Beberapa hari lalu seorang rekan kerja saya di kantor hampir saja tertipu oleh orang tidak bertanggung jawab. Modus orang tersebut sebenarnya mudah tertebak, namun karena menyentuh daerah sensitif calon korban, ulahnya bisa saja berhasil andai rekan-rekan kerja yang lain tidak tanggap terhadap telepon yang sedang dilakukan oleh rekan kerja tersebut.
Awal mulanya saya melihat rekan kerja saya saat ia berjalan menuju ke kubikelnya dari arah toilet. Ia begitu terburu-buru berjalan dari arah toilet menuju kubikelnya. Kemudian ia menelpon seseorang dan mulai menangis. Rupanya di seberang telepon ada seorang laki-laki yang sedang mengabari bahwa anaknya sedang pendarahan hebat dan butuh segera penanganan medis. Ia berulang kali bertanya di rumah sakit mana, namun rupanya si penelpon ingin terus merusak akal sehatnya dengan terus mengabarkan kondisi sang anak. Ketika ia bertanya, “Yang bawa ke rumah sakit siapa Mas?” Langsung saja rekan-rekan yang lain bertindak dan mendekati rekan kerja tersebut. Mereka langsung tahu bahwa orang yang sedang ia telepon adalah seorang penipu.