Bunga Negatif di Eropa, Apa Dampaknya bagi kita?

Sentral Bank Eropa

Dulu ketika kuliah dan belajar tentang Ekonomi Makro, saya diajari tentang adanya hukum permintaan dan penawaran. Ketika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan cenderung naik. Contohnya adalah ketika menjelang lebaran dimana harga-harga kebutuhan pokok naik karena permintaan yang naik. Sedangkan jika penawaran naik sedangkan permintaan turun, maka harga akan cenderung turun. Contohnya adalah barang fashion yang sudah ketinggalan jaman cenderung memberikan diskon agar lebih laku dijual.

Nah beberapa hari lalu ada berita tentang bunga deposito yang negatif terjadi di Eropa. Apa akibat dari suku bunga yang negatif ini bagi kita? Jika masih ingat pelajaran Ekonomi Makro, jika suku bunga turun, maka masyarakat cenderung menarik uangnya dari bank dan digunakan untuk investasi. Suku bunga turun menyebabkan investasi naik. Investasi naik, pertumbuhan naik. Pertumbuhan naik, inflasi pun naik. Inflasi naik, suku bunga naik. Suku bunga naik, masyarakat kembali memasukkan uangnya ke bank. Rasanya seperti itu teorinya.

Continue reading

10 Ribu Lembar Saham Sudah Tercapai

saham saat ini

Sebelumnya saya sempat membuat target hingga akhir tahun akan mengumpulkan 10 ribu lembar saham atas salah satu emiten yang saya pilih. Hari ini target tersebut tercapai. Saya sudah mengkoleksi 10 ribu lembar saham emiten berkode GIAA. Saat ini memang saya masih dalam posisi rugi dalam mengkoleksi emiten tersebut, namun entah kenapa saya yakin sekali dengan emiten ini akan beranjak naik suatu saat nanti. Walaupun laporan keuangan kuartal tiga yang baru diterbitkan mengindikasikan perusahaan ini masih dalam kondisi merah, saya masih akan terus mengkoleksi saham dari emiten ini.

Satu milestone saya dalam berinvestasi saham telah saya lewati. Milestone berikutnya adalah mengkoleksi 50 ribu lembar saham atas satu emiten yang saya pilih. Emiten ini bisa emiten yang sama dengan yang saya miliki sekarang, bisa juga emiten yang berbeda. Target untuk mencapai milestone berikutnya adalah akhir tahun 2014.

Continue reading

Koruptor Pintar

Koruptor

Seringkali kita melihat seorang pegawai negeri atau pejabat negeri ini hidup bergelimang harta. Mereka bekerja sebagai pegawai negeri atau pejabat dengan gaji yang cukup namun tidak akan membuatnya hidup bergelimang harta. Sebagai contoh untuk pegawai negeri, kalau bukan pejabat selevel menteri atau bupati atau gubernur, maka gajinya paling top hanya beberapa puluh juta rupiah. Itu sudah termasuk tunjangan-tunjangan resmi yang diterimanya. Dengan gaji beberapa puluh juta rupiah tersebut, hidupnya sudah pasti membaik, tapi pastinya tidak hidup bergelimang harta.

Nah yang seringkali membuat kita semua curiga adalah ketika seorang pegawai negeri yang baru beberapa tahun bekerja sudah hidup bergelimang harta dengan nilai kekayaan puluhan bahkan ratusan miliar rupiah. Dari mana orang tersebut mendapatkan kekayaan demikian banyak dalam waktu singkat? Apakah sebagai pegawai negeri diajarkan rahasia berinvestasi dengan mendapatkan keuntungan berlipat dalam waktu singkat? Tentu tidak!

Continue reading