Di bagian ketiga saya membagikan tentang teknik-teknik agar kemungkinan closing lebih besar. Di bagian keempat ini teknik-teknik tersebut akan ditambah beberapa lagi supaya makin besar lagi kemungkinan closingnya.
Karena ini lanjutan dari teknik sebelumnya, makanya nomornya pun gak mulai dari satu, melainkan dari….
5. Dapetin cintanya customer anda dengan kasih….SURPRISE !!!
Kok pakai kasih surprise sih? Emangnya customer pacar? Emangnya customer suami/ istri?
Yah namanya juga tuk dapetin cinta costumer ke produk kita dan juga membeli dari kita. Jelaslah dengan kasih surprise kemungkinan cintanya nempel ke kita kan makin besar. Kalau dah cinta, ya closing hanya nunggu waktu kok.
Kaya apa tuh kasih surprise?
Namanya surprise ya berarti harus ada yang dikasih ya ke customer dan sifatnya belum pernah dijanjikan sebelumnya. Surprise itu kasih sesuatu, tapi gak beri tahu sebelumnya.
Apa aja tuh surpise?
Saat mau closing, kita bilang aja ke customer, bahwa kalau transfernya hari ini, bakal dapat bonus gratis ongkir.
Atau kalau beli produk ini, nanti akan ada gratis video parenting dari kita.
Atau karena menjadi pembeli produk ke-100, ada tambahan bonus bla bla bla.
Yang penting jangan dijanjikan dulu sebelumnya.
Lebih baik tidak janji tapi kasih lebih daripada janji tapi gak bisa tepati. Itu prinsip ya!
6. Ubah KATA
Apa tuh ubah kata? Kenapa harus diubah kata-katanya?
Sebenarnya sih hanya mengubah kata-kata yang tadinya kelihatan serem di mata calon customer, jadi sesuatu hal yang menyenangkan bagi customer.
Misalnya, di Indonesia kan harga mobil merek Honda biasanya paling mahal untuk yang sekelas. Lihat aja CRV, Jazz, Civic dan Brio. Kelas mobilnya sama tapi harganya dibandingkan dengan merek lain lebih mahal.
Lalu apa yang dilakukan Honda di iklannya?
“in Honda, We value your investment with innovation.”
Padahal kan kalau bilang, dengan bayar lebih mahal anda dapat produk yang fiturnya lebih keren loh. Itu artinya sama. Tapi pemilihan kata-katanya beda.
Bayar lebih mahal diganti dengan investment.
Fitur lebih banyak diganti dengan innovation.
Bisa jadi gara-gara itu, walaupun Honda harga mobilnya lebih mahal daripada merek lain, tetep laku tuh, paling gak di Indonesia ya.
Jadi mulai sekarang, ganti kata-kata berikut
Harga –> Investasi
Bonus Khusus –> Bonus Spesial
Beli –> Miliki
Produk –> Solusi
Mahal –> Tinggi
Potongan Harga –> Penawaran Spesial
Murah –> Terjangkau
dan masih banyak lagi sebenarnya, tapi segitu dulu lah. Toh yang dibeberkan ama Mbak Intan cuma segitu kok…hehehe
7. Naikkan Omset anda dengan CROSS SELLING
Apalagi tuh cross selling? Cross selling itu biasanya menawarkan produk berbeda, biasanya masih berkaitan, sesaat sebelum closing.
Contohnya, kalau anda jualan buku ada cukup banyak varian. Kemudian ada calon customer yang sudah hampir setuju untuk membeli salah satu buku yang anda jual, tawarkanlah buku lain sebagai bundling. Katakanlah, jualan buku novel #bidadariuntukdewa. Lalu ada produk lain sejenis yang berkaitan dengan buku novel Bidadari Untuk Dewa, misalnya Buku 7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula.
Nah ketika calon customer baru mau closing, ditawarin aja buku kedua tersebut. Bilang bahwa di novel ada disebutkan sebuah buku loh, namanya buku 7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula. Kalau sekalian beli buku ini, ongkirnya gak nambah lagi, cuma perlu bayar bukunya kok.
Kalau calon pelanggannya setuju kan berarti bisa dua buku yang laku. Padahal tadinya cuma mau beli satu buku ke kita, eh akhirnya beli dua buku deh. Calon pelanggan pun seneng, karena gak kena ongkir tambahan. Coba kalau misalnya dia beli dua kali, kan ongkirnya dua kali juga.
Cross Selling ini sering dipraktekan di restoran cepat saji dan mini atau super market. Di restoran cepat saji, biasanya kita ditawarkan untuk beli paket, karena kalau tambah minum dan kentang dengan paket, jatuhnya lebih hemat daripada beli terpisah. Kalau di mini atau super market biasanya ditawarkan voucher handphone atau promo purchase with purchase kalau kita sudah membeli dengan nominal tertentu.
Hal tersebut dilakukan agar calon pembeli membeli lebih banyak daripada niatan awalnya. Lebih banyak beli kan lebih untung ya buat kita penjual.
8. Pura-pura Bego
Waduh, apalagi nih! Kenapa tiba-tiba jadi pura-pura bego?
Ya itu, dengan teknik ini kita itu membuat calon pembeli merasa dirinya lebih pintar daripada kita. Coba kalau kita sebagai penjual kelihatan hebat banget, pinter banget, memang sih bisa closing. Tapi kan pembeli adalah RAJA. Sehingga dia harus kelihatan lebih pintar daripada kita dan kita harus kelihatan lebih bego daripada calon pembeli.
Ini tidak berlaku setiap saat ya, tapi hanya berlaku saat calon pembeli masih belum yakin akan pilhannya dalam memilih produk yang akan dibeli dari kita. Biasanya yang seperti ini berlaku untuk produk yang ada varian ukuran atau warna.
Jadi pilih yang warna hitam ya mas? (ketika kita lihat, calon pembeli berulang kali milih antara warna hitam atau warna merah, tapi dia lebih sering lihat warna merah).
Ah gak, saya pilih warna merah aja….
Baik mas kalau gitu saya packingin barangnya. (hehe, kejebak deh, kan kita tahu bahwa sebenarnya dia tuh mau milih warna merah, tapi karena dari tadi mikir mulu, akhirnya kita pastikan pilihannya)
9. Ikut-ikutan
Apalagi tuh ikut-ikutan?
Ikut-ikutan itu untuk memberikan pengaruh ke calon pembeli kalau produk kita itu laku loh. Produk kita itu enak loh. Produk kita itu best seller loh. Produk kita itu digemari orang loh…
Misalnya, produk yang novel #bidadariuntukdewa yang laku lebih dari 13.000 copy saat masa pre-order. Itu kan memancing orang untuk tertarik ama novel tersebut.
Atau kalau anda melihat sebuah warung baru, kok tiap hari rame ya. Berarti kan persepsi anda warung itu pasti makanannya enak dan tertarik tuk mencoba ke sana.
Atau kalau anda lagi jalan, tiba-tiba di depan anda ada rame orang ngerubungin sesuatu. Tentu anda penasaran dan langsung mau ikutan nimbrung kan?
Itulah maksudnya teknik ikut-ikutan. Jadi tuliskan di produk anda bahwa produk ini best seller. Produk ini rekomendasi para chef. Produk ini sangat syar’i, dan lain sebagainya agar orang jadi ikut-ikutan memilih produk tersebut berdasarkan tulisan yang kita buat.
10. Authority/ Otoritas
Kalau yang ini jelas tahu ya. Orang terkenal, selebritas, tokoh politik, tokoh agama, tokoh masyarakat, pasti ucapannya lebih didengar daripada kita. Jadi ketika mereka mempromosikan sebuah produk, langsung ataupun tak langsung, pasti banyak orang yang tertarik.
Contoh beberapa bulan lalu Presiden Jokowi mampir ke sebuah toko kopi. Eh gak taunya setelah itu hampir semua anak muda kepengen banget mampir ke toko kopi itu.
Masih dari Presiden Jokowi ketika dia membacakan pengumuman pake jaket bomber dari sebuah toko fashion terkenal, maka orang langsung berbondong-bondong mencari jaket bomber tersebut, bahkan KW-nya pun ikutan beredar karena ngikutin poin nomor 9, ikut-ikutan.
Kalau produk kita dapat endorse langsung dari orang-orang semacam ini, tidak perlulah copywriting panjang-panjang. Tinggal bikin aja satu atau dua phrase, pajang fotonya dengan produk kita, kalau perlu ditag tokohnya di social media kita, langsung deh berbondong-bondong orang akan lihat produk kita.
Beli atau tidaknya, itu urusan belakangan, tapi kalau sudah pernah dipakai oleh orang-orang di atas, dan mereka puas akan produk kita, maka tinggal siapin aja stok yang banyak, karena pembeli akan berbondong-bondong datang ke tempat kita untuk membeli. Dijamin!
Eh rupanya masih ada tiga hari yang belum dibagikan di sini.
Udah ya, di bagian selanjutnya akan dikupas tiga hari terakhir pelajaran Private Copywriting dari Mbak Intan.
Jangan kemana-mana ya!