Pemahaman Saya Terhadap Zakat Selama ini Rupanya Salah

zakat

Sejak dulu saya menyamakan dasar perhitungan zakat dengan pajak. Pajak dasar perhitungannya adalah pendapatan atau penghasilan. Dengan dasar yang sama saya pun mendasarkan perhitungan zakat kepada pendapatan atau penghasilan saya.

Misalkan pendapatan saya per tahun adalah 100 juta, maka kalau itu dihitung secara pajak, kira-kira pajak saya adalah 10 juta. Namun dengan jumlah pendapatan yang sama, zakat saya hanya 2,5 juta. Jika 100 juta dibagi 12 bulan, maka satu bulannya pendapatan saya setara dengan 8,3 juta.

Continue reading

Perjalanan Menuju Pasar Saham

Saya mulai mengenal investasi sejak tahun 2008 ketika saya menemukan seorang perencana keuangan pribadi lewat sebuah blog. Dari situ saya mulai mengenal yang namanya reksadana dan mulai menggeluti reksadana sejak saat itu. Saya sempat tidak aktif di reksadana saat akhir 2008 lalu dimana saat itu terjadi krisis dunia akibat kesalahan sistem KPR di Amerika. Saya yang mulai kenal dengan reksadana agak takut juga saat itu apalagi saat itu Nilai Aktiva Bersih reksadana yang saya pilih turun jauh sekali hingga lebih dari 50%. Saya pun sempat berhenti sementara melakukan top up reksadana sampai pertengahan tahun 2009.

Reksadana yang saya pilih cuma dua macam, yaitu reksadana saham dan reksadana pasar uang. Reksadana saham untuk jangka panjang (walaupun saat pasar modal turun sempet takut) dan reksadana pasar uang untuk jangka pendek. Saya tidak bermain di jangka menengah karena menurut saya returnnya tidak sepadan dengan penantiannya. Saya aktif melakukan top up di reksadana paling tidak Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta rupiah per bulannya. Saya memilih reksadana Manulife Dana Saham untuk reksadana saham dan Mandiri Investa Pasar Uang untuk reksadana pasar uang. Tidak ada alasan istimewa memilih keduanya. Alasan utama saya adalah top up fee keduanya adalah nol persen.

Continue reading

Kontrol Pengeluaran dengan Ngaturduit.com

Beberapa hari lalu sempat ada pembicaraan singkat antara saya dengan istri. Intinya saya mempertanyakan pembagian uang bulanan untuk saya yang walaupun ada uang tambahan yang saya peroleh dari kantor, namun pembagian untuk saya sepertinya segitu-gitu saja selama bertahun-tahun. Istri saya menjawab singkat dan tepat. “Kan pengeluaran kamu semua yang atur. Kalau dapatnya segitu aja ya salah kamu.” Betul juga ya. Selama ini memang pengeluaran rutin saya yang atur. Pembayaran kartu kredit, bayar cicilan, bayar zakat dan sedekah, investasi, belanja bulanan semuanya saya yang mengatur. Namun tetap saja saya merasa selama ini bagian saya segitu-gitu aja tidak berubah.

Saya sempat berpikir. Pengeluaran apa yang paling besar per bulannya? Walaupun saya mendapatkan bonus, THR atau tambahan pemasukan karena kunjungan ke lapangan, saya tidak merasakan tambahan pemasukan tersebut. Buktinya posisi uang kas di tabungan saya akhir periode tidak bertambah. Yang ada adalah sisa saldo dari bulan ke bulan tidak banyak berubah, walaupun saya merasa tidak membeli apa-apa.

Continue reading