SUNATULLAH AIR MEMANG MASUK KE TANAH

Saya baru dengar inovasi dari seorang calon gubernur, bahwa air itu Sunatullah-nya masuk ke tanah. Ini adalah pernyataan yang kocak, karena banjir di Jakarta solusi terbaiknya adalah memuluskan aliran kali yang mampet ke laut sehingga daerah sekitar sungai tidak terkena dampak banjir.

Mungkin itu pikiran yang ada di kebanyakan orang, baik pemilih gubernur yang sekarang, pemilih gubernur yang sebelumnya atau bukan warga DKI, tapi ikutan komen di keseruan pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu.

Air masuk ke tanah seperti menjadi hal yang menggelikan. Karena kita sama-sama tahu kalau di Jakarta hampir semua permukaan tanahnya telah tertutup semen, aspal dan gedung-gedung bertingkat.

Jadi air masuk tanah sebagai solusi seakan-akan mengubah secara radikal tata kota Jakarta dan tidak masuk akal untuk dapat menangani banjir secara optimal.

Apalagi di periode gubernur yang sebelumnya, dan juga sebelumnya, sangat digiatkan kegiatan pembersihan sungai yang dinamakan normalisasi sungai. Dampaknya pun signifikan.

Continue reading

Banjir kok Hattrick?

Dalam tiga minggu terakhir ini banjir sudah tiga kali atau hattrick masuk ke dalam komplek kami. Pertama di hari Minggu tanggal 12 Januari 2014 sore. Kedua di hari Minggu tanggal 19 Januari 2014 sore. Ketiga di hari Rabu tanggal 29 Januari 2014 subuh. Bulan Januari masih ada dua hari lagi, semoga tidak menjadi Quattrick sampai bulan ini berakhir.

Banjir pertama masuk ke komplek kami karena curah hujan yang tinggi. Sejak hari Jumat malam pada tanggal 10 Januari 2014 hujan terus menerus menyirami komplek kami dengan setia. Bahkan di hari Sabtunya hujan terjadi hampir sepanjang hari, dengan intesitas tinggi, namun berhenti sekali-sekali. Keadaan pintu air Sungai Pesanggarahan yang dekat dengan komplek kami tidak tinggi, namun air masuk komplek karena memang curah hujan yang cukup tinggi. Banjir di komplek kami saat itu hanya maksimal setinggi paha orang dewasa dan rata-rata hanya hampir setinggi lutut di jalanan komplek.

Continue reading

Keinginan dan Kebiasaan yang Berkebalikan

Kita semua tahu dua masalah utama di Jakarta adalah macet dan banjir. Kedua masalah tersebut hampir tidak pernah hilang dari Jakarta dari tahun ke tahun. Jam sibuk maupun jam lenggang, Jakarta macet. Setiap kali musim hujan, banjir terjadi di mana-mana. Itu terus, sampai-sampai masyarakat Jakarta sudah bosen dengan kedua masalah ini dan mau tidak mau menerima masalah ini sebagai hal yang biasa.

Kita juga tahu alasan utama terjadinya macet dan banjir. Macet terjadi karena banyaknya kendaraan pribadi yang lalu lalang di Jakarta. Hal tersebut diakibatkan oleh belum baiknya sistem angkutan umum yang ada di Jakarta. Banjir disebabkan oleh sungai-sungai yang tidak mampu menampung air saat turun hujan. Hal tersebut diakibatkan oleh berkurangnya fungsi sungai menyimpan air gara-gara sampah menjadi penghuni mayoritas sungai-sungai yang mengalir di Jakarta.

Continue reading

Manusia Keledai

Mungkin anda pernah mendengar bahwa binatang paling bodoh adalah Keledai. Kenapa begitu? Karena ada pepatah yang mengatakan bahwa “hanya keledai yang jatuh di lubang yang sama dua kali.” Terus terang saya belum pernah melihat keledai, apalagi membuktikan kebodohannya. Tapi saya sering sekali melihat manusia bertindak melebihi kebodohannya keledai seperti yang digembar-gemborkan tersebut.

Contoh manusia keledai sangat banyak dan mudah sekali ditemui, apalagi di kota sebesar Jakarta ini. Kita tidak usah sulit-sulit mencarinya, tinggal nongol ke jalan raya, maka anda akan menemukan banyak sekali manusia keledai beredar. Kenapa saya bilang mereka itu manusia keledai? Perhatikan!!

Tiap hari kita merasakan kemacetan lalu lintas, mulai pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Jika anda memperhatikan, di jam yang sama pada arah yang sama, maka anda akan menemukan mobil dan motor yang sama lewat setiap hari. Sudah jelas itu macet, tapi kenapa mereka selalu lewat situ? Apakah itu tidak sama dengan jatuh ke lubang dua kali malah lebih?

Continue reading