Empat Hari yang Berat

Empat hari terakhir merupakan hari yang saya anggap berat. Berat, karena seluruh tantangan bercampur menjadi satu dan ditambah lagi dengan tantangan terberat, yaitu kondisi badan yang tidak fit. Jadilah saya dalam empat hari terakhir diuji baik secara fisik maupun mental. Mungkin bisa dianalogikan dalam empat hari terakhir ini saya seperti sedang menjalani ospek mahasiswa baru dimana setiap detiknya fisik dan mental diuji supaya menjadi mahasiswa yang lebih tahan banting.

Itulah yang saya rasakan. Kejadian dimulai dari hari Minggu, yaitu H-1. Minggu pagi saya berlari 10 km. Hasilnya, saya berhasil mencapai target bulanan lari 50 km dan saya untuk kali pertama berhasil lari 10 km dalam satu waktu. Namun efeknya cukup berat, kaki terasa pegal seharian, badan lemas, dan pastinya tubuh langsung drop karena tidak terbiasa lari sejauh itu dalam satu waktu.

Malamnya saya masih dapat melakukan Shalat Tarawih berjamaah dan membaca Al-Quran hingga pukul 10 malam. Pegal-pegal, capek dan lemas sudah semakin berkurang. Paginya saya sahur dan berpuasa dengan energi yang lebih karena sudah beristirahat dan beribadah cukup banyak malam sebelumnya.

Pekerjaan di kantor hari Seninnya pun masih berlangsung seperti biasa. Karena ini adalah waktunya closing, maka ada pekerjaan khusus yang saya lakukan di masa closing. Biasanya di masa closing saya terpaksa lembur minimal dua hari berturut-turut, dan maksimal tiga hari berturut-turut. Karena hari pertama kewajiban saya belum terlalu banyak, maka saya pulang kantor seperti biasa dengan kondisi badan agak lemas karena baru memasuki hari pertama puasa.

Continue reading