tanah air, gamis sangat praktis untuk digunakan.

Ngomongin tentang cuaca, di Saudi Arabia cuacanya sering berubah sesuai bulannya dan tidak seperti di Indonesia yang selalu sama sepanjang tahun. Beberapa tahun terakhir ini, waktu umroh dimulai kira-kira Bulan Oktober setelah berakhirnya musim haji. Nah bulan-bulan akhir tahun itu biasanya cuaca di sana mulai dingin, dan mencapai puncaknya di Bulan Desember menjelang tahun baru.

Setelah tahun baru, cuaca perlahan-lahan naik dan mulai terasa panas di akhir Maret atau awal April. Nanti puncak panasnya setelah selesai bulan puasa, atau bulan Juni dan Juli dan itu artinya menjelang masuknya musim haji.

Perjalanan umroh pertama saya waktu itu berlangsung di akhir Maret hingga awal April 2018. Waktu itu cuaca mulai panas, pernah sampai 40 derajat celcius di siang hari. Walaupun panas, tapi tidak serta merta kita banjir keringat karena kelembaban udaranya sangat rendah, cuma sekitar 40%, dibandingkan di Indonesia yang kelembaban udaranya mencapai 90%.

Pas perjalanan umroh kedua yang berlangsung di awal Januari 2019, cuacanya mirip dengan cuaca puncak. Dingin sekali pada pagi hari dan malam hari, biasa saja saat siang hari.

Di antara Mekkah dan Madinah, cuaca Madinah umumnya lebih dingin sedikit daripada Mekkah. Kalau di Madinah cuacanya 30-35 derajat celcius, maka di Mekkah bisa mencapat 40 derajat celcius. Jika di Madinah 15-20 derajat celcius, maka di Mekkah bisa mencapai 30 derajat celcius.

Bagi laki-laki tak perlu kuatir dengan cuaca, tinggal bermodal gamis untuk menghadapi kedua jenis cuaca sudah cukup. Kalau yang dingin, mungkin ditambah jaket yang agak tebal dikit sudah lebih dari cukup untuk menghangatkan tubuh dari dinginnya cuaca sekitar.

Bagi perempuan silakan menyesuaikan dengan kondisi yang ada, karena saya tak pengalaman untuk pakaian yang digunakan perempuan saat umroh, baik umroh pertama maupun umroh kedua.

bersambung ke bagian kesembilan.

Perjalanan Umroh, Ngapain Aja Sih? Bagian 7

Hari Kesembilan: Hari Tiba di Tanah Air

Ketika naik pesawat menuju tanah air, sudah dipastikan bahwa tidak lama setelah take off anda pasti tertidur. Tidur di pesawat adalah kunci apakah anda akan jet lag di esok harinya atau tidak saat sampai di tanah air.

Jika anda berangkat naik pesawat kira-kira abis Maghrib atau Isya, maka begitu naik pesawat satu atau dua jam, anda wajib tidur dan nanti terbangun kira-kira pukul 5 pagi waktu Indonesia barat untuk melaksanakan shalat subuh di pesawat. Bila badan anda fit saat itu, maka esok harinya anda sudah dapat melakukan aktivitas lagi seperti biasa, karena tubuh anda sudah mengatasi jet lag.

Namun bila anda berangkat naik pesawat pas tengah malam, kemudian pesawatnya pun delay saat berangkat, maka dalam waktu Indonesia barat, anda paling cepat tidur pukul 4 atau 5 pagi. Anda bisa langsung tidur, namun cemas akan lewat waktu subuh, atau anda ikuti ritme tubuh anda mengikuti waktu tanah air dan bisa bablas baru bangun pada pukul 10 pagi waktu Indonesia barat di pesawat.

Intinya waktu tidur di pesawat sangat menentukan apakah esok harinya anda masih jet lag atau tidak.

Pengalaman saya waktu umroh pertama, pesawat berangkat menjelang Isya. Setelah menyantap makanan di pesawat untuk pertama kalinya, saya pun tertidur. Kemudian terbangun lagi saat menu makanan berikutnya dan itu tandanya sudah subuh.

Esok harinya saya tidak mengalami jet lag tapi memang sudah terkena flu satu hari menjelang kepulangan dari tanah suci. Saya tidak masuk satu hari untuk bekerja karena flu, bukan karena jet lag.

Pengalaman saya waktu umroh kedua, pesawat berangkat lewat tengah malam. Delay hampir satu jam karena keterlambatan handling bagasi dari pihak airline. Begitu take off saya langsung tertidur dan melewatkan welcome drink dari airline. Dua jam setelahnya, saya dibangunkan untuk mendapatkan menu makanan pertama. Itu adalah dua jam ternyenyak tidur saya di pesawat.

Kemudian saya mencoba untuk tidur kembali di pesawat setelah makan, namun tidak bertahan lama. Tiba-tiba sudah masuk waktu subuh di pesawat. Saya pun shalat dan sejak itu tidur sudah tidak enak lagi. Saya malah sempat membaca sebuah buku selama beberapa jam supaya ngantuk lagi, tapi ternyata tidak ngantuk-ngantuk sampai di tanah air sore harinya.

Pukul 7 malam, saya ngantuk berat di rumah dan tertidur hingga pukul 11 malam. Setelah itu saya tak dapat tidur kembali dan baru benar-benar tidur pukul 2 pagi. Benar saja esoknya saya baru kebangung menjelang pukul 7 pagi dan tidak jadi bekerja karena kesiangan gara-gara jet lag.

Di umroh kedua saya tidak kena flu saat sampai tanah air tapi tetap tak masuk di hari pertama setelah libur karena jet lag. Namun beberapa hari setelahnya saya pun kena flu juga, tapi belum tentu berkaitan dengan perjalanan umroh.

Sampai di bandara Soekarno-Hatta anda akan melewati imigrasi, menunggu bagasi dan pergi ke rumah masing-masing menggunakan kendaraan yang dipilih. Baik kendaraan umum ataupun ada jemputan dari keluarga terkasih.

Jangan lupa tukarkan receiver audio yang anda terima sesaat sebelum keberangkatan pada hari pertama dengan jatah air zam-zam dari pihak travel. Biaya pendaftaran anda pas pertama kali bayar biasanya sudah termasuk jatah air zam-zam sebanyak 5 liter ini. Tapi kalau anda menghilangkan receiver audionya, maka biasanya pihak travel akan tetap memberikan anda air zam-zamnya, namun anda harus mengganti dengan sejumlah uang atas kehilangan receiver audionya.

Bagi yang membawa oleh-oleh dalam jumlah yang sangat banyak atau masif, jangan kuatir. Khusus untuk jamaah umroh tidak ada pengecekan barang-barang saat mau keluar bandara. Bahkan kuisioner membawa barang di atas USD 500 untuk pribadi dan USD 1000 untuk keluarga pun tidak perlu diisi dan diserahkan ke petugas imigrasi di bandara.

Jadi jangan ragu menghabiskan uang real anda di tanah suci. Aman kok dibawa ke tanah air. Mau buat usaha jastip pun aman. Tapi apakah niat kita umroh untuk itu…

Sampai di rumah adalah waktunya mengeluarkan semua oleh-oleh yang anda beli dan juga mencuci baju-baju yang dipakai selama perjalanan umroh yang tak sempat tercuci di sana.

Saya hanya berharap, kebiasaan-kebiasaan saat umroh dapat dipertahankan di tanah air, sehingga mendapatkan umroh yang mabrur dan dosa-dosa diampuni oleh Allah SWT…amin!

Bersambung ke bagian delapan…

Perjalanan Umroh, Ngapain Aja Sih? Bagian 6

Hari Kedelapan: Hari Terakhir

Hari ini adalah hari terakhir anda berada di Mekkah dan malamnya sudah berada di pesawat untuk kembali ke tanah air. Manfaatkan hari terakhir ini untuk melakukan ibadah tahajud dan sempatkan untuk melakukan Tawaf Wada’ atau tawaf perpisahan paling tidak setelah shalat Subuh menjelang Syuruq.

Tawaf Wada’ biasanya difasilitasi oleh travel dengan dipimpin oleh pembimbing umroh. Tinggal sepakati tempat dan waktu sehingga satu rombongan bisa bersama-sama melakukan Tawaf Wada’.

Sehabis melakukan Tawaf Wada’ dan kemudian meninggalkan Masjidil Haram, anda dianjurkan untuk tidak kembali lagi ke Masjidil Haram pada hari itu. Oleh karena itu, pastikan bahwa Tawaf Wada’ adalah ibadah terakhir anda di Masjidil Haram.

Tawaf sendiri memakan waktu sekitar 30 menit hingga 45 menit tergantung ramainya orang yang tawaf pada saat itu. Jadi sempatkan dan puaskan diri anda di Masjidil Haram, sebelum akhirnya meninggalkan masjid di hari kedelapan ini.

Bagi yang belum pernah menangis dari sejak Madinah hingga Mekkah, pada yakinlah, anda pasti menangis setelah selesai melaksanakan Tawaf Wada’. Jadi tak perlu kuatir apakah hati anda adalah hati yang keras karena tidak tergerak sedikit pun saat melihat Ka’bah selama beberapa hari terakhir ini.

Silakan dibuktikan sendiri-sendiri ya! Selamat mewek depan Ka’bah!

Dari pihak travel biasanya menganjurkan untuk mengumpulkan bagasi pukul 9 atau 10 pagi dan check out sehabis zuhur. Untuk yang Tawaf Wada’nya setelah subuh, maka zuhur hari itu sebaiknya tidak lagi di Masjidil Haram. Namun bagi yang dapat mengatur agar Tawaf Wada’nya sebelum Zuhur, misalkan pukul 10 atau 11 pagi, maka dia dapat meninggalkan Masjidil Haram bada’ shalat Zuhur.

Kompensasinya sebelum pukul 9 atau 10 pagi, seluruh barang-barangnya sudah siap diangkat dan tidak ada lagi yang tertinggal.

Pun bila jarak hotel agak jauh dari Masjidil Haram akan ada kendala tersendiri, di mana waktu perjalanan setelah zuhur yang agak jauh dari masjid kemungkinan memperlambat kepulangan seluruh rombongan.

Jadi mohon manfaatkan waktu secara bijak di hari terakhir ini.

Setelah check out, maka biasanya dari travel akan mengantarkan anda ke Jeddah dan melontar atau menghabiskan sisa uang Real yang masih ada di saku atau tas kita. Tempatnya di Jeddah bernama Corniche, yaitu sebuah tempat pembelanjaan yang ada ruko dan malnya.

Awal tahun 2000-an, tempat ini sangat mentereng kata rekan yang pernah ke Jeddah di tahun-tahun tersebut. Namun di tahun 2018 dan 2019, kondisinya tidak lebih baik dari Pasar Elektronik Glodok di Jakarta. Sisa-sisa kemewahan masih tersisa, tapi secara tampilan luar pasarnya sudah terlihat kusam.

Harga di Corniche tidak terpaut banyak dengan harga pasar saat di Madinah maupun di Mekkah. Kadang lebih mahal, kadangkala lebih murah. Mahal dan murahnya rata-rata juga tidak sampai lebih dari 10 Real. Bagi yang tidak sempat beli oleh-oleh sebelumnya, tempat ini bisa jadi alternatif yang cukup baik untuk berburu oleh-oleh. Paling nanti kesulitannya saat packing, karena yang dibeli di Corniche akan sangat susah untuk ditempatkan ke dalam koper kembali, sehingga terpaksa menggunakan packing tambahan yang harus diamankan dengan secured wrap dan terkena tambahan biaya 25 Real per wrap di layanan wrap bandara.

Setelah berada di Corniche sekitar dua jam maka dari pihak travel akan langsung mengarahkan anda ke bandara. Bandaranya di Bandara International King Abdul Aziz. Bagi yang menggunakan Saudi Airline, maka ada terminal khusus Saudia yang disediakan di bandara. Untuk airline lain biasanya menggunakan terminal khusus haji dan umroh.

Perbedaan terminal Saudia dan terminal haji dan umroh kebanyakan pada layanan imigrasi dan ruang tunggu bandara. Bagi yang menggunakan terminal haji, maka pengalaman saat kedatangan yang harus menunggu kurang lebih satu jam untuk melewati imigrasi dapat terulang kembali. Selain itu ruang tunggu yang kurang manusiawi karena hanya terdapat sedikit tempat duduk dan toilet daripada total penumpang, membuat banyak orang yang mengemper di lantai ruang tunggu.

Berbeda dengan terminal Saudia, ruang tunggunya dihiasi oleh berbagai macam belanjaan free duty untuk menghabiskan sisa Real yang benar-benar belum habis di kantong. Di luar pintu check in, ada juga makanan siap saji Al-Baik yang terkenal tersebut. Artinya menghabiskan waktu di bandara ini cukup menyenangkan.

Loket imigrasinya pun hampir terisi semua sehingga antrian tiap loket tidak terlalu panjang dan lama. Pokoknya kalau menggunakan terminal Saudia, pengalaman saat kedatangan rasanya seperti terlupakan.

Sebelum naik ke pesawat, anda pun diarahkan untuk naik bus besar yang akan mengantarkan anda menuju pesawat yang akan anda naiki.

Sampai ketemu lagi tanah suci! Ijinkan kami pulang kembali ke tanah air tercinta!

bersambung ke bagian ketujuh…

Perjalanan Umroh, Ngapain Aja Sih? Bagian 5

Hari Kelima hingga Ketujuh: Fokus Masjidil Haram dan Kota Mekkah

Ada yang berbeda dengan shalat subuh pertama di Masjidil Haram pada dua perjalanan umroh saya. Kenapa? Karena kebetulan subuh pertama saya jatuh pada hari Jumat. Subuh di hari Jumat di Masjidil Haram (dan mungkin di Masjid Nabawi, saya belum pernah hari Jumat di Masjid Nabawi), rakaat pertamanya pasti langsung sujud saat dari baca ayat, lalu kemudian berdiri lagi dan imam meneruskan membaca ayat.

Sujud itu disebut sujud tilawah, dimana imam sengaja membaca surat yang ada ayat sajadahnya dan begitu selesai membaca ayat sajadah tersebut imam langsung melakukan sujud tilawah. Setelah itu imam kembali berdiri dan meneruskan bacaan suratnya sampai selesai, dan kemudian ruku.

Di rakaat kedua tidak ada sujud tilawah lagi dan tidak pernah ada qunut baik di Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi untuk shalat subuh.

Kalau anda merasa bahwa Masjid Nabawi itu masjid yang sangat besar, maka Masjidil Haram jauh lebih besar lagi. Di samping itu Masjidil Haram bertingkat-tingkat. Ada tiga lantai dan satu basement. Ada juga pelataran wakaf yang berpusat di Ka’bah.

Selain itu jalan menuju Masjidil Haram tidak serata Masjid Nabawi. Banyak tanjakan dan turunan untuk menuju ke sana. Bahkan banyak jalan raya yang harus terpakai pejalan kaki saat menjelang waktu shalat dan saat setelah shalat. Di Masjid Nabawi pengaturan jalannya lebih baik. Alur antara pejalan kaki dan mobil dibuat bersilangan sehingga tidak mengganggu antara yang satu dengan yang lainnya.

Di dekat Masjidil Haram, jalanan satu arah dengan arah pejalan kaki. Sehingga ketika waktu shalat tidak ada mobil yang dapat melintas di jalanan tersebut karena tertutup pejalan kaki. Baik sebelum waktu shalat maupun sesudahnya.

Artinya ketika mau ikut shalat di Masjidil Haram menggunakan kendaraan, sebaiknya datang jauh sebelum waktunya dan pulang jauh setelah waktunya. Untuk amannya ambil waktu 30 menit sebelum dan sesudah sebagai patokan. Khusus untuk shalat Jumat, waktunya bisa 1 jam atau 1 ½ jam sebelum dan sesudahnya.

Bedanya lagi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah dari jarak hotel. Jika dekat Masjid Nabawi jarak hotel bintang 3 banyak yang berada di radius 200 meter dari pintu luar masjid, di Masjidil Haram, hotel bintang 4 pun berada di radius 300-500 meter dari masjid. Memang tidak terpaut terlalu jauh, namun karena jalannya menanjak dan seringkali kalau telat datang jalurnya ditutup untuk pejalan kaki dan harus memutar, makanya ketika berada di Mekkah khusus untuk orang yang sudah sepuh, sebaiknya memilih hotel bintang 5 yang sangat dekat dengan masjid.

Hotel bintang 5 biasanya terletak berdekatan dengan masjid, ada yang langsung di seberang jalan masjid dan ada yang di dalam mal. Artinya lumayan terlindungi dari penutupan jalan dari pihak keamanan setempat walaupun baru keluar hotel menjelang azan dan sejelek-jeleknya shalat di pekarangan masjid. Masih dapat mendengar suara imam dan insya Allah masih dianggap shalat di Masjidil Haram yang pahalanya 10 ribu kali lipat pahala shalat di tempat lain.

Di hari pertama setelah melakukan ibadah umroh dari Madinah ke Mekkah, biasanya digunakan jamaah sebagai hari istirahat. Tidak ada acara khusus dari pihak travel pada hari tersebut. Jamaah hanya perlu menguatkan kaki dan badan yang sudah lelah karena melaksanakan ibadah umroh hingga dini hari.

Diharapkan jamaah harus segera kembali fit sedia kala menjelang esok harinya. Karena di hari tersebut akan difasilitasi untuk melaksanakan umroh kedua.

Iya, umroh bisa juga dilakukan dari Mekkah, yaitu dengan mengambil Miqot di Ji’ronah. Sebelum ke Ji’ronah biasanya didahului dengan jalan-jalan di kota Mekkah dan sekitarnya dengan tujuan sebagai berikut

  1. Yang bus berhenti: Jabal Tsur, Jabal Rahmah dan Masjid Ji’ronah
  2. Yang bus tidak berhenti: Jabal Nur, Arafah, Mina, Musdalifah, Masjid Jin dan Pemakaman Ma’la

Kalau umroh bisa dilakukan dari Mekkah, lalu buat apa kita capek-capek dan lelah-lelah menggunakan ihram dari Madinah?

Sebenarnya ini pertanyaan bagus. Tapi aturan ibadah umrohnya tidak bisa langsung dari Mekkah kalau mau umroh, kecuali anda adalah pemukim Mekkah.

Jadi kalau anda berada dari luar Mekkah, maka ada 4 tempat yang harus dilewati sebagai tempat Miqot. Dua dari arah utara, satu dari arah selatan, satu dari arah timur. Dari arah barat tidak ada, tinggal menyesuaikan, karena Mekkah lebih dekat ke arah pantai di sebelah barat yang dikenal dengan nama kota Jeddah. Sayangnya Jeddah bukan merupakan Miqot yang ditetapkan oleh Rasulullah.

Dua dari arah utara yang dimaksud adalah dari Madinah dan dari Syam (dekat Palestina). Dari arah timur adalah dari Riyadh (ibukota Saudi Arabia) dan dari arah selatan artinya dari Yaman. Nah kalau Ji’ronah hanya dapat digunakan oleh orang yang sudah bermukim di Mekkah, paling tidak satu hari bermukim di kota Mekkah.

Bagaimana bila kita tidak ikut umroh pas dari Madinah dan ikutnya pas umroh dari Ji’ronah?

Untuk menjawab itu ilmu saya belum sampai. Silakan ditanyakan kepada guru, pembimbing atau ulama yang anda percayai. Wallahu A’lam Bishawab.

Dari Masjid Ji’ronah bagi yang akan melakukan umroh kedua, sifatnya opsional dan biasanya digunakan untuk mengumrohkan orang lain atau dikenal dengan umroh badal. Biasanya kesempatan umroh kedua ini digunakan untuk mengumrohkan orang tua atau kerabat yang sudah meninggal. Syarat untuk membadalkan umroh adalah yang dibadalkan harus sudah meninggal atau masih hidup tapi sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk melakukan umroh, misalnya sedang koma atau sedang sakit yang tidak ada harapan sembuh. Sedangkan bagi yang membadalkan sudah pernah melakukan ibadah umroh sebelumnya.

Prosesinya sama dengan umroh pertama dari Madinah, namun kali ini shalat sunnah ihram dan niatnya dari Masjid Ji’ronah. Perjalanan menuju Masjidil Haramnya lebih sebentar, hanya sekitar setengah jam.

Umroh yang ini biasanya dilakukan setelah shalat Zuhur. Tawaf harus selesai sebelum Ashar dan Sa’i dan Tahalul harus sudah dilakukan sebelum Maghrib. Kalau jalan-jalan di hari itu dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, mungkin sebelum Ashar sudah dapat diselesaikan umrohnya.

Bedanya dengan umroh pertama, di umroh kedua saat Tawaf akan menghadapi cuaca yang sangat panas. Ini karena Tawaf dilakukan setelah shalat Zuhur di mana matahari masih panas. Waktu umroh pertama kan Tawafnya dilakukan di malam hari, jadi tidak terlalu panas.

Untuk Sa’i dan Tahalul tidak banyak berbeda dengan umroh pertama karena berada di dalam ruangan. Iya, walaupun Sa’i berjalan dari bukit Shofa ke bukit Marwah, tapi sepanjang perjalanan anda selalu berada di ruangan tertutup.

Ada pendingin ruangannya, walaupun gak dingin-dingin amat. Dan yang pasti terlindung dari teriknya sinar matahari, kecuali di beberapa tempat yang pintunya terbuka, ada cahaya matahari yang dapat masuk ke dalam.

Biasanya setelah melaksanakan umroh kedua, bagi laki-laki adalah hal yang sangat spesial. Kenapa spesial? Karena di saat inilah rambutnya bakal dicukur habis, sehabis-habisnya.

Ini karena tahalul sampai botak lebih afdol daripada hanya memotong beberapa helai rambut. Bagi yang sangat jarang foto-foto, saat-saat inilah momen terbaik untuk foto-foto sekaligus kenang-kenangan botak bersama.

Keesokan harinya adalah hari bebas namun bila menginap dekat dari Masjidil Haram, biasanya dari pihak tur akan mengadakan ziarah mengelilingi Masjidil Haram dan mengunjungi rumah tempat Rasulullah dilahirkan. Artinya rumah yang dikunjungi adalah rumah ibu Rasulullah, Aminah.

Rumah Aminah saat tulisan ini dibuat, dicat warna kuning di keseluruhan bangunannya. Terletak di antara jalan keluar bukit Marwah dengan gerbang Ismail. Sebenarnya banyak tempat bersejarah di antara kedua tempat tersebut. Ada rumah Khadijah yang sudah tidak berbekas karena sudah jadi pekarangan masjid, namun diberikan tanda berupa gundukan. Ada rumah Arqam, yang biasa dikenal dengan Darul Arqam, tempat Rasulullah membina sahabat-sahabat di awal-awal perkembangan Islam. Rumah Arqam juga tidak ada bekasnya hanya tinggal pertanda berupa tiang di antara kedua lokasi tersebut. Dan juga yang cukup bersejarah, tapi di jaman modern, letak dari crane yang terjatuh ke lokasi tawaf beberapa tahun yang lalu, yang menyebabkan ratusan jamaah umroh syahid dan luka-luka, juga ada di antara kedua tempat tersebut.

Setelah itu akan diajak oleh pembimbing umroh untuk mencoba menembus Hijir Ismail bila tidak terlalu ramai saat itu. Sayang sekali pada saat ziarah dan kunjungan ke Hijir Ismal ini saya tidak ikut. Mungkin lain kali kalau ada rejeki kembali untuk umroh, saya akan ikut ziarah ini.

Hari ketujuh ini juga merupakan hari terakhir dimana anda secara penuh berada di Mekkah, khususnya di Masjidil Haram. Ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan di hari ini

  1. Belanja, menghabiskan uang real yang sudah dipersiapkan sekaligus membelikan oleh-oleh untuk keluarga, kerabat dan handai taulan.
  2. Kunjungan ke Jabal Tsur atau Jabal Nur. Biasanya orang lebih memilih Jabal Nur, karena dari sana bisa langsung terlihat Masjidil Haram, walaupun Ka’bahnya sudah tidak lagi terlihat. Dari sini bisa merasakan sendiri bagaimana Rasulullah pada jaman itu menyendiri di gua hira dan masih bisa melihat Ka’bah dari kejauhan. Enaknya ke tempat ini menjelang sore atau malam hari. Untuk ke sana harus menggunakan transportasi mandiri, bisa taksi atau menumpang kenalan yang ada di Mekkah. Jika tidak tahu, mungkin ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada pembimbing umroh supaya lebih mudah diarahkan. Khusus kunjungan ini diperlukan fisik yang prima, karena perjalanan ke atas memerlukan waktu satu hingga dua jam perjalanan naik tangga. Bolak-balik bisa sampai empat jam perjalanan bahkan lebih. Yang fisiknya biasa saja atau kurang prima, lebih baik tidak mengunjungi tempat ini.
  3. Mengunjungi Habib Rizieq Shihab. Enaknya kalau di rombongan umroh ada yang berafiliasi dengan FPI, Ulama atau Habib, karena lebih mudah untuk berkoordinasi dan mengunjungi ulama besar Umat Islam Indonesia tersebut. Kabarnya untuk mencapai rumahnya bolak-balik, tarif taksinya sekitar 150 Riyal. Agak jauh rumahnya dari Masjidil Haram, tapi masih di daerah Mekkah.
  4. Lebih sering berada di Masjidil Haram dan berusaha berdoa di tempat-tempat mustajab. Mumpung, karena ini adalah malam terakhir di Mekkah. Belum tentu anda balik lagi ke tempat yang suci ini di kemudian hari.

bersambung ke bagian keenam…

Perjalanan Umroh, Ngapain Aja Sih? Bagian 4

Hari Keempat: Hari Ibadah Umroh

Di hari keempat inilah perjalanan umroh yang sesungguhnya. Hari ini adalah hari terberat dari seluruh perjalanan umroh yang anda lakukan. Oleh karena itu persiapkan fisik secara baik menyambut hari yang sangat bersejarah ini.

Pada malam sebelumnya sudah diinformasikan bahwa bagasi sudah harus dipersiapkan sejak pukul 9 atau 10 pagi agar memudahkan saat dipindahkan ke bus di siang harinya. Bahkan sebelum itu, yaitu menjelang Maghrib, sudah diadakan manasik dari pembimbing umroh, mengingatkan apa-apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat sudah mengenakan ihram esok harinya termasuk teknis-teknis pelaksanaan umroh dari awal hingga selesai.

Hari ini juga merupakan hari dipakainya ihram bagi para peserta umroh. Bagi perempuan pakaian ihram dianjurkan sudah digunakan sebelum Zuhur, sehingga ketika Zuhur di Masjid Nabawi sudah menggunakan ihram.

Bagi laki-laki, ihram sudah mulai digunakan juga sebelum Zuhur, namun masih ada keleluasaan bagi laki-laki untuk masih menggunakan pakaian dalam pada saat Zuhur di Masjid Nabawi.

Biasanya dianjurkan untuk menjamak shalat Zuhur dan Ashar ketika berada di Masjid Nabawi.

Sebelum shalat Zuhur, peserta dianjurkan untuk mandi sunnah ihram dan memakai wangi-wangian di badan sebelum memakai ihram.

Peserta akan mulai check out dari hotel sehabis makan siang menuju Miqot atau tempat mulai berihram di Masjid Bir Ali.

Di Masjid Bir Ali semua peserta diharapkan sudah menggunakan ihram secara penuh, kemudian shalat sunnah ihram dua rakaat di dalam masjid tersebut. Setelah semua selesai melaksanakan shalat sunnah, maka peserta biasanya diajak ke dalam bus kembali dan mulai berniat umroh di dalam bus.

Mulai saat itulah larangan ihram berlaku dan bagi yang melanggar akan terkena dam atau denda memotong satu ekor kambing.

Bus akan melakukan perjalanan ke Mekkah dengan waktu perjalanan 5 hingga 6 jam perjalanan. Ada opsi untuk berhenti di rest area di tengah-tengah perjalanan ke Mekkah, namun tidak semua travel menggunakan opsi tersebut. Opsi ini untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk melaksanakan shalat Jamak Maghrib dan Isya di rest area tersebut.

Ada juga travel yang menyarankan agar shalat Jamak Maghrib dan Isya-nya nanti saja di Masjidil Haram sesaat sebelum mulai umroh. Silakan ditanyakan kepada masing-masing pembimbing umroh mengenai lokasi shalat Jamak Maghrib dan Isya pada hari umroh ini.

Biasanya dari Masjid Bir Ali peserta bertolak ke Mekkah mulai pukul 3 siang. Nanti sampai hotel di Mekkah sekitar pukul 8 atau 9 malam. Dengan tambahan waktu check in hotel sekitar satu hingga dua jam, maka kunjungan pertama ke Masjidil Haram baru dilakukan sekitar pukul 11 malam.

Pukul 11 malam ini adalah waktu dimulainya prosesi ibadah umroh selain ihram, yaitu Tawaf, Sa’i dan Tahalul. Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dengan satu kelilingnya sekitar 200 – 300 meter tergantung sejauh mana anda jarak anda dari pusat Ka’bah. Sa’i adalah berjalan dan diiringi oleh lari-lari kecil bolak-balik antara Shofa dan Marwah sebanyak 7 kali yang jarak antara Shofa dan Marwah 400 – 500 meter. Total perjalanan yang ditempuh seseorang yang melakukan umroh adalah sekitar 5 km dan itu dilakukan mulai pukul 11 malam.

Oleh karena itu ketika perjalanan di bus menuju Mekkah, peserta diharapkan beristirahat dengan baik dalam bus agar tidak terlalu ngantuk atau lelah saat melakukan prosesi umroh di Masjidil Haram.

Prosesi ibadah umroh sendiri tidak akan dibahas di sini, karena dapat dibaca dari tautan berbagai sumber.

Jangan lupa gunakan receiver audio yang anda terima sesaat sebelum check in di bandara Soekarno-Hatta di hari keberangkatan. Receiver ini sangat berguna saat Tawaf dan Sa’i karena anda akan mendengar apa pun yang diucapkan pembimbing umroh dan anda tinggal mengikuti apa yang diucapkannya. Pembimbing biasanya sudah hapal doa-doa saat tawaf dan sa’i, tapi tetap saja ada yang menggunakan buku saku yang diberikan pihak travel sebagai referensi. Itulah kenapa saya bilang di awal, buku saku layak untuk dibaca tapi tidak perlu dihapalkan, karena saat prosesi umroh yang sesungguhnya, anda akan mendapatkan receiver dimana anda dengan mudah bisa mengikuti doa-doa yang diucapkan pembimbing umroh.

Jika ibadah umroh dimulai sejak pukul 11 malam, maka diharapkan seluruh sesi ibadah akan selesai sebelum pukul 3 pagi. Jangan lupa, pukul 5 hingga 5.30 pagi adalah waktu Subuh di Mekkah. Artinya sejak dari selesainya ibadah umroh, Lelah, pegal-pegal, kotor, dan tak nyaman, hanya punya waktu dua jam untuk bersih-bersih dan kembali lagi ke Masjidil Haram dengan menggunakan pakaian shalat biasa.

Bisa juga tetap menggunakan ihram di Masjidil Haram sambil menunggu waktu Subuh. Di sini lah jauh dekatnya hotel dari Masjidil Haram sangat menentukan.

Kalau jarak ke hotel dari Masjidil Haram kurang dari 15 menit, maka balik ke hotel, bersih-bersih dan balik lagi ke Masjid untuk Subuh adalah pilihan yang tepat. Namun kalau jaraknya lebih dari 15 menit, apalagi sampai lebih dari 30 menit, maka menunggu di Masjidil Haram hingga waktu Subuh adalah pilihan yang tepat.

Biasanya saat meninggalkan Masjidil Haram dengan masih menggunakan pakaian ihram bagi yang laki-laki, akan banyak tawaran dari penduduk setempat untuk cukur botak. Memang kabarnya untuk tahalul hanya dengan memotong beberapa helai rambut sudah cukup. Namun botak lebih afdol. Makanya tidak aneh bila ada yang baru balik dari umroh rambutnya botak. Mengambil dalil bahwa botak lebih afdol tersebut. Tapi jangan terburu-buru tergiur dengan tawaran botak. Karena ada kemungkinan ada umroh kedua yang ditawarkan oleh travel. Silakan ditanyakan terlebih dahulu ke muthawif atau pembimbing umroh, karena bila sudah keburu botak licin, di umroh kedua mau potong rambut sebelah mana lagi?

Untuk orang tua yang tidak kuat berjalan untuk prosesi ibadah umroh biasanya sudah harus memberitahukan muthawif dan pembimbing umroh satu hari sebelumnya agar pihak travel dapat berkoordinasi dengan perwakilan di Mekkah untuk menggunakan jasa kursi roda. Biaya penggunaan jasa kursi roda untuk umroh, mulai dari hotel, prosesi umroh hingga balik ke hotel lagi adalah 300 Riyal atau untuk kurs saat saya menulis ini sekitar Rp 1.2 juta.

Yang mendorong kursi roda adalah orang Indonesia yang tinggal di Mekkah, jadi tak perlu kuatir bila dia mendorongnya terlalu cepat. Saat Tawaf menggunakan kursi roda ada dua pilihan tempat. Di pelataran Tawaf saat tidak terlalu banyak orang yang berada di pelataran, atau di lantai 1 atau 2 Masjidil Haram. Namun bila di lantai 1 atau 2, jarak satu putaran Ka’bahnya meningkat drastis hingga hampir 1 km per satu putaran.

Untuk Sa’i menggunakan kursi roda, ada jalur khusus yang sudah disediakan oleh masjid dan berbeda dengan jalur orang yang tidak menggunakan kursi roda.

Yang pasti bila ada keluarga yang menggunakan kursi roda dengan menggunakan jasa ini, prosesi umrohnya tersendiri, terpisah dari rombongan. Nanti hanya dapat kabar dari yang bersangkutan bahwa dia sudah berada di hotel kembali setengah jam atau satu jam lebih cepat daripada rombongan.

Bila yang membawa kursi roda sendiri bisa menggunakannya di Masjidil Haram, namun tetap harus terpisah dalam melakukan prosesi umrohnya. Bisa hemat 300 Riyal, tapi harus sudah tahu prosesi umroh secara lengkap karena tidak akan ada pembimbing yang akan menemani.

bersambung ke bagian kelima…

Perjalanan Umroh, Ngapain Aja Sih? Bagian 3

Hari Kedua dan Ketiga: Fokus Masjid Nabawi dan Kota Madinah

Jamaah yang diminta untuk kumpul sebelum subuh biasanya sudah semua berkumpul dan bersama-sama jalan menuju Masjid Nabawi ditemani oleh pembimbing umroh. Biasanya dia akan memberitahukan nomor pintu pagar dan pintu masuk masjid (biasanya nomornya sama) supaya jamaah tidak nyasar saat pulang dari masjid nanti.

O ya mengenai nyasar saat pulang ke hotel tadinya saya tidak percaya bahwa itu dapat terjadi. Namun jika anda melihat bentuk bangunan di sekitaran Masjid Nabawi, semua bentuk bangunannya mirip, hanya ada tanda tulisan atau logo yang membedakan satu tempat dengan lainnya.

Anda tidak dapat menandakan sebuah bangunan dari jauh, karena bentuknya mirip. Tidak ada bentuk bangunan yang khas, misalnya berbentuk bola atau kerucut. Semua bangunan di sana berbentuk kotak dan mirip sebuah ruko bila hanya beberapa lantai atau mirip apartemen bila lantainya banyak. Oleh karena itu benar-benar ikuti petunjuk dari pembimbing umroh supaya anda tidak tersesat.

Di hari kedua setelah menunaikan ibadah shalat Subuh yang diikuti Syuruq, acara dari travel adalah ziarah keliling Masjid Nabawi. Nanti akan diberitahukan pintu-pintu mana saja untuk wanita dan pintu-pintu mana yang dapat dimasuki pria.

Di luar Masjid Nabawi juga terdapat pemakaman para syuhada muslim seperti Ustman bin Affan yang dinamakan pemakaman Baqi. Pemakaman ini menurut cerita telah didoakan oleh Rasulullah dan yang dimakamkan di pemakaman ini akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah di hari akhir nanti.

Normalnya tidak ada kunjungan ke pemakaman secara langsung, hanya ditunjukkan pemakamannya. Lagipula pemakaman hanya bisa dikunjungi di jam-jam tertentu saja. Silakan dicek jamnya bagi yang berminat ingin berkunjung ke pemakaman tersebut.

Selanjutnya adalah cerita tentang Masjid Nabawi. Di jaman Rasulullah Masjid Nabawi tidak sebesar yang sekarang ini. Ada tandanya dari luar sebesar apa masjid tersebut di jaman Rasulullah. Lalu ada pula tanda besarnya masjid sampai jaman kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Nah selebihnya adalah perluasan dari jaman khalifah selanjutnya hingga sekarang.

Bagi yang mengerti cerita ini akan lebih memilih shalat di daerah masjid asli pas jaman Rasulullah atau paling tidak pas jaman kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Yang asli pas jaman Rasulullah itulah yang dikenal dengan nama Raudhah. Salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Ditandai dengan karpet warna hijau di tempat tersebut. Karpet normalnya warna merah.

Di Raudhah inilah biasanya berjubel orang, baik untuk shalat, berdoa, membaca Al-Quran, atau sekedar duduk karena sudah mendapatkan tempat strategis. Tips untuk dapat mengunjungi Raudah akan dijelaskan di bagian lain.

Setelah dari Raudah ada kuburan 3 orang besar umat Islam. Mereka adalah Rasulullah SAW, Abu Bakar Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA. Ketiganya dikuburkan berdampingan. Namun kalau anda melihat kuburannya, anda tidak akan melihat apa pun selain ubin di dalamnya. Selain itu di depan kuburannya dijaga oleh minimal satu askar (petugas berseragam mirip polisi) untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang melakukan hal syirik kepada ketiga kuburan tersebut.

Ziarah sekitar Masjid Nabawi akan diakhiri dengan mengunjungi museum Al-Quran yang letaknya di sekitar pintu 5 dan 6 masjid. Di museum Al-Quran ini dijelaskan mengenai sejarah Al-Quran dari jaman dahulu hingga sekarang. Ada Al-Quran yang dibukukan pertama kali di jaman Khalifah Ustman bin Affan. Kabarnya saat itu Khalifah Ustman membuat lima buku untuk didistribusikan ke lima wilayah kekhalifahannya. Saat ini hanya tinggal satu buku asli yang tersisa, dan itu ada di Turki. Yang ada di Madinah adalah salinannya. Mungkin ini salah satu alasan harus ke Turki ya selanjutnya, untuk menyaksikan sendiri buku asli Al-Quran dari jaman Khalifah Ustman bin Affan.

Di akhir perjalanan di museum Al-Quran ada promo buku Al-Quran dari museum. Harga normal Quran ukuran standar adalah 60 Real. Tapi pasti di situ sedang diberlakukan harga promo. Waktu saya umroh pertama kali, harga promonya 45 Real. Waktu saya umroh kedua kalinya, harga promonya 100 Real kalau beli dua. Silakan kembali lagi di hari berikutnya jika dirasa promonya kurang nendang. Bisa kok masuk langsung ke tempat penjualannya langsung tanpa harus melewati museum dari awal lagi.

Jika ada waktu lebih juga akan dijelaskan tentang berbagai masjid di sekitar Masjid Nabawi yaitu Masjid Al Ghamamah yang merupakan masjid tempat Rasulullah Shalat Ied. Dahulu berupa lapangan, namun akhirnya dibuat masjid di tempat tersebut. Selain itu ada juga Masjid Abu Bakar dan Masjid Ali bin Abi Thalib. Namun masjid-masjid yang saya sebutkan tersebut tidak lagi digunakan untuk shalat, karena sudah ada Masjid Nabawi yang begitu megahnya beberapa puluh meter dari masjid-masjid itu.

Jika ingin melaksanakan shalat 5 waktu di Masjid Nabawi disarankan untuk sampai di pintu terluar masjid 15 menit sebelum azan. Hal ini disebabkan akan sangat penuh dan susah mencari shaf kosong bila ingin masuk masjid. Apalagi jika anda berkeinginan shalat di area Raudhah atau di area perluasan di jaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Khusus untuk kunjungan ke Raudhah akan dilaksanakan pada malam hari setelah shalat Isya. Kenapa pada jam tersebut? Karena di saat itu diberikan kesempatan kepada para wanita untuk juga mengunjungi Raudhah. Raudhah dibuka 24 jam untuk pria. Namun bagi wanita hanya dibuka 3 kali dalam satu hari.

Pertama setelah Syuruq hingga menjelang Zuhur. Kedua setelah Zuhur hingga menjelang Ashar. Ketiga setelah Isya hingga tengah malam. Para rombongan travel umroh biasanya memilih yang setelah Isya. Untuk jamaah wanita sangat direkomendasikan ikut rombongan, karena kalau mengikuti jam-jam lain akan lebih susah dan lama untuk dapat tembus ke Raudhah.

Masjid Nabawi dibuka 24 jam. Namun tidak semua pintu dibuka 24 jam. Hanya satu pintu yang dibuka 24 jam, yaitu pintu nomor 1. Bagi yang ingin ke masjid sebelum jam 2 pagi, hanya bisa melewati pintu nomor 1. Jadi mohon dihapal letak pintunya karena kalau salah anda harus memutari Masjid Nabawi secara keseluruhan demi mendapatkan pintu nomor 1.

Di hari ketiga aktivitas dari travel biasanya ziarah keliling kota Madinah. Walaupun saat ini sudah ada layanan dari pariwisata setempat berupa bus hop-on hop-off dengan membayar beberapa puluh real untuk travel seharian yang bisa anda temukan di dekat pintu 20-22 Masjid Nabawi, tetap saja layanan dari travel menjadi sangat menarik karena tidak perlu mengeluarkan biaya lagi.

Untuk ziarah keliling kota Madinah berikut adalah tempat-tempat yang dikunjungi

  1. Yang bus berhenti sekaligus bisa belanja: Masjid Quba, Padang Uhud dan Kebun Kurma
  2. Yang bus tidak berhenti: Masjid Qiblatain dan Benteng Perang Khandaq

Pembimbing umroh dari travel akan menjelaskan secara garis besar sejarah dari masing-masing tempat, kecuali kebun kurma karena di situ murni belanja. Perjalanan biasanya dimulai pukul 8 pagi dan sebelum Zuhur sudah kembali lagi ke hotel karena ingin mengejar shalat Zuhur.

bersambung ke bagian keempat…

Perjalanan Umroh, Ngapain Aja Sih? Bagian 2

Ngapain Saja Saat Perjalanan Umroh?

 

Saya sudah dua kali melakukan perjalanan umroh dalam 11 bulan terakhir. Yang saya rasakan adalah itinerary umroh untuk dua perjalanan tersebut relatif sama. Sehingga yang saya bagikan di sini adalah pengalaman umroh saya untuk dua perjalanan tersebut.

Perjalanan umroh saya selalu dimulai dari Madinah dan berakhir di Mekkah. Sehingga ketika berumroh saya tidak pernah ganti pakaian ihram di pesawat. Kenapa harus ganti pakaian ihram di pesawat? Kenapa saya tidak? Silakan anda googling sendiri mengenai kabar tersebut karena ada perbedaan pendapat antara beberapa ulama mengenai hal tersebut.

 

Hari pertama: Hari Keberangkatan

Untuk yang penerbangannya mendarat di Jeddah, biasanya travel akan memberangkatkan jamaah dari bandara Soekarno-Hatta mulai pukul 9 pagi sampai pukul 12 siang. Kenapa di jam-jam ini? Karena target mereka adalah sampai di Jeddah sekitar Maghrib atau permulaan Isya waktu setempat.

Perjalanan pesawat akan memakan waktu 10 jam untuk yang direct flight atau penerbangan langsung dan 13 jam untuk yang transit. Langsung atau transit adalah kebijakan dari masing-masing travel. Sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu mengenai hal ini sebelum membayar, pakai airline apa, apakah langsung atau transit dan lain sebagainya.

Khusus penerbangan langsung mendarat di Madinah biaya yang ditawarkan travel biasanya lebih mahal. Untuk yang mendapatkan fasilitas bintang 5, biasanya penerbangan langsung ke Madinah. Namun saya akan bercerita pengalaman saya yang mendarat di Jeddah, karena dua perjalanan umroh saya mendaratnya di Jeddah.

Dengan pesawat berangkat mulai pukul 9 pagi hingga pukul 12 siang, maka peserta umroh diharapkan sudah berada di titik berkumpul sejak setelah waktu subuh. Waktu yang sering diambil adalah pukul 6 pagi. Ada yang berkumpul di hotel sekitar bandara, ada yang langsung berkumpul di terminal keberangkatan di bandara. Itu tergantung kebijakan masing-masing travel.

Saat datang ke tempat berkumpul, dari pihak travel langsung mengumpulkan bagasi yang anda bawa untuk mereka urus. Jangan kuatir masalah bagasi, karena semuanya akan diurus travel sampai anda pulang lagi ke tanah air.

Beberapa saat sebelum check in, pihak travel akan membagikan paspor anda dengan boarding pass keberangkatan dan sebuah receiver audio untuk kepentingan umroh di Mekkah nanti. Khusus untuk receiver audio harus disimpan baik-baik oleh peserta karena biasanya menjadi alat tukar untuk mendapatkan air zam-zam 5 liter saat kepulangan. Receiver ditukar dengan air zam-zam. Receiver hilang, air zam-zam tidak dapat.

Bagi yang ingin membeli paket umroh dari operator telekomunikasi Indonesia, saat sebelum berangkat seperti inilah saat terbaik untuk mengaktifkan paket umroh. Jangan lupa aktifkan internasional roaming di smartphone anda dan juga konfirmasi ke operator apakah kartu anda sudah aktif internasional roamingnya beberapa hari sebelumnya.

Setelah itu anda akan diantar oleh seorang pemimpin perjalanan, biasanya disebut Muthawif, yang akan bertanggung jawab untuk perjalanan umroh anda. Jangan ragu bertanya seputar perjalanan umroh kepadanya. Biasanya jika ada masalah dalam perjalanan umroh kita, baik dari sisi pelayanan, makanan atau bahkan bantuan tambahan selama di tanah suci, Muthawif inilah yang akan menyelesaikan permasalahan kita.

Untuk bisa masuk ke tempat tunggu keberangkatan internasional, anda harus melewati imigrasi bandara terlebih dahulu. Di imigrasi hanya perlu mempersiapkan paspor dan boarding pass yang barusan diberikan oleh travel. Lamanya urusan imigrasi tergantung antrian yang ada. Khusus bagi pemegang e-paspor ada antrian khusus otomatis tanpa petugas. Tinggal scan paspor dan anda bisa melewati imigrasi dengan mudah.

Setelah melewati imigrasi, maka tinggal masuk gate yang sesuai dan menunggu panggilan di ruang tunggu yang disediakan.

Jangan lupa, untuk yang membawa barang dalam kabin, jangan pernah membawa air atau cairan dengan isi hingga 100 ml. Jika saat pemeriksaan barang bawaan oleh petugas bandara ditemukan air minum botol, biasanya petugas tersebut langsung menyuruh anda untuk menghabiskan minumannya. Namun bila yang ditemukan adalah hal lain, misalnya sabun cair, lotion atau mungkin madu yang isinya lebih dari 100 ml, maka petugas akan menahan barang tersebut dan tidak bisa anda bawa pergi.

Untuk barang yang ada di dalam bagasi jangan sampai membawa powerbank, apalagi yang kapasitasnya besar. Pasti dibongkar saat handling bagasi dan anda pasti dipanggil oleh pihak travel untuk membuka koper anda dan mengeluarkan powerbank dari bagasi anda.

Jadi untuk amannya, barang-barang yang isinya cairan, masukkan ke dalam bagasi. Powerbank masukkan ke dalam kabin.

Begitu mendapatkan panggilan untuk boarding, maka langsung masuk ke pesawat dengan menunjukkan kembali boarding pass dan paspor. Biasanya kalau udah lewat imigrasi, lewat yang ini tak terlalu ketat.

Di pesawat tinggal cari kursi yang sesuai di boarding pass dan tinggal nikmati pejalanan 10 – 13 jam, tergantung apakah langsung atau ada transit terlebih dahulu.

Untuk yang pesawatnya full board airline, maka selain mendapatkan makanan minimal dua kali, juga dapat menyaksikan acara video on demand, dimana ada film-film hollywood yang gak baru-baru amat tapi masih tergolong baru. Lumayan untuk menghilangkan bosan duduk 10 jam di pesawat.

Untuk yang naik airline hemat atau low cost, rasanya masih dapat makan tapi yang pasti gak dapat hiburan di dalam pesawatnya. Silakan siapkan buku bacaan yang cukup tebal, atau sekalian baca Al-Quran sepanjang perjalanan. Lumayan bisa dapat 5-10 juz di dalam perjalanan 10 jam itu. Kok cuma sampai 10 juz? Ya kan ada tidur dan makan, jadi gak full baca terus.

Sepanjang perjalanan menuju Jeddah anda akan melihat bahwa langit gak gelap-gelap. Bawaannya terang terus. Apalagi kalau berangkat sebelum pukul 12 siang. Sampai mendarat di Jeddah pun kemungkinan langit masih terang, padahal anda sudah berjalan 10 jam lebih.

Kok bisa? Itu karena ada perbedaan 4 jam antara Jakarta dengan Jeddah. Jakarta lebih cepat 4 jam daripada Jeddah. Dengan perjalanan 10 jam sebenarnya anda baru berjalan selama 6 jam menurut waktu Jeddah. Oleh karena itu bila berangkatnya di bawah pukul 12 siang, maka anda akan sampai sebelum pukul 6 sore dimana langit masih terang saat itu karena baru menjelang Maghrib.

Ujian kesabaran pun dimulai setelah mendarat di Jeddah. Pertama, untuk jamaah umroh, turun pesawatnya dibedakan dengan penumpang biasa. Penumpang biasa dipersilahkan untuk turun dahulu. Sudah ada bus besar yang menunggu saat turun dari pesawat untuk membawa anda ke kedatangan terminal haji dan umroh di bandara King Abdul Aziz.

Terminal haji dan umroh ini berbeda dengan terminal internasional King Abdul Aziz yang biasa. Bangunannya model lama, fasilitasnya seperti bandara-bandara daerah di pedalaman Indonesia, padahal bandara internasional.

Kesabaran pertama dimulai dari melewati petugas imigrasi. Tidak semua loket ada petugasnya. Biasanya hanya tersedia kurang dari separo petugas saat melewati imigrasi. Sehingga antrian pun mengular semakin panjang.

Tidak semua petugas imigrasi mampu berbahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia. Semua komunikasi kebanyakan disampaikan lewat isyarat atau kode kepada para penumpang. Untuk kunjungan pertama ke Saudi Arabia setiap penumpang diambil gambarnya lewat sebuah kamera yang terpampang di samping petugas. Untuk yang sudah kedua kali atau lebih, pengambilan kamera tidak lagi dilakukan.

Antrian untuk melewati petugas imigrasi adalah sekitar 1 jam untuk seluruh jamaah yang ikut dalam rombongan. Ada yang cepat, namun ada juga yang lambat. Kecepatan melayani jamaah dari masing-masing petugas juga berbeda.

Setelah melewati imigrasi, ujian selanjutnya sudah menunggu. Di bandara Internasional yang penumpangnya sekali datang ada ratusan atau bahkan ribuan jika ada beberapa pesawat sekaligus mendarat di waktu yang hampir bersamaan, jumlah toiletnya kurang dari lima, baik untuk pria maupun wanita.

Antrian untuk buang air kecil ataupun besar pun mengular tanpa henti. Jadi pastikan sebelum mendarat di bandara, anda sudah buang air kecil di pesawat. Kalau buang air besar, ya silakan antri cukup panjang. Ini berlaku untuk pria dan wanita ya.

Setelah melewati dua ujian besar tersebut mulailah ada titik terang. Koper sudah terkumpul. Perwakilan travel yang di Saudi Arabia sudah melayani anda dan dalam waktu yang tidak terlalu lama mereka sudah langsung menunjukkan letak parkir bus yang akan membawa anda ke Madinah. Biasanya di saat inilah anda akan bertemu dengan pembimbing ibadah umroh anda yang bermukim langsung di Saudi Arabia namun lancar berbahasa Indonesia maupun arab. Pembimbing ini biasanya orang Indonesia asli yang sudah lama bermukim di Saudi Arabia.

Namun jangan senang dulu karena untuk dapat ditunjukkan letak parkir bus, semua jamaah sudah harus melewati semua ujian yang sebutkan di atas. Ada satu saja yang tertinggal, maka semua jamaah harus menunggu di terminal sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Sampai di parkiran bus anda akan takjub melihat jenis busnya. Bentuknya besar sekali, beda dengan bus AKAP yang ada di Indonesia. Semua penumpang berada di bagian atas bus, sedangkan semua bagasi berada di bagian bawah. Mirip seperti bus tingkat, tapi bagian bawahnya tidak terlalu tinggi. Jika dianalogikan dengan bus-bus yang ada di tanah air, bus semacam ini tergolong bus super executive.

Namun kondisi bus belum tentu prima. Kerusakan sana-sini biasanya masih ada. Apalagi bagi anda yang memilih perjalanan dengan fasilitas hotel bintang 3 atau bintang 4. Biasanya kalau buat yang fasilitas bintang 5 andaikata dari Jeddah, busnya tetap mendapatkan yang terbaik dan ternyaman. Nyaman adalah kuncinya untuk bus yang berangkat langsung dari bandara King Abdul Aziz.

Saat mau berangkat menuju Madinah yang jarak tempuhnya sekitar 5 – 6 jam, pembimbing yang anda temui saat menuju parkiran bus akan memberikan pilihan kepada anda. Apakah anda akan mampir dahulu di tengah jalan di sebuah masjid besar untuk shalat Maghrib dan Isya secara Jamak, atau anda sendiri melakukan shalat Jamak di mushala bandara atau di atas bus.

Saat perjalanan umroh pertama saya, jamaah lebih memilih untuk mampir dahulu ke masjid besar untuk shalat. Di perjalanan umroh kedua saya, jamaah lebih memilih untuk shalat di mushala bandara atau di atas bus. Pilihan tergantung keinginan jamaah saat itu.

Perjalanan pun dimulai. Untuk yang tidak mampir ke masjid besar, maka perjalanan akan membutuhkan waktu 5 jam. Untuk yang mampir, mungkin membutuhkan waktu hampir 6 jam.

Pukul 1 – 2 pagi biasanya sudah sampai di hotel yang jaraknya sangat dekat dengan Masjid Nabawi, tergantung hotel yang dipilih. Menara Masjid Nabawi sudah terlihat kira-kira 10 menit sebelum sampai di hotel karena saking tingginya Menara tersebut. Ada cahaya hijau di menaranya. Rupanya cahaya hijau di sebuah menara menandakan bahwa menara tersebut adalah menara sebuah masjid.

Waktu check in hotel biasanya membutuhkan waktu 1 jam hingga semua benar-benar bisa masuk. Biasanya waktu check in cukup cepat karena di jam tersebut tamu hotel lain banyak yang masih tertidur dan liftnya tidak terpakai secara penuh.

Jamaah biasanya dianjurkan untuk bersiap-siap ke Masjid Nabawi di pukul 3 atau pukul 4 pagi atau sesuai kesepakatan. Yang pasti sebelum waktu Subuh supaya pembimbing umroh dapat memberitahukan jalan masuk ke masjid dan memberikan Informasi penting seputar area Masjid Nabawi bagi yang pertama kali datang ke masjid tersebut.

bersambung ke bagian ketiga…

Perjalanan Umroh, Ngapain Aja Sih? Bagian 1

Pergi ke tanah suci adalah impian hampir seluruh umat muslim sedunia. Ada dua alasan utama orang untuk pergi ke tanah suci. Alasan pertama adalah haji. Alasan kedua adalah umroh.

Khusus untuk haji, di jaman now ini di Indonesia, masa tunggunya sangat lama, bisa sampai 20 tahun. Malah beberapa ada yang lebih. Oleh karena itu untuk memenuhi kerinduan akan tanah suci, umroh adalah alternatif yang paling masuk akal.

Ngapain aja sih umroh?

Pertanyaan itu adalah pertanyaan banyak orang yang belum pernah umroh, atau mungkin sudah pernah umroh tapi sudah lama sekali. Mungkin saja tahun 2000-an awal atau malah mungkin sebelum tahun 90-an.

Di tulisan ini akan dibahas mulai persiapan umroh hingga sampai kembali ke tanah air. Apa saja fasilitas yang diberikan oleh sebuah travel umroh sampai ibadah apa saja sebaiknya yang kita lakukan saat umroh berlangsung.

Khusus untuk doa-doa dan tata cara ibadah saat umroh tidak akan dibahas di sini, karena nanti akan diberikan panduan umroh dari masing-masing travel atau dapat membaca buku-buku mengenai umroh dan haji yang banyak beredar di toko buku anda yang tercinta.

Ok mari kita mulai, dari persiapan ya.

 

Apa saja yang perlu dipersiapkan saat umroh?

 

Pertama tentu saja uang untuk mendaftar umroh. Jumlah uangnya sangat bervariasi, mulai Rp 17 juta hingga di atas Rp 32 juta. Namun perlu diwaspadai untuk travel umroh yang memberikan harga di bawah Rp 20 juta, karena bisa saja ada potensi anda gagal berangkat atau tetap berangkat tapi dengan fasilitas tidak sesuai dengan akad.

Pilihlah travel umroh yang terpercaya. Sebagai patokan di tahun 2018 kemarin, untuk mendapatkan fasilitas hotel bintang 3, harga normal umroh berkisar di Rp 20 – 24 juta. Fasilitas hotel bintang 4, harga normal umroh berkisar di Rp 24 – 27 juta. Fasilitas hotel bintang 5, harga normal umroh berkisar di Rp 27 – Rp 31 juta.

Bisa saja ada harga promo yang ditawarkan travel umroh untuk mendapatkan fasilitas yang sama. Namun untuk lebih amannya, saat membayar umroh, pastikan terlebih dahulu tanggal keberangkatannya. Jangan sampai hanya dijanjikan oleh travel kisaran tanggal berangkat, karena ada kemungkinan gagal berangkat atau berangkat namun fasilitasnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan.

Silakan bijak dalam memilih travel umroh dan gunakan akal sehat anda dalam membayar travel umroh. Jika anda membayar kurang dari Rp 20 juta namun dijanjikan bintang lima, maka siap-siap kecewa dengan keputusan anda. Bukan berarti travelnya nakal. Namun potensi kegagalan atau pencideraan akad sangat mungkin terjadi.

Jadi, pastikan harga yang anda bayarkan sesuai dan ketika membayar anda sudah tahu tanggal berapa bakal berangkat dan pulangnya, bukan hanya Bulan atau tahunnya.

Yang perlu dipersiapkan berikutnya adalah surat-surat. Paspor dan buku vaksin meningitis atau yang lebih dikenal dengan buku kuning adalah dua hal yang wajib dipersiapkan. Cara membuat paspor dan mendapatkan buku vaksin meningitis bisa dilihat pada tautan berikut.

https://www.plibaknikmatstrelak.com/2018/03/mengurus-paspor-itu-mudah-jika-dan-hanya-jika/

https://www.plibaknikmatstrelak.com/2018/03/ladang-pahala-saat-suntik-vaksin-meningitis-di-rumah-sakit-fatmawati/

Surat selanjutnya adalah visa dan kartu pengenal umroh. Untuk dua hal ini akan diurus oleh pihak travel dan kita tinggal menunggu hasilnya. Biaya visa gratis, namun khusus bagi yang pernah umroh setelah tahun 2017, maka 99% kemungkinan anda akan terkena biaya visa dari pemerintah Saudi Arabia. Biaya visa adalah sekitar 2.000 Riyal atau dengan kurs rupiah saat ini sekitar Rp 8 juta. Khusus untuk pengurusan visa mulai tahun 2019 ada tambahan prosedur yaitu biometrik. Kabarnya ada tambahan biaya hingga sebesar Rp 150 ribu untuk biaya biometriknya. Sepertinya tambahan biaya ini akan dibebankan kepada peserta umroh.

Paspor dan buku kuning yang sudah jadi, harus diserahkan kepada pihak travel secepatnya agar bisa mereka segera bisa urus visanya untuk kita.

Dengan demikian, bagi yang belum punya paspor, buku kuning dan belum mendapatkan visa, silakan korbankan waktu cuti anda paling tidak 3 hari untuk mengurus ketiga hal tersebut.

Untuk membuat paspor sejatinya tidak perlu cuti, karena biasanya hanya memakan waktu sekitar 2 – 3 jam untuk hari perekaman data, dan tidak sampai 1 jam untuk hari pengambilan paspor. Namun sebagai karyawan yang profesional, lebih baik bila anda memilih cuti saat hari pengurusan paspor.

Untuk mendapatkan buku kuning sejatinya juga tidak butuh cuti seharian. Bagi yang datang pagi-pagi sekali, maka sebelum pukul 10 pagi diharapkan buku kuning sudah ada di tangan.

Untuk proses biometrik sejatinya juga tidak butuh cuti seharian. Pengurusannya lebih cepat, tergantung banyaknya antrian saat itu. Bila datang pagi, maka sebelum jam makan siang proses perekaman sudah selesai dilakukan.

Bila anda sudah membayar biaya umroh, biasanya dalam waktu satu atau dua minggu setelah membayar, anda akan dikirimkan peralatan umroh oleh travel. Peralatan tersebut adalah tas koper besar ukuran 22 inchi atau 24 inchi. Di dalamnya ada tas punggung kabin dan tas selempang yang biasa dibawa oleh peserta umroh saat di tanah suci.

Di dalam tas koper tersebut juga termasuk kain ihram dua lembar bagi laki-laki, namun tidak untuk wanita. Bahan batik juga tersedia untuk seragam travel umroh. Batiknya dijahit atas biaya masing-masing dan harus dikenakan saat hari keberangkatan. Tidak lupa pula khusus bagi laki-laki disediakan sabuk ihram tanpa jahitan. Pastikan sabuknya sesuai dengan ukuran badan. Standarnya akan diberikan ukuran L. Jika ukuran anda lebih besar atau lebih kecil daripada L, mohon diberitahukan kepada pihak travel untuk memberikan ukuran yang lebih sesuai untuk sabuk ihram.

Terakhir yang ada di dalam koper adalah buku saku umroh yang berisi mengenai doa-doa dalam melakukan ibadah umroh. Tidak ada doa khusus yang wajib diucapkan dalam umroh, sehingga buku saku tersebut tidak wajib untuk dihapal, tapi baik sekali untuk dibaca.

Jangan lupa juga bawa pakaian yang sesuai selama berada di tanah suci. Jika sedang musim panas, maka bawa lebih banyak pakaian dalam dan harus mandi minimal satu kali sehari sepanas apapun udaranya. Iklim di sana saat panas tidak membuat anda otomatis mandi keringat karena kelembaban udaranya pun rendah. Panas iya, tapi keringatan tidak. Hal ini membuat anda hanya perlu mandi satu kali sehari.

Bila cuaca dingin mungkin saja anda hanya perlu mandi dua hari sekali. Iya, anda tidak salah baca, dua hari sekali sudah cukup. Tapi perlu membawa jaket yang tebal sebagai tambahan. Jadi pastikan terlebih dahulu cuaca yang akan anda hadapi sebelum mempersiapkan pakaian apa yang akan anda bawa ke sana.

Khusus untuk karyawan, persiapkan waktu cuti selama perjalanan paling tidak 7 hari kerja karena perjalanan umroh akan memakan waktu 9 hari dan ekstra satu hari lagi untuk libur karena jet lag. Tapi tentu itu disesuaikan dengan jadwal umrohnya. Semoga banyak hari libur resmi saat perjalanan umroh anda, sehingga tidak perlu membuang banyak hari cuti tahunan.

Selain persiapan dari peserta, persiapan juga dilakukan oleh pihak travel yang melibatkan peserta. Ada pembuatan grup Whatsapp yang disediakan oleh pihak travel untuk berkomunikasi selama perjalanan umroh. Biasanya itinerary akan dibagikan lewat grup Whatsapp tersebut untuk efisiensi.

Sebagai persiapan akhir menjelang umroh, peserta wajib untuk menghadiri manasik umroh yang disediakan oleh travel. Manasik biasanya diadakan di hari libur. Namun ada beberapa travel yang melaksanakan manasiknya di hari kerja, biasanya satu atau dua hari menjelang keberangkatan. Jika di hari kerja, maka wajib untuk ambil cuti hari tersebut, karena manasik umroh waktunya cukup lama. Mulai pukul 8 pagi paling cepat baru selesai pukul 2 siang bahkan ada yang sampai menjelang Maghrib.

Jangan pernah melewatkan manasik umroh, karena Informasi yang ada di dalamnya sangat berguna untuk perjalanan umroh anda.

Ada juga persiapan yang perlu dilakukan tapi sifatnya opsional. Persiapan itu adalah membeli paket umroh dari operator telekomunikasi yang anda gunakan. Di antara tiga operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, ada dua yang menawarkan paket internet unlimited dengan harga yang hampir mirip satu sama lain. Di Saudi Arabia juga tersedia layanan operator setempat dan dapat membeli sim card setempat. Namun sebagai bangsa Indonesia, alangkah lebih baiknya jika uang beredar di negara sendiri.

Tapi itu adalah pilihan, saran saya beli paket di Indonesia untuk dapat digunakan di sana, daripada beli sim card di sana langsung.

Selain persiapan di atas, tentu saja berdoa. Toh kita akan bertamu langsung ke rumah Allah SWT. Jadi berdoa untuk dapat dimudahkan di perjalanan adalah pilihan terbaik.

bersambung ke bagian kedua….

Masih Mau Jauh dari Riba? Part 2

Harus diakui bahwa di jaman now, berteman baik dengan riba akan memudahkan dan membuat biaya hidup (harusnya) semakin rendah. Hal itu didukung oleh begitu banyaknya cara pembayaran dengan bau-bau riba, dan begitu banyak promo-promo yang kalau ditelisik lebih jauh sebenarnya adalah riba.

Tapi ada juga efek samping dari riba. Selain efek sampingnya secara negara adalah inflasi, efek samping juga dirasakan secara pribadi. Continue reading

Masih Mau Jauh dari Riba? Part 1

Sudah semakin terang-benderang kalau hampir seluruh kegiatan kita di jaman now berkaitan dengan riba.

Yang sudah jelas riba adalah tabungan kita yang ada di bank. Walaupun memang diakui ada alternatif menabung di bank syariah, namun kalau diteliti lebih dalam, bank syariah yang ada saat ini belum murni bebas riba, walaupun sudah jauh lebih baik daripada yang konvensional.

Yang saya ingin tulis di sini adalah, dengan saya dan anda jauh dari riba, saya rasakan biaya hidup meningkat dan hidup semakin susah. Continue reading